Share

Bab 33

Author: Rusmiko157
last update Last Updated: 2025-06-15 16:36:59

“Aku tidak yakin ini ide bagus.” Langkah Elena berhenti di depan lobi.

Eric memegang kedua bahu Elena, menatapnya lekat. “Kau hanya gugup. Percaya padaku. Ini adalah kesempatan emas. Ribuan orang ingin bekerja di perusahaan ini, dan ribuan juga yang ditolak. Kau memiliki privilege, jadi jangan sia-siakan kesempatanmu, Abby.”

Bukan tentang privilege, melainkan masa lalu yang belum selesai. Elena menggelengkan kepala, menunduk sambil menghela napas. “Entahlah. Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukannya.”

“Kau hanya perlu percaya pada dirimu sendiri, dan kau pasti bisa,” kata Eric.

Meskipun Elena merasa ini bukan keputusan terbaik, tetapi saat melihat wajah penuh harap tunangannya, dia merasa bersalah. Eric sudah melakukan banyak hal untuknya, dan pasti tidak akan adil jika dia menolak. Akhirnya, Elena menganggukkan kepala, meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja.

“Doakan aku beruntung.” Elena menggenggam tangan Eric.

“Pasti. Keberuntungan selalu menjadi nama tengahmu,” balas Er
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 40

    Langkah lebar Sean hampir membuat Elena kewalahan. Elena bahkan masih merasakan jetlag setelah menempuh perjalanan udara lebih dari delapan jam, tetapi Sean tidak memberinya kesempatan untuk bersantai sedikit. Mata Elena sempat melirik pada wanita di balik meja front liner yang bergegas menghubungi seseorang ketika melihat Sean memasuki lobi. Wajahnya tampak cemas, seolah kedatangan Sean adalah bencana besar.Hanya dalam hitungan detik, seorang pria dengan setelan kerja rapi tampak berjalan tergopoh-gopoh menyambut, seakan sudah menunggu Sean.“Selamat datang, Tuan Blackwood,” sapa pria itu.Langkah Sean tidak berhenti, bahkan tidak memandang pada orang yang menyambutnya.“Panggil semua kepala divisi ke ruang konferensi! Kita adakan rapat darurat,” titah Sean tegas.“Baik, Tuan.” Pria berambut pirang itu segera berbalik, melaksanakan perintah Sean.Tiba di depan pintu lift, Sean berhenti. Jake dengan sigap menekan tombol, lalu kembali berdiri di samping Sean. Lift terbuka tak lama kem

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 39

    “Pekerjaan apa yang dimulai pukul 5 pagi?” Elena tidak bisa berhenti menggerutu saat harus beranjak dari atas ranjang.Namun, panggilan “Nona Winter” yang Sean ucapkan terdengar serius. Elena yakin jika Sean tidak akan menghubunginya di pagi buta dengan begitu emosi, jika bukan karena hal mendesak.“Apa yang terjadi?” gumam wanita itu.Sebelum Sean kembali meneleponnya dan berteriak, Elena segera bersiap.Keluar dari kamar, wanita itu bertemu dengan Eric. Pria itu menatap Elena dengan dahi terlipat dalam.“Abby? Ini masih sangat pagi. Kenapa kau sudah memakai pakaian kerja?” tanya Eric. “Bahkan matahari belum terlihat di luar sana.”Pertanyaan itu tidak membuat Elena kaget. Wanita itu mengedikkan bahu. “Sean memintaku datang ke rumahnya.”“Sepagi ini?” Raut heran tergambar jelas di wajah Eric.Elena mengangguk samar. “Dia… sepertinya sangat marah.”“Apa yang terjadi?” Eric tampak khawatir.“Aku tidak tahu.” Elena menilik jam tangannya. “Maaf, aku harus segera pergi. Jika Roxy bangun,

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 38

    “Abby? Kau pulang larut sekali.” Eric menyambut kepulangan Elena dengan raut khawatir. “Apa terjadi sesuatu?”Tubuh Elena sudah sangat lelah. Yang ingin dia lakukan sekarang hanyalah berendam dalam air hangat, lalu tidur. Namun, dia tak bisa mengabaikan Eric yang begitu perhatian padanya.Senyum kecil terukir di bibir Elena. “Pamanmu sangat sibuk. Mau tidak mau, aku harus mengikuti semua jadwalnya. Di mana Roxy?”“Dia sudah tidur. Kau pasti sangat lelah.” Eric membelai kepala Elena. “Aku akan minta pelayan menghangatkan makanan untukmu. Pergilah mandi, lalu makan malam denganku.”“Apa kau menungguku?” Elena mengerutkan wajahnya.Senyum hangat di bibir Eric menjawab pertanyaan itu. “Aku khawatir kau terlalu sibuk hingga tidak sempat makan malam,” ujarnya sambil membelai wajah wanita itu.“Eric….” Elena melemaskan bahu, merasa bersalah. “Kau tidak perlu melakukan ini. Seharusnya aku memberitahumu kalau aku akan pulang terlambat. Maafkan aku.”“Jangan minta maaf. Pergilah, aku akan menun

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 37

    “Jadi, bagaimana penampilanku?” Elena setengah mengangkat kedua tangannya.Pertanyaan itu menarik kembali Sean dari pikirannya. Tetap terlihat tenang, pria itu membuat ekspresi kurang puas seraya berkomentar, “Cukup bagus.”“Apa katamu, Tuan Blackwood?” Deborah si pemilik butik itu protes dengan penilaian Sean. Dia berdiri di samping Elena, dan berkata, “Lihatlah! Dia sangat menawan. Gaun ini membuatnya terlihat seperti seorang ratu.”Dengan sikap tenangnya, Sean mendekat pada Elena. Iris hitamnya terpaku pada sosok cantik dengan gaun berwarna merah marun tersebut. “Dia baru akan terlihat seperti seorang ratu jika dia mengenakan ini.” Pria itu membuka sebuah kotak perhiasan di hadapan Elena.Secara refleks, bola mata Elena bergulir lambat, memandang sebuah kalung cantik di dalam kotak. Sebuah kalung dengan liontin bertahtakan ruby itu berkilau, memantulkan cahaya lampu yang membuatnya semakin terlihat elegan dan mahal.“Manis sekali. Kau wanita yang sangat beruntung, Nona,” komentar D

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 36

    Langit sudah gelap ketika meeting dengan Benedict Harper selesai. Mereka kembali ke mobil dengan rasa lelah. Elena yang hanya menyimak meeting seharian ini saja merasa tenaganya terkuras, apalagi Sean yang harus perang urat dengan orang-orang itu.“Kapan jadwalku kosong?” tanya Sean seraya melonggarkan dasi.Elena memeriksa jadwal, membacanya dengan teliti sebelum menjawab, “Ada waktu kosong dari pukul 3 sampai 6 petang di hari Kamis.”“Atur jadwal untuk kunjungan ke pabrik. Hubungi Samantha dan minta dia menyiapkan laporan belanja produksi yang aku minta tadi pagi.”“Baik.” Elena segera mengatur jadwal tambahan di hari Kamis, kemudian menghubungi Samantha dan menyampaikan apa yang Sean perintahkan.Tidak ada pembicaraan lebih lanjut selama beberapa menit setelah itu. Sean tampak fokus pada layar ponsel, membaca beberapa pesan penting. Lalu tiba-tiba saja, di tengah keheningan itu, Sean bertanya, “Siapa ayah dari anakmu?”Pertanyaan itu menyentak Elena, hingga wanita itu hampir tersed

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 35

    “Maaf.” Berjalan tergesa-gesa, Elena tak sengaja menabrak seseorang.Situasi ini membuat Elena merasa tertekan. Dia pergi ke toilet untuk menenangkan diri. Dia basuh wajahnya dengan air dingin, berharap dapat meredakan emosi yang mengacak-acak hatinya.“Aku tidak bisa melakukan ini lagi.” Elena memandang wajahnya yang basah, meneteskan bulir-bulir air. Tangannya memegang erat pinggiran wastafel, menopang tubuhnya yang gemetar.Meski sudah berusaha melawan, Sean dan segala tentang dirinya adalah kutukan. Elena tidak tahu apakah dia sanggup lebih lama lagi berada di dekat pria tersebut.“Eric….” Elena menunduk, memejamkan mata rapat-rapat. “Apa yang harus kulakukan kalau dia tahu tentang ini?” Dia menarik napas dalam, memandang pantulan wajahnya di cermin, lalu menggeleng pelan. “Tidak. Eric tidak boleh tahu. Aku tidak ingin kehilangan dia.”Masa lalunya dengan Sean seperti bom waktu. Semua mimpi yang dia rajut bersama Eric bisa hancur berantakan jika sampai pria itu tahu semuanya, tent

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status