Share

Bab 9

Author: Rusmiko157
last update Huling Na-update: 2025-05-20 21:55:46

Elena masih duduk di ruang makan, mencoba menikmati sisa sarapan. Pikirannya terus berkecamuk, memikirkan pesan dari Sean yang terasa seperti rantai tak kasat mata di sekelilingnya. Dia tersentak ketika Jake muncul di ambang pintu, membawa amplop hitam kecil di tangannya.

"Nona Elena," Jake memulai, berjalan mendekat dengan langkah penuh keyakinan. “Bagaimana harimu?” tanyanya basa-basi.

“Pertanyaan yang tidak perlu aku jawab,” kata Elena.

Senyum kecil terukir di sudut bibir Jake. "Tuan Blackwood memintaku memberikan ini kepadamu,” ujarnya seraya menyodorkan sebuah amplop.

Elena mengambil amplop itu dan membukanya. Di dalamnya ada sebuah blackcard dengan namanya yang terukir halus di permukaan.

"Untuk apa dia memberiku ini?" tanya Elena, meski sudah menduga jawabannya.

"Tuan Blackwood ingin kau membeli pakaian baru yang bersih dan layak," jawab Jake, nadanya netral seperti biasa, tetapi membuat Elena berpikir keras.

Elena mengerutkan kening. Kalimat itu terdengar seperti sindiran, seo
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 46

    Seperti tidak ada masalah yang terjadi. Setelah pertemuan pagi itu, sikap Sean tampak biasa saja. Tidak ada lagi pembahasan tentang identitas Roxy. Sean tampak seperti tidak lagi peduli siapa ayah biologis Roxy. Namun, Elena tidak bisa menganggap masalah ini selesai begitu saja. Dia tetap waspada, sebab dia tahu Sean dapat melakukan apa saja yang mungkin tidak pernah dia duga.“Eric?” Elena sedikit terkejut melihat Eric keluar dari ruang kerja Sean.“Hei, aku pikir kau sedang tidak di kantor.” Eric menghampiri Elena yang berada beberapa meter saja darinya. “Paman Sean mengatakan kau sedang ada pekerjaan di luar.”“Ya, aku baru saja kembali.” Sekilas Elena menengok ke pintu ruangan Sean, lalu kembali fokus pada Eric. “Apa yang kau lakukan di sini?”Raut wajah Eric berubah muram. Hal itu terbaca oleh Elena, dan wanita tersebut langsung bertanya, “Apa ada masalah? Katakan, Eric! Apa yang terjadi?”“Aku harus pergi ke Lisbon.” Eric mengangkat berkas di tangannya. Pria itu menarik sudut bi

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 45

    Tubuh Elena membeku. Matanya membola, seiring dengan irama jantung yang menggila. Kaki yang melangkah penuh semangat itu seolah mendadak lumpuh. Duduk di salah satu kursi, seorang pria yang Elena harap tidak akan pernah bertemu dengan putrinya, sedang berbincang dengan sang kekasih. Percakapan yang tampak ringan itu harus terhenti tatkala Elena dan Roxy muncul dalam ruangan. Dua pasang mata di sana langsung bergulir pada ibu dan anak tersebut.“Sean?” Elena bergumam dengan bibir yang bergetar. Suaranya lirih, hingga hanya dia sendiri yang mendengar.“Abby, Roxy!” sapa Eric dengan senyum sehangat mentari pagi. “Kita kedatangan tamu istimewa pagi ini.”Eric sama sekali tidak tahu ketegangan seperti apa yang Elena rasakan. Pria itu mengira kedatangan Sean adalah sebuah keistimewaan, sebagai isyarat bahwa hubungannya dengan Elena telah mendapatkan restu.Sebagai tindakan defensif, Elena menarik tangan mungil Roxy, dan membawa gadis kecil itu ke belakang tubuhnya. Matanya menatap Sean deng

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 44

    “Katakan sekali lagi!” Mata Sean menatap Elena lebih dingin. Suara dalamnya terasa menusuk.Dengan berani, Elena mengangkat dagu, membalas tatapan Sean sama tajam. “Aku akan membayar semua yang telah kau berikan padaku dan ibuku. Kau hanya perlu mengatakan berapa banyak yang telah kau habiskan.”Bola mata Sean begerak tenang, memindai wajah cantik yang sedang menatapnya penuh keberanian. Keberanian itu menjadi salah satu daya tarik yang memikat sekaligus menantang harga diri, meski ego memaksanya untuk menekan perasaan tersebut. Amarah sempat tergambar jelas dalam sorot mata Sean, namun dalam sekejap berubah menjadi tatapan sinis yang intimidatif. Sean tidak akan membiarkan perasaan melankolis mengalahkan sisi iblis di dalam dirinya.“Jadi sekarang kau ingin menyombongkan diri dengan uangmu yang tidak seberapa itu?” ujar Sean.“Tidak ada yang namanya menyombongkan diri. Aku hanya muak kau selalu menggunakan alasan yang sama untuk mengintimidasiku, mengontrolku, dan bertindak semena-me

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 43

    Elena merinding. Ini bukan tentang apa yang pernah terjadi antara dirinya dan Sean, melainkan apa yang dia hadapi selama di Lisbon mendampingi pria tersebut. Secara personal, Sean adalah bajingan tampan yang selalu berusaha mengendalikan hidup Elena. Namun, sosok yang Elena lihat selama beberapa hari terakhir di Lisbon bagaikan jelmaan Hades yang sedang menunjukkan seperti apa neraka yang sebenarnya.Cara Sean menyelesaikan masalah di perusahaan membuat Elena merasa seperti sedang menghadapi persidangan dengan hakim yang sangat kejam, yang siap menebas kepala siapa saja yang bersalah.“Jika dalam dua hari masih tidak ada progres, jalankan plan B!” Sean menutup berkas, kemudian beranjak dari balik meja, melenggang menuju pintu sembari mengancingkan jasnya.“Baik, Tuan.” Jake mengangguk, melangkah mengikuti bosnya.Elena gegas mengikuti mereka, tak ingin tertinggal dan membuat raja neraka di depan sana semakin murka.“Apa plan B yang dia maksud?” bisik Elena pada Jake.Langkah kaki Jake

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 42

    “Mau ke mana kau?” Pria itu membuka mata saat merasakan sebuah gerakan yang Elena lakukan.Elena merotasi bola mata, jengah. “Ini sudah pagi. Aku akan pergi mandi dan bersiap untuk bekerja hari ini,” sergahnya, meski masih terlalu pagi untuk dirinya bersiap-siap.Wanita itu beranjak dari sofa bed, tetapi Sean menarik tubuhnya kembali. Tak ayal, Elena limbung dan kembali jatuh dalam pelukan Sean. Bahkan kali ini dengan posisi intim yang canggung. Elena berada di atas tubuh Sean.“Apa yang kau lakukan?” murka Elena. Dia hendak melepaskan diri dari Sean, tetapi pria itu menahannya dengan kuat.“Kau hanya akan pergi jika aku memintamu,” tegas Sean.Elena merasa terancam. Di ruangan itu hanya ada dirinya dan Sean. Tidak ada yang dapat dia mintai tolong, sekalipun itu Jake yang entah ada di mana sekarang.“Lepaskan aku!” desis Elena.Sudut bibir Sean terangkat, menampakkan seringai licik.“Aku akan melepaskanmu setelah kau memberiku ciuman pagi,” ujar Sean.“Tidak akan pernah!” Dengan tegas

  • SIMPANAN SANG MILIARDER   Bab 41

    “Baiklah.” Elena melemaskan bahu. “Aku akan memesan kamar terpisah.”Jika tidak bisa pulang ke apartemen, setidaknya dia bisa memesan kamar yang terpisah.Sean menatap wanita itu dengan tegas. “Siapa yang mengizinkamu memesan kamar terpisah?”Sikap dominan Sean membuat Elena memutar mata jengah. “Aku tahu aku adalah asistenmu, tapi tidak berarti aku harus 24 jam selalu bersamamu. Aku juga memiliki privasi.”“Tidak ada negosiasi, Nona Winter!” Sean berbicara dengan tegas, lalu berjalan pergi meninggalkan Elena.Wanita itu mengepalkan kedua tangan, lalu mengentakkan kakinya. Dia menggerutu, menganggap Sean semena-mena terhadap dirinya. Dalam situasi tertentu, Sean selalu memanggilnya dengan nama Winter, seolah ingin menegaskan bahwa sebagai siapa pun, Elena akan tetap berada di bawah kendalinya.“Jangan menyalak di hadapan singa yang sedang kelaparan,” bisik Jake.“Dia bukan singa kelaparan tetapi iblis jahanam,” sahut Elena, menatap kesal pada punggung Sean. Lalu, dia menoleh pada Jake.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status