Share

Bab 2

Author: Fina FH
last update Last Updated: 2022-06-24 21:10:39

“Maksud kamu apa, Mas?“ tanyaku tidak paham. ‘Isi' apa yang Mas Adnan maksud, bukankah yang namanya martabak ada isinya telur dan sayur? Ah, entahlah.

Mas Adnan menghela nafas, seperti berat mengatakan sesuatu. “Ada pelet di dalam martabak itu, Dek. Tiara ingin merusak hubungan kita melalui Ibu." Mas Adnan berhenti sejenak menyeruput kopi pahitnya. Ia sangat menyukai kopi yang kental dan pahit.

“Masak sih, Tiara seperti itu?” Aku mengernyitkan dahi, ‘Serius Tiara seperti itu? ‘ batinku bergejolak, banyak sekali pertanyaan yang ingin kulontarkan, tapi kutahan. Tidak semuanya harus aku tanyakan saat ini juga.

Mas Adnan mengangguk, “Iya, Tiara tidak suka melihat kita hidup bahagia,“

“Aku gak percaya.” Jelas saja aku tak mempercayai ucapan Mas Adnan. Kalau kalian tahu, pasti akan berpikiran sama sepertiku.

Tiara adalah perempuan yang terlihat sempurna, wajahnya cantik, berkulit putih bersih, dan berkarir. Berbeda jauh denganku yang biasa saja, kulitku tak seputih Tiara, dan aku hanya ibu rumah tangga biasa, mengerjakan perkerjaan rumah dan mengasuh anak.

Dulu pernah ingin berkarir, bekerja sebagai PNS dan berwirausaha sendiri. Namun, apalah dayaku, kuliah tidak lulus, jangankan menjadi PNS, berjualan saja aku tak bisa. Karena masalahku di masa lalu, membuatku sedikit menjauh dari orang-orang. Nyaliku ciut saat bertemu orang, apalagi mereka yang membenciku.

“Terserah kalau kamu tidak percaya.” Mas Adnan kembali menyeruput kopinya. “Lain kali kalau dia datang, buang apapun yang dia bawa.” Perintah mas Adnan membuatku berpikir sejenak.

“Gak enak dong sama Tiara, nanti takutnya dia tersinggung." Aku tipe orang yang mudah tidak enak dengan orang lain. Aku tidak ingin Tiara berpikir buruk tentangku apabila apa yang dia bawa langsung dibuang.

“Kalau orangnya sudah pulang, baru kamu buang, Dek." Mas Adnan terlihat kesal, jangan menghina karena aku loading lama ya, Mak. Memang seperti inilah aku apa adanya, kalau tidak dijelaskan rinci aku tidak akan paham.

“Iya, Mas, iya!” jawabku sewot, begitu saja dia sudah kesal.

“Tapi aku masih gak percaya loh, kok Tiara seperti itu sih?” Aku bergumam sendiri, masih tidak percaya.

Seolah mendengar ucapanku, Mas Adnan berkata, “ Dia memang seperti itu, makanya aku gak suka! Semua teman dekatnya, bisa sedekat itu karena Tiara yang bikin mereka suka, bukan murni suka.”

Aku menghela nafas, “Rumit sekali sih?“

Mas Adnan nampak tersenyum, ah bukan, mengejek lebih tepatnya. “Begitulah dia, ingin menjadi pusat perhatian, egois, dia ingin didengar, tapi tidak mau mendengar orang lain.” Lagi-lagi aku terkejut mendengar cerita Mas Adnan, selama menjadi istrinya aku belum pernah mendengar Mas Adnan menceritakan tentang Tiara.

Sebelumnya Tiara jarang sekali kemari, dan aku pun tidak peduli dengannya. Dia hanya masa lalu Mas Adnan, masa lalu buruk yang harus dibuang, kalau kata Mas Adnan. Aku tidak ingin bertanya, karena sepertinya mas Adnan tidak ingin bercerita.

Kemarin adalah kali pertama Tiara datang dan membawa martabak telur kesukaan Ibu. Ternyata tujuannya ingin membuat Ibu membenciku dan mengusir dari rumah ini. Apa yang akan kalian lakukan, jika menjadi aku?

“Ikuti alur dia, Dek. Pura-pura gak tahu kalau kita sudah mengetahui niat busuknya,” perintah Mas Adnan. Kenapa dia terlihat tenang? Kalau aku menjadi dia, akan kukembalikan pelet yang ia kirimkan. Mampus sekalian saja, aku tidak peduli.

Andaikan yang kena aku atau Mas Adnan itu tidak masalah, InsyaAllah kami paham bagaimana menghilangkan pengaruh pelet itu, nah ini Ibu Mertua, beliau sama sekali tidak terlibat apapun dengan masalah kami. Aku tidak terima!

“Kenapa harus diem-diem gitu? Udah jelas dia ingin mencelakai Ibu, dan ingin kita berpisah. Kok Mas masih tenang-tenang saja sih? “ tanyaku kesal.

Mas Adnan menghela nafas lagi, “Dek, coba bayangkan, misal dia tahu kita menghilangkan pengaruh pelet itu dari Ibu, Tiara akan semakin tidak terima, dia akan terus menerus mengirimkan pelet yang lebih berat efeknya. Kasihan Ibu,” jelas Mas Adnan.

“Haah, baiklah.” Aku menyenderkan kepala di bahu Mas Adnan. Kurasakan tangannya mengelus rambutku.

Mungkin dari kalian ada yang bertanya, dari mana Mas Adnan tahu Martabak itu ada isinya. Mari aku jelaskan, tapi rahasia ya? Jangan bilang Tiara, nanti dia semakin brutal. Aku tidak ingin terjadi apapun pada Ibu mertuaku tercinta.

Jadi sedari kecil, mata Mas Adnan berbeda dengan kita yang normal. Kenapa? Mas Adnan mempunyai indra keenam atau semacamnya. Dia bisa melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh mata normal, jadi dia mas Adnan gak normal dong matanya? Iya, dalam artian mata Mas Adnan adalah langka. Tidak semua orang memiliki kemampuan itu, ah ada yang bilang juga itu bukan kemampuan, tetapi musibah. Aku tidak peduli! Karena berkat mata mas Adnan, Alhamdulillah kami bisa melewati beberapa kali masalah yang berhubungan dengan ilmu Hitam.

Sebelum Mas Adnan menikah, ia belajar mengendalikan kemampuan indra keenamnya, ia belajar bagaimana menyembuhkan orang yang terkena pelet, guna-guna, ataupun santet. Mas Adnan pernah bercerita, apabila ada orang yang memiliki indra keenam, tapi tidak bisa mengendalikannya, maka bisa jadi orang ini menjadi gila.

Cup!

Kurasakan Mas Adnan mencium rambutku, beralih menciumi tengkuk yang memberikan sensasi tidak biasa. Aku tahu apa maksudnya, kugandeng tangan Mas Adnan, mengajaknya ke kamar untuk mencari jalan surga bersama.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SISI LIAR JANDA SUAMIKU    Ekstra part 3

    Pukul 8 pagi, Jo sudah berada di kantornya, beberapa menit lagi ia harus meeting dengan klien penting. Ia berjalan cepat dari tempat parkir menuju ruangannya. Sesekali ia mengangguk saat berpapasan dengan karyawannya.CeklekJo mengernyitkan dahi saat melihat ada sebuah kotak yang berukuran sedang di atas mejanya. Ia menatap sekeliling sebelum masuk ke dalam ruangannya, tidak ada siapa pun yang bisa ditanyai.Setelah menutup pintu, ia berjalan menuju meja kerjanya. Ia menatap kotak yang berwarna merah muda itu dengan teliti, mencari nama pengirim atau semacamnya. Sayangnya, tidak ada.“Siapa pengirimnya? Salah kirim atau bukan?” tanya Jo, berbicara sendiri.Jo membuka kotak itu perlahan, matanya melebar saat melihat isinya. Ia mengangkat dengan ujung jarinya, seolah jijik. Sebuah celana dalam dan bra dengan renda di setiap tepi.‘Siapa orang g*la yang mengirimkan benda menjijikkan ini?’ batin Jo kesal.Tanpa sengaja ekor matanya melihat sebuah kertas yang terselip di antara bra berwar

  • SISI LIAR JANDA SUAMIKU    Ekstra part 2

    [Mbak, ini foto yang mbak Tiara minta.]Pesan masuk dari bu Keke, tetangga Adnan yang rumahnya persis di depan. Beliau mengirimkan setidaknya ada 10 foto Nando, saat ia bermain di halaman, bahkan foto saat makan di suapi Bu Rini, ibu Adnan.“Ya Allah, cerdas sekali bu Keke, bisa mendapatkan foto di dalam rumah.”Mata Tiara terbelalak saat melihat salah satu foto Nando yang makan hanya dengan nasi putih, Tiara yakin itu hanya nasi yang ditaburi garam. Tiara ingat sekali, saat Adnan tidak punya uang, ia lebih memilih makan dengan garam saja.“Aku harus kirim foto ini agar segera di proses di pengadilan.” Tiara segera mengirimkan semua foto itu pada Jo yang saat ini masih berada di kantor.Tiara yakin, kemarin Jo sudah menghubungi pak Dewa untuk menggugat hak asuh Nando ke pengadilan.Memang salah Tiara, dulu mengizinkan Nando di asuh oleh Adnan, saat itu Tiara belum bisa berpikir jernih, belum berkomitmen dengan Jo. Jadi ia masih bingung dengan keadaan dirinya sendiri.Tok tok tok“Ma,

  • SISI LIAR JANDA SUAMIKU    Ekstra part 1

    “Pa, tolong buatkan susu untuk Reihan.” Tiara sedang memandikan Reihan, buah cintanya bersama Jo.“Kan masih mandi?” protes Jo.“Iya, setelah mandi biar langsung minum susu, Pa. Udah gih, cepetan bikinin.”“Iya iya,” jawab Jo sambil beranjak keluar dari kamar mandi. Karena Tiara sudah menyiapkan air, botol, dan susu di atas meja, mudah saja Jo meraciknya.Tiara mengangkat Reihan ke atas ranjang, lalu mengeringkan tubuhnya menggunakan handuk. Lalu mengoleskan minyak telon, bedak, dan memakaikan baju. Bayi berumur 7 bulan itu terus menggerakkan kaki dan tangannya senang, sesekali menyunggingkan senyum.“Lucu sekali anak mama, udah ganteng sekarang.” Tiara menyemprotkan sedikit parfum pada baju Reihan setelah mengoleskan minyak rambut.Tiara bersyukur, Allah memberikan banyak berkah di dalam hidupnya. Menghadirkan Jo sebelum terlambat, memberikan kenikmatan hidup selama ini.Reihan hadir membawa suasana baru di rumah Jo, setelah ada Reihan, Jo lebih sering menghabiskan waktunya di rumah

  • SISI LIAR JANDA SUAMIKU    Bab 45 (Ending)

    “Kamu jahat, Mas. Kamu apakan dia?” teriak Mila sambil terisak.Mila segera berlari menghampiri Erga yang sudah terkapar tidak berdaya di teras. Ia menyangga kepala Erga dengan tangannya.“Kamu jahat sekali, apa salah dia? Kenapa kamu hajar sampai seperti ini?” teriak Mila histeris. Bukan seperti ini keinginan Mila, ia tidak suka Adnan berbuat kasar dan main hakim sendiri.“Bela terus selingkuhanmu itu! Kalau perlu sekalian saja kamu keluar dari rumah ini. Perempuan sepertimu tidak pantas diperjuangkan,” hardik Adnan, matanya memerah menahan emosi.Hati dan pikiran Adnan sudah dibutakan oleh nafsu dan gelap karena iri dan benci. Ia sudah pernah dikhianati, sekarang seseorang yang dulu ia perjuangkan mati-matian juga mengkhianati cintanya.“Jaga ucapanmu, Mas. Secara tidak langsung kamu sudah menalakku.”“Lebih baik berpisah saja, aku lelah terus dikhianati.”“Baiklah! Aku akan pergi dari sini.”Mila membantu Erga bangun, bibir dan hidungnya mengeluarkan darah segar bekas pukulan Adnan

  • SISI LIAR JANDA SUAMIKU    Bab 44

    “Mama... “ teriak Nando berlari dan menghamburkan peluk ke arah Tiara.Jo mengernyit melihat Nando begitu dekat dengan Tiara, dan memanggilnya mama.“Siapa anak ini?” Tanya Jo pada Tiara.Nando sudah berada di gendongan Tiara, sambil mencium dan memeluk leher mamanya erat.Tiara tersenyum pada Jo, lalu berkata,” Ini anakku yang pernah aku ceritakan.”“Jadi, kamu... “ Jo menunjuk Tiara dan Adnan bergantian.“Iya, Mas. Dia mantan suamiku.” Mendengar itu, Jo mengangguk paham. Lalu mengambil alih gendongan Nando, ia tidak mau Tiara kelelahan karena saat ini sedang hamil.“Halo, jagoan. Nama kamu siapa?” Jo bertanya pada Nando dengan riang, seolah sudah pernah bertemu.“Nando,” jawab Nando singkat.“Aku gak nyangka, ternyata istri lo bekas gue,” celetuk Adnan sambil menyunggingkan sebelah bibirnya.Seketika Jo merasa panas, emosi sudah berada di ubun-ubun. Segera Tiara mengelus lengan suaminya, dan mencoba menenangkannya.Sang tuan rumah belum terlihat, sepertinya masih sibuk di belakang.

  • SISI LIAR JANDA SUAMIKU    Bab 43

    “Ah, kenalkan, ini Mila. Dia pacarku,” ucap Erga jumawa.Tiara mengernyitkan dahinya tidak percaya dengan ucapan Erga.‘Dasar perempuan gila, sudah mengambil suamiku, masih mencari laki-laki lain’ batin Tiara kesal.“Pacar kamu?” tanya Tiara tak percaya.Erga menganggukkan kepala mantap, sedangkan Mila melotot menatap Tiara.“Kamu udah cek status dia?” Tanya Tiara tak peduli Mila yang terus melotot padanya. Ia harus menyelamatkan Erga dari jerat Mila, seingat Tiara Erga sekarang sedang berada di puncak kejayaannya. Bisa jadi Mila hanya memanfaatkan Erga. Setidaknya itu yang ada di pikiran Tiara sekarang.“Maksud kamu?” tanya Erga bingung mendengar pertanyaan Tiara.“Iya, coba tanya dia yang lebih paham. Dan juga, sekedar saran, jangan gampang percaya dengan ucapan orang, coba kamu cek siapa perempuan itu sebenarnya.” Setelah mengucapkan itu, Tiara menerima uang kembalian dadi kasir. “Aku duluan ya,” pamit Tiara cuek.Entah setelah ini Mila tetap berhubungan dengan Erga atau tidak buka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status