Share

Membuat Rebecca Kesal

Hari berikutnya.

Rebecca berdandan sangat cantik layaknya putri di negeri dongeng. Mengenakan gaun berwarna biru laut dengan sebuah mahkota di kepalanya, menambah kesan anggun bagi sang wanita yang sedang berulang tahun.

Matthew pun terlihat gagah dan tampan dengan setelan jas yang senada dengan gaun Rebecca.

"Selamat ulang tahun, Sayang. Ini hadiah untukmu." Matthew memberikan sebuah kotak berukuran sedang yang sudah dibungkus sangat indah. Ada pita warna emas di atasnya, membuat Rebecca tersenyum sumringah.

"Terima kasih, Sayang." Rebecca mengecup bibir Matthew di hadapan semua orang. Dia mengambil hadiah tersebut dan berniat untuk membukanya sekarang.

Rebecca menebak pasti sesuatu bernilai fantastis ada di dalam kotak tersebut. Mungkin sertifikat rumah, tanah atau yang lainnya? 

"Apa kau sudah menghubungi si sampah itu, untuk datang pesta ini?" tanya Matthew tersenyum penuh makna.

"Tentu, Sayang. Aku sudah meminta sampah itu untuk datang. Kamu tenang saja, Sayang." Rebecca mengalungkan tangannya di leher sang kekasih. Sementara Matthew merangkul pinggang Rebecca mesra. 

"Aku ingin membuka hadiahnya," ungkap Rebecca lembut, yang lantas mendapat anggukan kepala dari Matthew.

"Rebecca!" 

Namun, sebelum Rebecca bisa membuka hadiah tersebut, seseorang telah memanggilnya dari kejauhan.

Rebecca melambaikan tangannya cepat. Ternyata yang datang adalah sahabat lamanya. Namanya Vania. Dia meletakkan hadiah itu di meja, lalu berjalan menghampiri Vania. 

"Selamat ulang tahun. Maaf karena aku tidak memiliki waktu lama untuk memilih hadiah. Jadi, kubawakan ini saja." Vania memeluk Rebecca sejenak sebelum akhirnya dia menyerahkan hadiah khusus, kepada sang sahabat yang sedang berbahagia itu.

"Kau tidak perlu repot-repot mencarikan hadiah untukku. Kau pasti sangat sibuk mengurus perusahaan milik keluargamu."

"Ah, iya. Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk mengurus perusahaan Daddy. Ada banyak proyek yang harus kutandatangani," aku Vania cukup senang. 

"Kau datang sendiri, Vania?" lanjut Rebecca, sambil melihat ke belakang sang sahabat. Tidak ada orang lain. 

"Aku datang bersama kekasihku. Dia sedang memarkirkan mobil di luar," ungkap Vania.

"Sayang ..." Tak berselang lama, terdengar suara lembut memanggil.

Vania berbalik badan, sedangkan Rebecca menatap lurus pemuda yang berjalan santai ke arah mereka.

Rebecca memandangi pemuda itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Penampilannya sungguh luar biasa. Jas yang melekat dan jam tangan mahal itu. Namun, Rebecca tidak yakin dengan apa yang sedang dilihatnya. 

"Zayn," sebut Rebecca tak bisa menutupi keterkejutannya.

"Sayang, ini kunci mobilnya." Zayn langsung merangkul pinggang Vania sangat mesra. 

Vania tersenyum lembut sambil meraih kunci mobil itu dari tangan Zayn. Tatapan Vania penuh dengan cinta terhadap laki-laki yang telah dicampakkan Rebecca.

[Sang wanita merasa bahagia: Mendapatkan 5 poin karisma]

Zayn mengulas senyuman tipis, saat membaca sekilas layar notifikasi yang hanya bisa dibaca olehnya saja.

"Kau berkencan dengan pria miskin ini?" Rebecca meninggikan suaranya, menatap Zayn dengan jijik seperti sampah.

"Apa maksudmu, Rebecca? Zayn, bukan pria miskin. Dia seorang mengusaha sukses." Vania juga meninggikan suaranya, tidak terima sang kekasih dihina. 

Rebecca pun tertawa keras dan menutup mulutnya dengan sebelah tangan. "Apa katamu? Dia ... Seorang pengusaha? Vania! Kau sedang ditipu olehnya. Zayn bukanlah pengusaha. Dia tidak lebih baik dari seorang sampah. Pekerjaannya saja hanya seorang pelayan di restoran kecil. Pasti, jas yang dipakainya sekarang milik orang lain yang ia curi. Cih ..."

Rebecca mendesis, membuang pandangannya malas sambil melipat kedua tangan di dada. Sementara Vania, yang tidak terima kekasihnya dihina, dia segera mengambil gelas berisi minuman, lalu menyiramkannya ke wajah Rebecca. Sontak membuat Rebecca meradang. 

"Vania! Apa yang kamu lakukan?" bentak Rebecca, kesal karena jus itu membuat kotor gaunnya. Rambutnya yang wangi itu, kini basah kuyup dan lengket. 

"Ada apa ini?" Matthew pun datang dan mendapati Rebecca yang wajahnya basah karena jus.

"Sayang ... Vania membuat gaunku rusak. Dia menyiramkan jus ke wajahku juga," rengek Rebecca mengadu.

"Vania! Apa yang kamu lakukan? Kamu membuat gaun mewah kekasihku rusak. Harga gaun ini sangat mahal!" berang Matthew, tak terima wanita yang dicintainya mendapat perlakuan buruk dari orang lain.

Kini giliran Vania yang mendesis sambil membuang pandangan malas. "Cih, harga gaun itu kurang dari 200 juta. Aku mampu membeli sepuluh gaun yang seperti itu."

Mendengar Vania mampu membeli sepuluh gaun seharga 100 Jutaan, membuat Zayn menelan ludahnya berat-berat. Dia tersentak kaget saat Vania merangkul tangannya.

"Itu pantas untuknya karena dia sudah menghina pacarku!" sungut Vania, merangkul Zayn erat.

[Sang wanita membela: Mendapatkan +20 Poin karisma]

[Lawan merasa kesal: +25 poin karisma]

Zayn menyeringai puas. Dari layar notifikasi, dia bisa melihat sedikit demi sedikit poin karismanya bertambah. Ternyata untuk bisa mendapatkan poin karisma tidak hanya dengan membuat wanita jatuh cinta saja. Dari kekesalan pun mendapatkan poin karisma.

"Vania! Kamu sudah keterlaluan!" Kini giliran Matthew yang naik pitam.

Dia mengambil segelas minuman, kemudian menyiramkannya ke arah Vania. Niat hati ini ingin membalas. Namun, Zayn malah mengambil sikap lebih dulu.

Zayn berdiri membelakangi Rebecca dan Matthew, sehingga minuman yang disiramkan Matthew mengenai jasnya.

"Kamu tidak apa-apa, Sayang?" Zayn menatap sendu Vania penuh pesona.

Vania mengangguk pelan tanpa bisa berkata.

Keduanya saling memandang satu sama lain dengan lekat, membuat Matthew dan Rebecca kesal.

[Sang wanita merasa terpesona: Mendapatkan +30 Poin karisma.]

"Kalian!!!!" Rebecca menghentakkan kakinya, merengek kesal.

Vania menarik tangan Zayn, mendorongnya supaya berdiri di belakangnya. "Kalian sudah membuatku marah! Rebecca! Mulai hari ini kita bukan lagi teman!" tegas Vania tanpa berkedip. 

"Kamu keterlaluan, Vania!" Rebecca mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan mata sang sahabat. 

"Gara-gara pria miskin tak berguna ini, kau mengakhiri pertemanan kita!" Suara Rebecca meninggi. "Kau lupa, daddyku salah satu pemegang saham di perusahaan Daddymu!" 

Vania menyeringai mendengar pengakuan Rebecca. "Kalau begitu, mulai hari ini kerja sama kita berakhir!" 

"Ah?"

Vania pun menarik tangan Zayn, lalu berjalan pergi dari sana. Tanpa lagi menoleh. 

Sementara Rebecca terus berteriak memanggil. Namun, Vania sudah menutupi gendang telinganya. Masa bodo dengan Rebecca sekarang.

Selang beberapa menit. Vania dan Zayn sudah berada di dalam mobil. Keduanya saling memandang cukup lama.

"Terima kasih, kamu sudah membela aku di depan Rebecca dan Matthew," ucap Zayn pelan, tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya.

Vania tersenyum simpul. Mulutnya sudah terbuka separuh. Namun, sebelum dia sempat berucap. Zayn lebih dulu menarik tengkuk Vania. Apa yang terjadi selanjutnya. 

Dia mencium bibir ranum sang kekasih. Vania memejamkan matanya, merasakan sentuhan hangat dari pria yang berhasil mencuri hatinya sejak pertemuan pertama.

[Sang wanita merasa senang setelah mendapat ciuman: +50 Poin Karisma.]

[Selamat! Anda berhasil naik satu level]

    

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
c zayn enak nih dpt untung double dong......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status