Share

Setelah Berkencan

Vania mengantar Zayn hingga pintu apartemen. 

"Masuklah," pinta Vania.

 "Kamu tidak ingin masuk juga, Sayang?" tawar Zayn ramah, sekedar basa-basi. 

Berlama-lama dengan Vania, membuatnya seperti terlahir kembali. Dunianya sekarang dipenuhi warna. Bukan hanya hitam saja.

"Tidak untuk sekarang, Sayang. Lain kali saja ya. Daddy memintaku untuk pulang hari ini. Nanti aku kabari kamu ya."

Vania mengecup pipi kanan Zayn lembut. Kemudian tersenyum sumringah sampai lengkungan bibirnya terlihat.

[Sang wanita merasa senang: Mendapatkan +10 Poin Karisma]

"Iya, Sayang. Pergilah. Jangan biarkan Daddymu menunggu," ucap Zayn sambil mengelus lembut kedua pipi Vania.

"Love you, Sayang." 

"Love you too, Sayang," balas Zayn, disertai kecupan hangat di kening sang kekasih.

[Sang wanita merasa Jatuh Cinta: Mendapatkan +20 Poin karisma.]

Kini Zayn tahu, bagaimana memperlakukan wanita, dengan begitu poin karismanya akan bertambah. Level pun akan cepat naik. 

"Dah, Sayang." Vania mulai melenggang pergi sembari melambaikan tangan.

"Masuklah!" sambungnya kemudian.

Zayn mengangguk, lalu membuka pintu apartemennya. Setelah memastikan Zayn masuk, barulah Vania mempercepat langkahnya.

"Tuan!" seru Calista, sontak membuat Zayn tersentak kaget. 

"Astaga! Kau membuatku terkejut saja." Zayn mengelus dadanya, lalu mengayunkan kakinya menjauh dari Calista.

Gadis centil itu, mengekor di belakang, layaknya pelayan dengan majikannya. 

"Apa dia kekasih, Tuan?" tanya Calista penasaran. Saking ingin tahunya, tadi dia mengintip dari balik cela kecil yang ada di pintu. 

"Iya, cantik bukan?" Zayn melepaskan jasnya yang kotor. Bekas jusnya kini sudah mengering dan menempel. Akan sulit untuk membersihkannya.

Vania sempat ingin membelikan jas yang baru. Namun, Zayn menolaknya demi harga diri. 

"Iya, Tuan. Dia sangat cantik. Pantas saja, Tuan langsung menyukainya. Vania lebih cantik dari mantan Tuan. Si nenek sihir itu," celoteh Calista, yang menyebut Rebecca sebagai nenek sihir.

Zayn terkekeh, "kau bisa saja, tapi benar juga. Rebecca memang lebih mirip nenek sihir yang menyeramkan. Suaranya membuang gendang telingaku seperti ingin pecah."

Alih-alih merasa kesal karena wanita yang dicintainya diolok-olok, Zayn malah ikut menjelek-jelekkannya.

Ya, mungkin dulu Rebecca, ratu dalam hatinya, tapi tidak dengan sekarang. 

"Selain cantik, Vania juga sangat kaya raya. Dia pewaris tunggal keluarga Hans. Seluruh kekayaan yang dimiliki keluarganya, Vania yang mengurusnya. Anda, sangat beruntung Tuan karena bisa menjadi kekasihnya."

Zayn tidak langsung menimpali. Dia termangu di tepi tempat tidur. Tatapannya kosong pada objek di depan.

"Calista ..."

"Iya, Tuan?"

"Apa Sistem Harem sudah mengirimkan bonus setelah menyelesaikan misi?"

"Seharusnya sudah, Tuan. Coba saja cek ponsel, Tuan."

Zayn mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana. Sejak keluar dari mansion Matthew, dirinya memang tidak memainkan gawainya itu. Dia terlalu fokus berkencan dengan Vania, sehingga banyak hal yang ia lupakan.

Zayn mengulas senyuman tipis, saat membaca notifikasi yang menyatakan bahwa 20 juta dollar, telah masuk rekeningnya.

"Tuan, selain itu Anda juga banyak memiliki Poin Karisma. Apa Anda ingin menukarkannya dengan barang?"

Pertanyaan Calista memecah lamunan Zayn. "Heum, membeli barang ya? Sebenernya ada satu barang yang ingin sekali aku beli. Aku ingin memberikannya kepada Vania nanti."

"Bagus, Tuan. Anda bisa membeli barang di toko Sistem Harem dengan menukarkan Poin Karisma atau saldo yang sudah Tuan, kumpulkan," terang Calista panjang lebar. 

"Baiklah," balas Zayn sangat antusias.

"Tuan, berikan ponsel Tuan, kepada saya," pinta Calista yang sudah mengulurkan tangannya. 

"Ponselku, untuk apa?" 

"Saya, akan mengupgrade ponsel Tuan, dengan begitu Tuan bisa melihat kemajuan Sistem Harem dari ponsel Tuan. Saat ini, setiap kali Tuan mendapatkan Poin karisma, maka Sistem Harem akan mengirimkan notifikasinya. Namun, hanya Tuan saja yang mampu melihatnya."

Zayn mengangguk paham. Dia sedikitnya mengerti soal Sistem karena sering membaca novel bergenre Sistem dari ponselnya.

"Tapi, saya peringatkan Tuan, untuk tidak mengatakan apa pun soal Sistem Harem Sang Miliarder kepada siapa pun juga. Seandainya Tuan melakukannya, maka Tuan akan mendapat hukuman," sambung Calista memperingatkan.

"Hukuman?" Zayn mengerutkan keningnya, hingga terbentuk beberapa guratan yang membuat wajahnya terlihat lebih tua beberapa tahun.

"Iya, Tuan. Hukuman."

"Hukuman seperti apa?" selidik Zayn, penasaran.

Calista pun mengikis jarak lima meter itu, menjadi satu meter. Zayn menaikkan sebelah alisnya. 

"Berhenti di situ!" tegas Zayn, sampai mengangkat tangan kanannya. 

Calista menggembungkan pipinya dan berkacak pinggang. "Ya, sudah. Aku menjelaskannya dari sini saja."

"Iya. Lebih baik begitu." Zayn masih merasa aneh jika harus berdekatan dengan Calista, secara intens.

"Hukuman Sistem Harem berbeda-beda, tergantung kesalahan yang Tuan lakukan. Seandainya Tuan gagal menjalankan misi, maka Tuan akan kehilangan banyak poin karisma. Seandainya Tuan membocorkan soal Sistem Harem kepada publik, maka Tuan akan kehilangan kepemilikan Sistem Harem Sang Miliarder. Maka dari itu, saya memperingatkan Tuan untuk berhati-hati saat berbicara dengan wanita."

Zayn mengelus dagunya, tak lama kemudian. "Baiklah, aku akan mengingatnya nanti." Dia beranjak bangun, sebelum akhirnya melenggang pergi menuju kamar mandi. 

Calista memiringkan kepalanya, memandangi punggung lebar pemuda dua puluh dua tahun itu, cukup lama. 

"Apa dia akan benar-benar bisa membantuku nanti?" gumamnya penuh keraguan.

Beberapa detik berlalu dan Calista pun memandangi ponsel milik Zayn dengan lekat penuh makna.

Dia menggenggam benda pintar itu kuat-kuat, seolah tidak ingin kehilangannya.

***

Satu jam berlalu. Zayn pun keluar dari kamar mandi dengan raut wajah sumringah. Merasa segar setelah berendam di air hangat hampir satu jam.

Zayn meraih ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Selanjutnya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Mencari sosok gadis centil dan cerewet.

"Kemana dia? Terasa tenang, jika tidak ada dia di sini," gumam Zayn dan tertawa kecil.

Dia duduk di tepi ranjang dengan masih mengenakan mantel mandi. Zayn menyalakan ponselnya dan mendapati Vania mengirim pesan singkat, yang berisi.

[Sayang, aku sudah sampai rumah. Urusanku dengan Daddy juga sudah selesai. Sayang apa kamu sudah tidur?]

Zayn buru-buru mengetik pesan balasan.

[Belum, Sayang. Aku baru selesai mandi.]

Setelahnya Zayn melempar benda pintarnya itu ke ranjang, lalu tubuhnya dibaringkan. Menatap langit-langit cukup lama. Hingga dentingan notifikasi masuk, membuyarkan lamunannya.

Zayn buru-buru mencari ponselnya. Dia tersenyum lebar.

[Good night, Sayang. Besok kita bertemu lagi.] 

Tulis Vania disertai emoticon hati. Zayn segera mengetikan kalimat balasan.

[Good night, Tuan Putri.]

Zayn juga menyelipkan emoticon hati dan pelukan penuh cinta.

[Sang wanita merasa bahagia: Mendapatkan +50 Poin Karisma]

Zayn selesai membaca notifikasi dari Sistem Harem. Kemudian dia teringat akan sesuatu. 

Ya, Calista mengatakan akan mengupgrade ponselnya. Zayn mengecek ponselnya. Kira-kira apa yang telah diperbuat Calista.

"Apa ini?" Zayn mendapati ada satu aplikasi yang baru pertama kali dilihatnya. Dia tidak merasa pernah mendownload aplikasi baru.

Nama aplikasinya. 'Sistem Harem Sang Miliarder.'

"Mungkin ini yang Calista maksudkan?" Saking penasarannya, Zayn sampai mengubah posisinya menjadi duduk.

Tanpa pikir panjang, Zayn pun mengklik aplikasi tersebut guna menjawab seluruh pertanyaan dalam benaknya. 

Seberkas cahaya biru keunguan pun menyeruak. Sebuah layar transparan muncul di hadapannya. Ukurannya lebih besar dari yang ia lihat sebelum-sebelumnya.

[Selamat Datang Dalam Sistem Harem Sang Milyarder Type 0.1]

[Tekan ya, untuk melihat data selanjutnya.]

Zayn menekan 'Ya' seperti yang tertera pada layar.

[New Data]

[Nama: Zayn Xander]

[Usia: 22 Tahun]

[Ras: Manusi]

[Posisi: Pemilik Sistem Mafia Harem Sang Milyarder]

[Level: 3]

[Wanita: 1]

[Poin Karisma: 600]

[Fisik: 30/100]

[Saldo: 20 juta dollar]

[Tekan selanjutnya untuk melihat item yang lain]

Zayn melakukan instruksi yang tertulis.

Bagian selanjutnya, iyalah daftar barang yang biasa digunakan sehari-hari. 

Zayn pun teringat akan membeli sesuatu untuk ia berikan sebagai hadiah kepada Vania nanti. 

Zayn menggeser-geser layar tersebut, guna mencari barang yang dapat dijadikan hadiah.

"Ah, ini dia," pekik Zayn, senang. 

"Lalu, bagaimana caraku membelinya?" Dia melipat kedua tangan di dada, penuh kebingungan. 

    

Benang Biru

Heum, Gimana ceritanya? Zayn beruntung banget ya🤗🤭

| Like
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
didunia nyata Ada g thor system harem milyarder kyk gitu semisalnya Ada kyknya cewek yg miskin bkln terbuang deh...... semangat zayn
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status