Share

17

17.

"Siska?!" Paman yang baru saja datang, langsung terkejut melihat Tante Siska yang sedang mengobrol dengan ayah.

Dirinya seperti terpana melihat Tante Siska, sampai tak berkedip.

Aku lekas memanggil nenek yang berada di belakang. Aku takut paman membuat ulah, dan rencanaku gagal.

"Tejo?" panggil nenek begitu sudah sampai di ruang tamu.

"Ah. Bibi apa kabar?" Paman meraih tangan tua nenek, dan menciumnya takzim.

"Alhamdulillah, baik. Tumben kamu pulang?"

"Tejo kangen sama bibi," sahut paman dengan mata yang menatap liar kearah Tante Siska.

"Bisa biarkan aku, dan Siska ngobrol berdua?" imbuhnya lagi.

"Nggak! Tante Siska ada keperluan dengan ayah. Paman kan kangen sama nenek. Kenapa nggak ngobrol sama nenek saja?" Aku langsung menolak permintaan paman mentah-mentah.

Dirinya melayangkan tatapan tajamnya padaku. Tapi, aku tak merasa takut sama sekali.

Selain karena ada ayah, dan nenek yang akan melindungi ku. Aku juga sudah muak dengan paman.

Dari gerak-geriknya aku tau bahwa pam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status