Share

BAB 2

“Saga, jawab aku. Apakah kau berselingkuh?”

Sagara mengerutkan dahinya. Aera sempat melihat gurat panik, dan dengan cepat Sagara segera menutupinya. Aera tersenyum miring kemudian memberikan ponsel pria itu.

“Siapa itu?” tanya Aera kemudian.

“Ini bukanlah apa-apa. Bomi hanya salah satu klienku,” ucapnya setelah membaca pesan yang telah terbuka, lalu meletakkan begitu saja di meja. Sagara pun dengan tenangnya berjalan ke kulkas dan mengambil bir.

Aera hanya mampu tersenyum sinis. “Aku baru tahu jika klien bisa langsung menghubungimu seperti itu. Bukankah seharusnya ia harus menghubungi Nona Park, sekeretarismu?”

Sagara segera berbalik, dan menatap Aera.

Namun, Aera justru semakin sinis mendengar pertanyaan Sagara. “Ah, bukankah kau harus segera pergi untuk menemuinya?” lanjut Aera lagi.

Sagara mendudukkan diri di sebelah Aera. “Tidak. Aku akan tetap di sini. Bomi bukanlah siapa-siapa. Percaya padaku.”

Aera bergeming. Sagara menggenggam tangan kanan Aera yang bebas. Namun, tetap mengabaikan Sagara. Bahkan ia menarik tangannya.

Ponsel Sagara kembali berdering. Kali ini sebuah panggilan masuk, yang membuat pria itu beranjak dari duduknya.

“Ternyata si Bomi itu lebih mudah untuk menyuruhmu datang dibandingkan aku.” Aera mendengus, lalu menegak birnya sampai tandas.

Perkataan Aera sukses membuat Sagara menghentikan langkahnya. “Apa maksudmu?”

“Kemarin, aku bahkan harus menunggu lama di kencan yang kau atur. Kau yang mengajakku, tetapi kau yang tidak datang,” ucap Aera sinis.

“Bisakah berhenti mengungkit hal itu? Tak bisakah kau mengerti aku? Kau hanya menunggu beberapa menit saja saat itu.”

Aera menatap Sagara tidak percaya. “Beberapa menit? Beberapa menit kau bilang? Kau terlambat hampir tiga jam, Sagara!”

Meetingnya berjalan lebih lama. Itu pertemuan penting, jadi aku tidak bisa menghentikannya sesukaku.”

Aera terkekeh pahit. “Setidaknya kau bisa menghubungiku, Sagara Balamani. Kau keterlaluan! Kau pikir aku boneka mainanmu? Atau aku hanya pemuas nafsumu Sagara?”

“Aera, bukan seperti itu. Dengarkan aku, aku …”

“Apa? Kau ingin melakukan pembelaan apa lagi? Aku lelah Sagara. Aku lelah dengan semua ini.” Aera menghempaskan tubuhnya ke atas sofa.

“Kau pikir aku tidak lelah? Aku hanya meminta pengertianmu kali ini! Besok, besok kita akan bertemu ibuku.” Sagara berlutut di hadapan Aera.

Aera hanya mampu menggeleng pelan. “Aku tidak akan pergi.”

Tanpa Aera prediksi sebelumnya, Sagara berjalan mendekatinya dengan cepat. Raut wajah pria itu sudah jauh dari kata ramah. Terlihat guratan amarah pada pelipisnya.

“Kau selalu menuntutku seperti ini dan seperti itu. Tetapi mengapa hanya satu kali aku mengikari janji, kau jadi seperti ini? Sesulit itukah memberikan pengertian padaku?”

Aera mencoba mengatur napasnya yang naik turun. Walau ia merasa matanya mulai memanas, namun gadis itu berusaha untuk menjaga suaranya agar tidak bergetar.

“Hanya satu kali kau bilang?” Seperti tidak percaya Aera pun bangkit berdiri.

“Bagaimana dengan janji yang kau bilang dua bulan yang lalu? Bagaimana dengan janji yang kau katakan saat aku berulang tahun? Kau bahkan gak pernah memperkenalkan orang tuamu denganku.”

“Kau pikir itu mudah!? Membawamu menghadap orangtuaku tidak semudah itu!”

Aera tersentak. Tatapannya berubah nanar. Hatinya benar-benar hancur berantakan. Seperti mendapatkan kekuatan, Aera mendorong Sagara hingga ke depan pintu.

“Keluar dari rumahku sekarang!” ucapnya penuh dengan tekanan.

***

Aera pikir, setelah pertengkaran malam itu, Sagara akan kembali datang ke aparatemennya dan meminta maaf sambil membawa buket bunga mawar seperti dahulu setiap dirinya merajuk. Namun, sampai dua hari setelahnya, pria itu sama sekali tidak menghubunginya.

Saat dirinya ingin kembali mencari bir di kulkasnya, ia mendesah pelan. Akibat kesibukannya beberapa hari ini, ia sampai lupa untuk mengisi kulkasnya. Wanita itu meringis kala melihat kulkasnya yang hampir kosong. Hanya tersisa beberapa botol air mineral.

Aera yang merasa suntuk dan dirundung sakit hati itu memutuskan untuk membeli beberapa kaleng bir dan juga kebutuhannya yang lain di supermarket. Karena katanya belanja dapat mengobati rasa kecewanya.

Namun, ternyata, sebuah kejutan menunggunya. Saat dirinya sudah tenggelam diantara jejeran rak-rak barang di supermarket, ia dapat melihat sebuah punggung tegap yang sangat ia kenali.

Sagara Balamani. Namun prianya tidaklah sendiri. Ada seorang wanita dan juga seorang balita menemani sesi belanja Sagara.

Dengan sedikit gemetar, Aera segera menghubungi Sagara.

"Kau di mana?" tanya Aera berusaha ceria ketika Sagara mengangkat panggilannya. Berharap seseorang yang sedang menggendong balita itu bukanlah Sagara Balamani-nya.

"Aku sedang memantau pembangunan di Gangnam, ada apa dengan suaramu?" Suara Sagara terdengar khawatir.

Aera tersenyum miris, netranya menatap lurus sebuah rombongan keluarga kecil yang berjarak tak jauh dari tempatnya berdiri. Tangannya meremas pegangan troli yang berada di depannya.

"Aku hanya terlalu banyak memakan es krim. Hidungku sedikit tersumbat."

Aera mendengar Sagara terkekeh, entah karena ucapannya atau karena seorang balita yang sedang berada di gendongan Sagara sekarang.

“Jangan terlalu banyak makan es krim. Aku akan pulang sebelum makan malam. Kau ingin kubelikan apa?”

Jemari itu meremas ponselnya, namun Aera tetap mencoba untuk terdengar lebih ceria. “Tak perlu. Kau pulang saja lebih cepat.”

Ia menahan mati-matian buliran air yang mendesak ingin meluncur turun. Tatapannya masih lurus kepada punggung Sagara yang terlihat memasukkan sekotak susu di troli belanjaan wanita yang bersamanya.

Aera memberanikan diri untuk mendekati Sagara. Setidaknya ia harus bertanya dan meminta penjelasan siapa yang bersama kekasihnya itu saat ini. Aera lelah dengan berbagai asumsi buruk yang memenuhi kepalanya beberapa hari belakangan.

“Mungkin saja itu sepupu dan keponakannya, Aera. Janganlah berprasangka buruk dahulu,” gumamnya menghibur diri.

Namun saat hanya tersisa tiga langkah untuk sampai pada tujuannya, suara balita itu memadamkan seluruh harapannya.

“Papa!”

Kala itu seluruh dunia Aera menggelap.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status