Home / Romansa / SUAMIKU KEKASIH IBUKU / 45. Mengulur waktu

Share

45. Mengulur waktu

Author: HaniHadi_LTF
last update Last Updated: 2025-11-21 06:32:33

Pagi datang cepat. Terlalu cepat.

Gandes bangun dengan tubuh lemas, membayangkan bagaimana nanti di markas.

"Jangan takut, ikuti saja alurnya, " pesan Maheswari saat mereka makan bersama.

"Bener kata ibumu, Dhuk," dukung Jatmiko.

Seharusnya itu melegakan Gandes, tapi tetap saja ada yang sesak.

Ia mengenakan gamis pastel rapi, wajahnya dipoles tipis. Ia ingin tampak kuat.

Ketika keluar, Jati sudah menunggu dekat mobil. Mengenakan seragam rapi, pangkat mayor terlihat jelas di bahunya. Rambut pendeknya tersisir rapi, wajahnya sedikit tegang saat menatap Gandes yang kali ini memakai make up tipis.

"Kamu siap?" tanya Jati

"Siap."

Mereka berangkat. Jalanan pagi masih lengang. Sinar matahari pelan memantul lewat kaca mobil. Dalam perjalanan, Gandes tak berani membuka percakapan. Ia lebih banyak bergejolak dengan pemikirannya. Jati pun tidak berbicara.

Mereka hanya terbungkus suara angin dan ketegangan hening.

Sesampai kantor, Jati turun lebih dulu. Gandes mengikuti pelan. Gedung itu besar,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   104. Pelukan

    “Kenapa nada kamu berubah begitu?” tanya Gandes pelan, matanya menatap Jati yang masih duduk di tepi ranjang.Jati menghela napas. Tangannya bergerak ke belakang kepala, kebiasaan lama saat pikirannya kusut. “Aku cuma… bingung.”“Bingung soal Mama?”“Soal kamu. ” Jati menoleh. “Setelah semua yang terjadi, kamu masih mau dekat dengan mama kamu? Aku bahkan tak percaya dia tak. Menyimpan sesuatu.”Gandes bangkit, meraih bantal, memeluknya sebentar sebelum bicara. “Mas, jangan bicara begitu. Kalau bukan karena Mama, aku mungkin nggak akan sampai sejauh ini.” Suaranya tenang, tapi ada getar tipis. “Dia yang berjuang buat hidupku. Dia yang begadang waktu aku membutuhkan uang untuk tetap sekolah. Dia yang nutup telinga dari omongan orang, cuma supaya aku bisa sekolah.”Jati terdiam. Pandangannya jatuh ke jari Gandes yang saling mengait.“Apapun yang Mama lakukan,” lanjut Gandes, “aku percaya niatnya selalu buat kebaikanku.”"Termasuk mendekatkanmu pada Ryan?""Itu karena dia masih mencintai

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   103. Aku pasti kembali

    "Jangan lama,” jawab perempuan itu.Ryan melangkah menyusuri sisi vila Mica. Jalur sempit itu mengarah ke pagar rendah. Dari sana, pandangan terbuka ke vila di bukit seberang. Ia berhenti.Di teras vila itu, Gandes duduk bersandar, tertawa lepas. Jati duduk di sampingnya, satu tangan memegang piring, tangan lain mengusap lengan Gandes dengan gerakan kecil yang penuh kebiasaan. Mereka bicara, tertawa, lalu Jati mendekat, mengecup bibir Gandes singkat, seolah dunia hanya milik mereka berdua.Ryan merasa dada terbelah.Setiap tawa Gandes seperti pisau. Setiap sentuhan Jati seperti menambah luka. Ia ingin berpaling, namun kakinya tidak mau bergerak.Begitu besar cintanya hingga ia lupa cara bernapas.Gandes mencondongkan kepala ke bahu Jati. Lelaki itu tertawa, menyentuh pipi Gandes dengan punggung jari, lalu mengusapnya pelan. Adegan itu sederhana, namun terasa kejam.Air mata Ryan jatuh tanpa suara."Aku mau pergi, Ndes," batinnya. "Aku ingin menyimpan wajahmu terakhir kalinya karena

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   101. Tawaran

    Udara seolah berhenti.Reirna menoleh cepat. "Michael?"Michael tidak mengalihkan pandangan.Mica berdiri perlahan. "Aku ke dalam." Dia sudah merasabtahu apa yang akan diminta papinya. Langkahnya menjauh, kembali ke dalam. Dari sana, ia berhenti. Tidak masuk sepenuhnya. Cukup jauh untuk tak terlihat jelas, cukup dekat untuk mendengar.Ryan menelan ludah. "Tergantung apa yang Om minta."Michael tersenyum tipis. "Jawaban aman.""Aku jujur," kata Ryan."Itu bagus," jawab Michael. "Karena yang akan aku minta tidak mudah."Reirna merapat. "Kamu yakin?""Yakin," jawab Michael.Ryan menunggu. Detik berlalu. Angin menggerakkan dedaunan. Dari arah bukit, samar terdengar bunyi lonceng sepeda. Hati Ryan resah. Bayangan Handes dibonceng sepeda muncul lagi. Michael berkata pelan, "Aku ingin kamu kelak menjadi pendamping Mica."Ryan membeku. "Bukankah selama ini kami seperti adik kakak? Bagaimana mungkin tiba-tiba saja saya bisa menganggapnya lain?""Hanya itu harapan Om untuk kalian," lanjut Mic

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   101. Memilih

    “Ryan, memangnya ada apa?" tanya Michael khawatir.Ryan meremas jemarinya. Pelipisnya keluar keringat dingin. Hatinya perih seolah diremas. Bayangan itu mengikutinya seperti hantu di siang hari."Bicaralah, jangan hanya diam.”Suara Michael terdengar tenang, namun sorot matanya tajam. Mereka duduk di taman belakang vila. Rumput masih basah embun, kursi kayu memunggungi barisan bunga bermekaran. Di sela dedaunan, cahaya pagi jatuh patah-patah.Ryan masih menautkan jari. Kepalanya tertunduk.“Kalau kamu bertengkar sama Mica, bilang,” lanjut Michael. “Di sini ini tidak ada kewajiban berpura-pura.”Reirna menarik tangan agar duduk di sampingnya. “Kamu pucat sejak masuk. Jalan pagimu terlalu jauh?”Ryan tersenyum tipis. “Tidak, Tante.”Jawaban itu terlalu cepat.Michael menyandarkan punggung. “Kalau begitu, ceritakan yang lain.”Angin bergerak pelan. Daun jatuh satu. Ryan menghirup napas dalam, seperti mengumpulkan keberanian yang tercecer.“Saya melihat sesuatu,” katanya akhirnya.Reirna

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   100. Sakit

    Gandes hendak melipat sajadah. “Kamu kenapa?” tanyanya saat Jati yang menatapnya dengan mata buram.Jati masih diam. Tangannya merangkul Gandes dari samping, dahi menempel pelipis Gandes. “Terima kasih. Kamu bikin aku ingat Tuhan lagi. Subuhan bersama barusan rasanya beda.”Gandes terkekeh. “Kok mendadak puitis. Jangan-jangan habis mimpi.”“Bukan mimpi.” Jati menurunkan suara. “Kamu juga kasih kebahagiaan yang susah dicari bandingannya.”“Eh, stop,” potong Gandes cepat begitu melihat Jati hendak merangkul Gandes lagi. “Jangan peluk aku lagi. Nanti kamu ajak aku begituan lagi. Aku sudah lelah, Mas.” Gandes sampai mengatupkan kedua tangannya.Jati tertawa, bahunya bergetar. “Lelah dari apa?”“Dari kamu.” Gandes membuka mukenanya, lalu menarik rambutnya ke depan. “Lihat ini. Masih lembap. Padahal sudah pakai pengering. Rambutku keras kepala juga kayak kamu.”Jati menyandarkan dagu. “Keras kepala seperti pemiliknya.”“Mas....” protes Gandes saat tangan Jati mulai bergerak menyusup.“Tapi

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   99. Saat hati berdebar

    “Akhirnya kita sampai juga,” kata Jati, suaranya memecah senyap ketika mobil mulai melambat. Lalu terparkir di depan sebuah villa. Gandes menoleh. “Sepi sekali, Mas. Kamu yakin ini?"“Yakin. Vila keluarga bukan tempat nyasar. Kalau ramai itu pasar atau mall. Namanya juga villa, tentu sepi. Kalau ramai gimana kita bisa....""Ih, otak kamu ngeres melulu, " ucap Gandes dengan mnjitak kepala Jati pelan. "Gandes, berani jitak aku. Aku ini komandan di kesatuan aku, malah sama kamu, enak-enakan kamu jitak.""Ngak boleh? Sini aku tambahi, " canda Gandes. Belum juga tangan Gandes mencapai kepalanya, Jati sudah menarik duluan tangan itu hingga Gandes terjerembab di pelukannya. Jati mencium bibir Gandes sampai gadis itu terengah. "Lepasin, kalau enggak, aku teriak! " ancam Gandes. "Teriak aja, emang ada yang berani ngusik suami yang membahagiakan istrinya?" kekeh Jati makin melancarkan aksinya. Gandes mendorong dada Jati. Namun, Gandes yang kalah kuat malah tak berdaya ditarik Jati dan di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status