Share

Curhat pada Ayah

"Iya, ayah masih di kantor. Sebentar lagi juga datang."

Ayah mengagetkanku dari belakang. Seperti biasa Ayah selalu memelukku dari belakang.

"Ayaaaah!" Aku berbalik memeluknya dari depan.

"Ya, Sayang. Ada apa?"

Tak bisa dicegah, air mata ini tumpah. Sejak di rumah sakit aku menahan untuk tidak meluber. Baru sekarang aku bisa menumpahkan air mata ini.

"Keluarkanlah semua air matamu, Sarah. Tumpahkan semua, Ayah siap menampungnya."

"Terima kasih, Yah. Aku sedang sangat sedih."

Aku dibawa duduk oleh Ayah. Kami duduk bersebelahan di ruang tengah. Aku bersender di pundak ayahku. Ibu pun duduk di sampingku juga.

"Coba jelaskan semuanya pada kami. Apa yang terjadi pada Ari?" tanya Ayah.

Aku masih terisak, mencoba menenangkan diri terlebih dulu sebelum menjawab pertanyaan Ayah.

"Mas Ari sudah sadar, tapi ia kehilangan ingatannya. Ia malah ingat mantan kekasihnya yang sudah meninggal, Yah. Ia marah ketika tau ada aku, apalagi tadi setelah kutunjukkan surat nikah kami dan tau kalau aku punya s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status