Share

Syarat

Geramnya hatiku menerima perlakuan Rosi. Harusnya dia bicara seperti itu pada dirinya sendiri!

Bu Onah dan Nia ikut mendekat dengan ekspresi terkejut melihatku ada di sini, sekaligus senang karena punya sasaran empuk untuk dibully. Mereka berdiri tepat di samping Rosi dan mulai membuka mulut hendak ikut memakiku. Beruntung ada Kang Adnan—supir angkot, ia segera membantuku keluar dari kerumunan dan meninggalkan keributan.

"Lagian kenapa Neng Asih datang ke sana, sih?" tanya Kang Adnan sambil mengemudikan angkot. Aku kini berada di kursi penumpang, diantar Kang Adnan kembali ke warung.

"Saya tadinya cuma mau lihat aja kenapa jalan raya dekat warung kok sepi, gak ada kendaraan lewat. Kirain ada kecelakaan di perempatan. Eh, ternyata Rosi jualan takjil juga di sana," jawabku.

"Kenapa gak minta tolong Mang Duloh, atau tunggu saya datang," katanya.

Aku tak menjawab pertanyaannya, karena tahu betul ada sesuatu di balik perhatian Kang Adnan. Sejak pertama bertemu, ia selalu memberi perhatian
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status