Share

Tamparan Adnan

"Allah, maafkan aku jika perkataanku terlanjur melampau pada batas. Hati ini terlanjur sakit atas segala kebohongan yang sudah dilakukan oleh Mas Adnan." Sofia berujar di dalam hati, saat ini dia pulang menaiki ojol dan berniat akan pergi ke rumah ayahnya keesokan harinya.

"Terima kasih, Pak," ucap Sofia, lalu ia bergegas masuk ke dalam rumah. Setelahnya mengunci pintu rapat-rapat, dia tak peduli jika seandainya Adnan pulang malam ini. Hatinya terlanjur sangat sakit akibat ulah mereka.

Dengan gemetar, Sofia menelepon sang Ayah.

[Hallo, assalamualaikum, Nak.] Panggilan dari ayahnya membuat air mata Sofia mengalir deras membasahi pipi.

[Halo Sofia,] panggil sang Ayah lagi.

"Wa'alaikumsalam, Ayah. Ayah bagaimana kabarnya?" tanya Sofia dengan nada suara yang dikendalikan olehnya. Ia tak ingin membuat ayahnya merasa khawatir karena masalah yang dialami.

[Alhamdulillah Ayah baik, kabar kamu gimana, Nak? Baik-baik saja, 'kan? Kapan pulang ke sini, Nak?] tanya sang Ayah yang membuat isakan Sofia semakin terdengar jelas di telinga.

[Sofia kenapa menangis?] tanya sang Ayah dengan nada khawatir.

[Sofia?]

"Sofia rindu, Ayah." Hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Sofia. Sesak di dada membuatnya kehilangan suara.

[Ya Allah, Nak, Ayah kira ada apa? Putri kesayangan Ayah nggak boleh nangis. Ayah baik-baik saja di sini, alhamdulilah. Ayah juga sangat rindu dengan Sofia. Kamu jaga diri baik-baik di sana yah, Nak.]

"Ayah juga jaga diri baik-baik ya. Nanti Sofia telepon Ayah lagi, sekarang Sofia mau-"

Tok! Tok! Tok!

[Sofia ada apa?]

Suara ketukan pintu yang nyaring membuat Sofia mulai ketakutan.

"Ayah, nanti Sofia telepon lagi, ya. Sofia matikan dulu teleponnya, assalamualaikum," ujar Sofia lalu mematikan telepon segera.

"Sofia buka pintunya!" Suara Adnan terdengar menggelegar.

"Sofia, buka! Jangan sampai aku harus bersikap kasar padamu!"

"Kalo kamu tidak membuka pintu ini, aku akan mendobraknya!" bentak Adnan lagi. Sofia mulai merasa takut ketika mendengar suara Adnan yang begitu marah padanya.

Brak!

Ternyata Adnan benar-benar mendobrak pintu itu, sekali dua kali pintu itu tak mau terbuka.

Klek!

Karena tak tahan lagi, Sofia langsung saja membuka pintu tanpa berpikir panjang.

Saat pintu terbuka Adnan langsung masuk menghampiri Sofia dengan tatapan tajam menghunus.

"Ikut aku ke rumah Ibu, minta maaf pada mereka semua!" Adnan menarik tangan Sofia dengan kasar.

"Aku tidak mau, aku tidak bersalah!"

"Jangan membangkang Sofia, ini demi keutuhan rumah tangga kita!" Adnan menghempaskan tangan Sofia dengan kasar.

"Keutuhan rumah tangga kita yang bagaimana. Rumah tangga kita sudah berada di ujung tanduk semenjak diselimuti dengan kebohonganmu, Mas. Apa yang harus dipertahankan, jika kamu saja sudah tak lagi jadi pelindung bagiku, istrimu!"

"Sofia, hentikan egoismu itu! Kamu harus ingat Sofia, lelaki manapun tak akan ada yang mau dengan dirimu anak mantan narapidana!"

"Ayahku difitnah, Ayahku tak melakukan kesalahan. Kami hanyalah orang miskin yang harus menerima dengan lapang dada atas tuduhan yang tak pernah dilakukan. Aku sudah pernah menjelaskannya padamu, tapi sekarang kamu mengungkitnya seolah-olah aku dan ayahku adalah orang yang paling hina!"

"SOFIA!"

"Kamu terlalu keras kepala, hingga aku sulit untuk membuatmu benar-benar menjadi istri yang Shalihah!" Ucapan Adnan membuat Sofia tertawa miris.

"Aku, keras kepala, Mas? Dulu, Sofia yang bagaimana yang kamu kenal. Sofia yang bodoh, yang mau saja ditipu olehmu dan keluargamu. Sofia yang lugu dan kampungan, yang sama sekali tak berpendidikan. Sofia yang selalu dipandang rendah oleh keluargamu begitukah pandanganmu selama aku menjadi istrimu?"

PLAK!

Tamparan keras mendarat di pipi Sofia, hingga membuat Sofia terhuyung ke lantai. Bibir Sofia mengeluarkan darah karena tamparan yang diakibatkan oleh Adnan.

"Mas ...," lirih Sofia sambil menatap Adnan dengan pandangan tak percaya.

Next?

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
syukurin keba tampar, salah sendiri terlalu dungu dan diam aja dihina selama ini. klu waras maka laporkan aja tamparan suami mu. jadi istri terlalu menye2
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Jahat banget suaminya main tangan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status