Share

Bab 150

Tidak terasa waktu telah semakin larut. Susi dan Reni pamit untuk beristirahat, sementara Adelia, Sinta dan Cindy masih di resto, menunggu kabar dari Danu.

“Del, acaranya memang sampai pukul berapa?” tanya Cindy.

“Nggak tahu, ayah hanya bilang nanti dikabarin kalau sudah selesai.”

“Kamu coba tanya Om Danu, kalau masih lama kita keluar saja dulu, sudah lama tidak makan uli bakar yang dicocol sambal oncom,” tukas Sinta.

“Kamu masih lapar, Sin? Kita baru saja makan, loh,” tanya Cindy.

“Uli bakar bukan makanan, tapi cemilan,” jawab Sinta.

“Sama saja, Sinta…!” Cindy menahan gereget.

“Sudah, Cin. kita turutin saja maunya Sinta,” tukas Adelia.

“Memang nih, Cindy bisanya protes terus,” timpal Sinta seraya menjulurkan lidahnya seolah meledek Cindy.

Cindy mengusap – usap dadanya, “Sabar Cindy, nagadepin manusia satu ini, yang hobinya makan sepanjang waktu.”

“Nah, itu tahu! SABAR…” Sinta tertawa sangat lepas.

“Aku telepon Ayah dulu, kira – kira sampai pukul berapa acaranya.”

Baru saja Adelia aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status