Share

Bab 5

Setelah shalat subuh berjamaah syahid langsung bergegas pulang dengan membawah sayuran yg dia beli di pedagang keliling yang menjajahkan dagangannya dekat Syahid shalat subuh. Ia menaruhnya di dapur tiba tiba saja Aisyah datang.

"Mas bawak apa?" 

"Sayuran sayang!" 

"Lo kok mas yang pergi belanja kamu? Kan harusnya kan aku." 

"Gak apa apa." 

"Ya sudah mau masak dulu ya." 

"Mas bantu ya? "

"Gak usa, mas baca buku saja sana di ruang atas kalau sudah siap nanti aisyah panggil." 

Syahid tersenyum pada aisyah 

"Aisyah binti Abu Bakar Radhiallahu anhumma pernah ditanya oleh salah seorang sahabat. "Apakah yang Nabi lakukan ketika berada di rumah bersama istrinya?" Ia menjawab, "Dahulu Nabi biasa membantu pekerjaan rumah keluarganya." (HR. Bukhari). Jadi mas ingin mencontoh kebiasaan rasul saat ada di rumah"

"Baiklah kalau begitu, mas bersikan sayurannya saja ya " 

"Sepertinya kita perlu menggunakan jasa asisten rumah tangga"

"Kenapa?" 

"Mas tidak tega jika melakukan pekerjaan rumah sendiri sedangkan kamu masih harus bekerja." 

"Insya allah sanggup mas!" 

"Tidak, mas melarang kamu untuk melakukan semua pekerjaan ini,klau kamu capek, sakit nanti lagi pula klau kamu lagi tugas malam kan ada mau masakin mas." 

"Iya de, aisyah nurut saja apa kata mas" sambil tersenyum pada syahid 

"kalau mas keluar kota ada yg bisa kamu ajak ngobrol." 

"Keluar kota?"

Syahid menghela nafas 

"Besok pagi mas harus keluar kota, mas sedang membangun bisnis sama teman mas waktu SMP dan ada acara semacam seminar gitu, mas di undang untuk ngisi." 

"Oh, ya sudah tidak apa apa." 

"Untuk asisten rumah tangganya mas sudah dapat dan nanti siang dia akan datang." 

"Perasaan mas baru bilang barusan kok sudah langsung dapat saja." 

"Heheh, sebenarnya sebelum ngomong sama kamu mas sudah cari."

Aisyah tersenyum pada syahid. Di tempat lain kirana sedang mengetuk sebuah pintu.

'tok tok tok' 

Kemudian seseorang membukanya 

"Dia dimana bik" 

"Ada di dalam non" 

Kemudian sosok laki laki berpakain kaos dan bercela pendek turun turun tangga.

"Cari aku ya" dengan gaya kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celananya.

Kirana histeris melihat laki laki itu dan bergegas menujunya memuluk laki laki itu dengan erat.

"Aku kangen banget sama kami qih" 

"Sudah ku duga, tapi kamu alay"

mendengar kata kata itu Kirana melepaskan pelukannya.

"Alay?"

"Iya sampai histeris gitu, kayak lagi lihat artis." 

Kirana tersenyum.

"Udah meluk yah, aku sesak napas, kamu kekencengan."

Perlahan Kiran melepaskan pelukannya.

"Aku dapat oleh oleh apa?" 

"Ehmm aku lupa bawah oleh oleh buat kamu." 

"Jahat kamu sama aku."

"Bukankah dengan melihatku baik baik saja sudah buat kamu senang, iya kan!" 

"GR kamu"

Faqih tersenyum sambil memegang kepala dan membuat rambut Kirana berantakan

"Ih jadi berantakan kan, oih kamu tambah ganteng, jangan jangan oprasi plastik ya di sana? " 

"Enak saja kalau ngomong, ini ganteng alami dan gak perlu plastik supaya bikin ganteng." 

"Iya de"

"Temenin makan yuk!"

"hayuk, lagi pula aku belum sarapan" 

"Emang niatmu mau makan di sini!"

"Iya mau nemenin kamu makan"

"Anak pengusaha sukses, uangnnya banyak, bisnianya dimana mana eh sarapan numpang di rumah orang, apa kata dunia?" 

"Bodoh amettttt, ayo makan laper." Kata Kirana sambil merengek.

Mereka berdua bergegas menuju meja makan 

"Kamu mau makan apa?" tanya kirana 

"Nasi sama ayam goreng saja."

"Oke" 

Kirana mengambil makan yg di inginkan Faqih, kemudian Faqih mengambil sepiring makan dari tangan Kirana tersebut. 

"Terimakasih cantik, du dah cocok keknya jadi bini." 

"Sama-sama ganteng!" Kata Kirana sambil tersenyum manis. 

"Cocok jadi binimu?" 

Mendengar kalimat tersebut Faqih hanya tersenyum

"Kamu kerja apa sekerang? Jangan bilang kerjaanmu merindukanku muluk!"

"Eh kok jadi songong! ngurus perusahaan papa." 

"Cie jadi boss dong." 

"Heheh ya begitulah." 

"Boss cantik, hehe." Ledek Faqih.

Di tempat lain Syahis duduk di meja makan dengan menu sarapan pagi yg ada di meja makannya sedangkan aisyah Mengambil piring.

"Cukup satu saja" melihat Aisyah membawah 2 piring.

"Satu?"

"Iya, biar ngerasain romamtisnya makan satu piring seperti rasul bersama istrinya Aisyah" 

"Oh" Aisyah sambil tersenyum.

Syahid mengambil makan dengan tangannya kemudian ia sodorkan pada mulut Aisyah dan Aisyah membuka mulutnya dan memakannya.

"Hari ini makan satu piring pakai tangan mas, nanti malam pakai tangamu, biar gak kotor semua." 

"Ini seperti anak kecil" 

"Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda: Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya (HR.Tirmidzi)"

Aisyah tersenyum pada Syahid dan syahid membalasnya senyuman manis dari Istrinya.

Setelah mereka selesai menghabiskan makannya Aisyah bersiap untuk pergi bekerja dan di antar oleh syahid. Hari itu Aisyah bekerja dengan sangat semangat 

ketika ia sedang asyik mengobrol dengan suster Diana

Ia melihat sosok laki laki yang tak asing baginya. 

"Seperti faqih, ehm mungkin cuman perasaanku saja."

Kemudian Aisyah masuk keruang kerjanya. Mulai timbul kecemasan di hati Aisyah.

"Ya allah itu faqih atau bukan?"

Dari luar ruangannya ada ya g mengetuk pintu ruangan Aisyah 

'tuk tuk tuk' 

"Masuk." 

Aisyah terkejut dengan sosok yg baru saja masuk 

"Faqih?" kata Aisyah.

Laki laki itu tersenyum pada Aisyah.

"Surprise, sudah ku duga kau pasti akan terkejut, sudah kuduga." 

Aisyah terdiam 

"Sungguh aku sangat rindu padamu!" 

"Bisa kita makan siang bersama?" 

"Maaf saya tidak bisa." 

"Kenapa?" sambil mengerutkan dahinya.

Kemudian ponsel faqih berbunyi, ia mengkatnya dan menjahui Aisyah. Setelah beberapa menit ia mematikan telfon tersebut.

"Baiklah jika kamu tidak mau, lagi pula aku ada urusan lain, sampai berjumpa lagi, miss you."

Faqih bergegas pergi 

"Apa faqih belum tahu semua ini?"

Hati aisyah bertanya tanya. Kirana mengendarai mobilnya dengan sangat kencang dan tiba-tiba ia berhenti seketika dan turun dari mobilnya.

"Astaga pakek acara kempes segalak, mana diri gak bisa ganti ban lagi, sial banget hari ini."

Sebuah mobil berhenti di belakang mobil Kirana, seorang laki laki turun dari mobil itu.

"Mobilnya kenapa mbak?" 

"Kempes mas."

"Oh, boleh saya bantu?" 

"Ehm tidak usa mas, makasih." 

"Tidak apa apa mbak." 

"Baik lah." 

Laki laki tersebut memperbaiki ban mobil Kirana, setelah beberapa menit ban mobil Kirana sudah diterganti.

Kirana mengambil dompet di dalam mobil dan memerikan beberapa uang pada laki laki tersebut 

"Ini buat mas." sambil menyodorkan uang tersebut

"Saya ikhlas bantu mbaknya."

"Ambil saja mas, saya juga ikhlas."

Laki laki tersebut melihat ke arah uang tersebut.

"Beneran ikhlas ni." sambil mengambil uang tersebut 

"Iya mas." 

Setelah mengabil uang tersebut ia memberikan pada pengemis tua di sebrang jalan 

"Ini buat nenek dari mbak mbak itu." sambil menunjuk pada kirana 

Laki laki itu kemudian menghampinya kirana lagi.

"Kok dikasih ke dia mas." tanya Kirana.

"Dia orang yg pantas mendapatnya mbak, to mbak kan juga sudah ikhlas kan."

"Ehm, kenalkan nama saya Kirana." sambil menyodorkan tangannya" 

"Maaf, nama sya syahid" sambil menyatuhkan kedua telapak tangannya 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Melihat aksi syahid Kirana menarik tangannya.

"Ohhh iya." 

"Maaf sya harus segera pergi." 

"Oh iya mas, terimah kasih banyak." 

"Iya sama sama" 

Syahid bergegas pergi meninggalkan Kirana.

"Ganteng dan juga sopan, wajahnya yg ke arab araban bikin adem setiap mata memandang, eh kok gak minta nomer telfonnya ya, kalik saja masih lajang heheheh, kalau gak sama faqih kan bisa sama dia."

Di tempat lain Zahra sedang kebingungan.

"Ya allah gimana caranya bilang ke faqih yg sebenarnya tentang aisyah, dia pasti akan sangat terpukul, sungguh hati ini tak Ingin menyakitinya."

Ponsel zahra berbunyi 

"Hallo assalamuaikum." 

"Walaikum salam, zahra bisa ketemu." 

"Iya bisa kok Aisyah, dan ada yg ingin aku bicarakan sama kamu." 

"Sama Zah, kita ketemu di tempat biasa saja ya."

Aisyah dan Zahra bergegas menuju tempat yg sudah mereka janjikan.

Aisyah terlebih dahulu datang dan di susul Zahra

"Assalamuaikum." kata Zahra sambil memeluk Aisyah dari belakang.

"Walaikum salam." 

Zahra kemudian duduk di sebelah Aisyah.

"Cie pengantin baru ku." 

"Apa si!!!" 

"Aku doakan semoga cepet dapat dedek bayi, soalnya sudah gak sabar pengenjadi tante." 

"Ih apaan si kamu, setelah selesai akad sampai hari ini lagi datang bulan." 

"Masya allah, kasiaan banget si abang ganteng." 

"Besok dia mau keluar kota, dan sekarang Aku tinggal di rumah baru, berdua dengan mas Syahid." 

"Oh gitu, gak mau ngajak main ke rumah barunya ni?"

"Hayo kalau mau main ke rumah." 

"Kapan kapan de."

"Oh iya faqih sudah datang." 

Mendengar kata kata itu Zahra kemudian murung 

"Iya dia datang kemarin dan dia sudah bertemu denganku." 

"Ahhh kok kamu gak bilang itu?" 

"Maaf Aisyah aku tidak memberi tahumu." 

"Dan kamu juga tidak memberi tahu tentang pernikahanku dengan mas Syahid."

Zahra menggelangkan kepalanya 

"Kenapa?" 

"Sungguh diri ini belum siap melihatnya Bersedih."

"Tapi dia harus tahu sebenarnya, meski itu akan terasa pahit baginya." 

"Entahlah Aku gk sanggup untuk mengatakan semuanya padanya." 

"Dia harus tahu sebenarnya." 

"Kamu saja yg mengatakannya langsung padanya." 

"Aku bingung harus bicara apa padanya." 

"Kamu dan aku sama aisyah, sama sama tak ingin membuatnya kecewa." 

"Tentu saja, tak ingin mengecewakannya

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status