Share

Nasib buruk Alvan

Pov Alvan

"Bangun, Mas! Bangun!" teriak Mega tepat di telingaku. Telinga sampai berdenging mendengar suara cempreng istri keduaku itu.

Aku buka mata, kepala terasa berdenyut karena mendengar suara Mega. Pusing. Mega menatap tajam sambil menyilangkan kedua tangan di dada. Pagi-pagi bukan dibuatkan kopi tapi sudah disambut paduan suara.

"Bangun, Mas! Ini sudah jam sepuluh dan kamu masih enek-enak tidur!"

Aku lihat benda bulat yang menempel di dinding. Memang benar jarum jam sudah menunjukkan angka sepuluh. Aku bangun kesiangan. Aku bangun terlambat bukan karena malas atau ingin bersantai tapi karena aku baru tidur menjelang subuh. Dari semalam Aira rewel dan Mega sama sekali tak perduli. Ia justru pindah ke kamar tamu, meninggalkan aku dan Aira di dalam kamar.

Sudah dua hari yang lalu Mbak Ria kupecat. Apa lagi alasannya kalau tidak bisa membayar gaji. Mega sempat protes karena babysitter ku pecat. Karena itulah tugas Mbak Ria ku gantikan. Sempat ingin menolak tapi lagi-lagi Mega m
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status