Share

Telepon Alvan

"Alia." Aku berjalan mendekat lalu meletakkan lunch box di atas meja tepat di hadapan Kartika.

"Tak perlu repot-repot Kartika, aku sudah masak untuk Bang Rizal." Aku peluk leher Bang Rizal dari belakang. Seketika wajah wanita itu memerah.

Dia pasti cemburu? Sudahlah jangan bermimpi terlalu tinggi. Sakit, kan jika terhempas seperti ini?

"Saya keluar dulu, Pak, Bu." Kartika keluar dengan amarah yang memuncak.

Rasakan, keberadaanmu di sini tak akan lama.

"Maaf untuk yang kemarin, Sayang. Abang cemburu." Bang Rizal menarik tanganku hingga aku duduk di pangkuannya.

"Aku juga minta maaf, Bang. Karena tak mengatakan pada abang terlebih dahulu."

Dia mengangguk kemudian mengecup bibir ini. Harum tubuhnya bagai aroma terapi yang menenangkan. Tak bisa dipungkiri rasa rindu.

"Mataku ternoda!" Seketika kujauhkan wajah bahkan tangan ini terlepas begitu saja.

"Mia!"

Dia kembali menutup pintu sambil tertawa puas. Dasar sekretaris menyebalkan!

"Kamu yang masak sendiri, Lin?" tanya Bang Rizal.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status