Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 68. Keputusan Keannu

Share

68. Keputusan Keannu

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-01 13:17:23

Keannu seketika melempar sebuah tatapan heran dengan kedua alis tebal menyatu. Jody Gardner dengan segera menyadari kesalahan kecil yang telah ia lakukan dan buru-buru memperbaiki, "Ah, maksud saya. Rasanya itu mustahil. Saya tidak percaya pada kerajaan itu. Pasti mereka telah melakukan sesuatu."

Raut wajah sang raja pun kembali seperti sedia kala. "Kita belum tahu dengan pasti, Jenderal."

"Tapi, Yang Mulia. Kerajaan Mondega jelas sekali sepertinya melakukan trik ini untuk mencoba memancing kita ke luar," ujar Jody, masih berusaha membuat pikiran rajanya tidak berpusat pada masalah itu.

"Mereka tidak akan berani menghadapi ... Penasihat Perang kita."

Keannu hampir kembali menyebut kata "Jenderal". Tapi, dengan cepat ia bisa mengontrol lidahya yang biasanya tajam.

"Anda terlihat begitu yakin pada kemampuan Bill Stewart. Tapi, saya yakin Kerajaan Mondega sedang memperalat Bill Stewart. Tawanan perang. Ya pasti begitu," ujar Jody.

Keannu menggeleng tidak yakin, "Dia tidak akan mudah dika
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    123. Sebuah Keberuntungan

    Mendengar permintaan sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou yang juga merupakan menantu mendiang raja tersebut, Jason Hoult seketika menelan ludah dengan gugup. Dahinya juga mengerut, tanda pria itu cukup kebingungan.Dia pun tidak bersuara setelahnya.“Jason,” Riley memanggilnya dengan nada khawatir.Jason mengedipkan mata, lalu berdeham pelan.Riley mendesah pelan dan berujar cepat, “Kau … bisa melakukannya?”Jason menggigit bibir tapi tetap menjawab, “Itu sulit, tapi … bukankah aku tidak punya pilihan lain, Jenderal Mackenzie?”Ujung bibir Riley pun terangkat membentuk sebuah senyum simpul.“Aku berterima kasih padamu,” ucap pria yang masih berbicara sembari berdiri itu.Jason langsung membalas, “Ah, jangan ucapkan itu terlebih dulu! Aku kan belum melakukannya.”“Aku tahu, tapi tetap saja .. aku harus berterima kasih padamu. Kau … sungguh banyak sekali membantuku. Tanpa kau … aku ….” Riley berhenti sejenak dan memutar arah pandang, menatap sebuah rumah sederhana yang ditinggaliny

  • Sang Dewa Perang Terkuat    122. Seorang Informan

    Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Riley malah berkata, “Kurasa … aku akan tidur bersama Kharel malam ini.”Mendengar perkataan Riley yang sama sekali tidak sesuai yang diharapkan olehnya, Rowena hanya bisa mendesah frustasi. Tentu saja dia tidak akan pernah bisa memaksa Riley untuk melakukan hal sekecil apapun. Pria muda itu seorang pemimpin yang tegas, jelas tidak akan ada yang bisa mempengaruhi keputusannya, bahkan itu dia, istri yang dia cintai.Dengan hati yang dipenuhi oleh rasa kecewa, Rowena pun menyerah malam itu dan tidak membicarakan hal itu lagi. Sesuai apa yang dikatakan oleh Riley pada saat dia menikmati makan malam bersamanya, suaminya itu benar-benar tidur di kamar tidur putra mereka malam itu.“Baiklah, kalau kau memerlukan apapun, bangunkan aku saja!” kata Rowena setelah dia mencium pipi suami tersayangnya. Riley menatap putranya dengan sayang dan berbaring di sebelahnya. Tapi, hal itu tidak berlangsung sampai pagi. Sebab, ketika tengah malam tiba, Riley bang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    121. Maafkan Aku!

    Suara ketiga prajurit muda itu seketika membuat dua orang yang sedang berbicara itu saling melempar pandang.Tetapi, dikarenakan mereka tidak memiliki waktu lebih untuk sekedar merespon ketiga prajurit itu, mereka pun segera kembali mengerjakan tugas masing-masing. Si pemberi pesan masuk lagi ke dalam ruangan yang menjadi tempat rapat penting itu, sementara si penerima pesan telah meluncur ke kediaman raja.Sedangkan ketiga prajurit yang terlihat belum pulih dari rasa kagetnya itu akhirnya memilih untuk membuka mulut mereka.“Ben menggantikan Reiner,” kata Shin.“Komandan Perang Darat,” Diego berujar pelan.Alen mengedipkan mata terlebih dulu sebelum ikut menanggapi, “Tidak bisa aku percaya.”Shin langsung menatapnya teman baiknya itu dengan tatapan setengah melotot.Alen cepat-cepat menambahkan, “Hei, bukannya aku tidak melihat kemampuan Ben yang memang luar biasa, tapi … hanya saja ini terlalu mengagetkan.”“Iya, maksudku … oh, tidak. Aku juga bukannya tidak suka, tapi … ah, sudahl

  • Sang Dewa Perang Terkuat    120. Pesan Penting

    Oh, James Gardner harus mengakui bahwa dia memang bukanlah orang yang pandai merangkai kata atau setidaknya dia sadar diri bahwa kemampuannya dalam menyusun kata-kata memang sangat buruk. Sungguh, dia tidak sedang bermain-main seperti yang dituduhkan oleh dua orang komandan perang itu. Dia hanya kesulitan mengatakan hal penting.Dia pun hanya bisa mendesah pelan ditatap dengan sorot mata jengkel Thyme dan Josh. Anehnya dia sama sekali tidak tersinggung sebab lagi-lagi dia menyadari kekurangannya yang satu itu.Dia juga tidak keberatan jika ada yang berkomentar tentang cara berkomunikasinya yang menyedihkan.Tetapi, dia jelas tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan cara memperbaiki cara berbicaranya sehingga dia segera beralih menatap Ben yang terlihat sedang menunggu penjelasan darinya lalu membuka mulut, “Aku tidak sedang berbicara omong kosong.”Sebelum kata-katanya disela atau dibantah oleh lawan bicaranya, James buru-buru berkata lagi, “Reiner sedang tidak ada di tempatnya un

  • Sang Dewa Perang Terkuat    119. Berhentilah Bermain-main!

    Ketika James Gardner mendengar nama lengkap salah satu sahabatnya itu disebut-sebut dia seketika menoleh ke arah komandan Thyme Sylis, memberi tatapan rumit yang jelas tidak bisa dimengerti oleh Thyme sendiri. Pria muda itu masih juga tidak membuka mulut hingga membuat Josh Cleve yang kesabarannya telah menipis itu pun berujar, “Oh, jangan terlalu banyak pikir! Kita tidak punya cukup banyak waktu.”“Cepat putuskan! Pilih siapapun yang menurutmu memang pantas, aku yakin kau tidak mungkin salah dalam memilih,” Thyme menambahkan.James mengangguk paham, “Sejujurnya baik Jason atau Ben … keduanya sama-sama memiliki kemampuan yang bagus. Tapi … aku-”“Kenapa kau tiba-tiba menjadi ragu-ragu begitu? Seolah bukan seorang James Gardner saja,” Thyme memotong cepat-cepat.Hal itu juga membuat Josh mengernyitkan dahi dan langsung berpikir serius, “Ayolah! Meskipun kau akhirnya memilih Benedict Arkitson, salah satu sahabat baikmu itu, tidak akan ada yang mempertanyakan keputusanmu ini.”Memang be

  • Sang Dewa Perang Terkuat    118. Jangan Berpikir Lama!

    James malah tertawa santai menanggapi ucapan sahabat baiknya. Dia berjalan mendekat ke arah mereka dan kemudian berujar, “Kalian akan tahu nanti.” Diego sontak langsung menaikkan alis kirinya yang menandakan dia sangat jengkel.Shin sudah siap ingin menodong James dengan berbagai pertanyaan yang tidak bisa dia tahan lagi, tapi dia melihat James mengangkat tangan dengan isyarat menyuruhnya untuk tidak berbicara.Shin terpaksa mengatupkan mulutnya rapat-rapat dengan begitu kesal.“Biarkan aku bicara dengan mereka terlebih dulu!” James berkata cepat.Ben sontak mengernyitkan dahi, “Kau tidak membiarkan kami mendengarkan percakapan penting kalian ya?”“Jadi … kami harus menunggu kalian rapat, begitu?” Alen.“Sungguh kami tidak bisa di sini saja?” Shin bertanya dengan nada sedikit memohon akibat terlalu penasaran.“Tidak,” James menjawab tegas.Melihat ketegasan dalam nada suara James, sudah jelas bahwa mereka tidak akan bisa membuat James merubah keputusannya itu. Maka, dengan patuh saha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status