Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 80. Biarkan Dia Pergi!

Share

80. Biarkan Dia Pergi!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-12 11:22:15

"Mau kami tentu saja menjauhkan Cassandra dari Bill. Menikahkan dia dengan orang yang jauh lebih baik," jawab Christopher dengan begitu tenangnya.

Peter tak habis pikir dengan jawaban itu. "Ah, tentu saja. Bill emang sudah kayak tadi dia tidak bisa kau kontrol. Maka dari itu, kau sama sekali tidak menyukai dia. Kau mencari seseorang yang bisa kau kontrol. Benar begitu kan, Kek?"

Christopher tidak mau memberi tanggapan ucapan Peter. Seketika pria itu pun merasa tidak bisa lagi berada di dalam keluarga busuk itu.

Secara kebetulan mobil itu sedang berhenti di lalu lintas karena lampu merah. Atas kesempatan itu, Peter pun berkata, "Shirley, maaf aku tidak bisa melanjutkan pernikahan kita. Aku akan melayangkan gugatan cerai kepadamu dan jangan khawatir, aku pasti akan memberi tunjangan untukmu."

Shirley Wood membelalakkan mata dan langsung berkata, "Apa maksudmu? Kau mau bercerai denganku?"

George dan Christopher sungguh begitu terkejut mendengar ucapan Peter yang tak pernah mereka duga it
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Purnomo Purnomo
taiiiii cokk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    124. Kau Tidak Tahu?

    Jacob pun langsung mengangkat bahu dan menjawab dengan acuh tak acuh seakan tidak terlalu peduli dengan alasan yang ingin diketahui oleh Jason, “Aku tidak tahu.”Jason melotot kaget tapi dia mencoba memperbaiki ekspresi wajahnya. Dia membuang napas pelan agar bisa menghilangkan rasa kesal yang sempat muncul tanpa bisa dia tahan.“Kau tidak tahu? Bagaimana bisa?” Jason balik bertanya dengan alis kanan terangkat, jelas terlihat tidak percaya.Dia pasti sedang menyembunyikan sesuatu. Sebuah rahasia, mungkin. Jason berpikir seraya menatap temannya dengan tatapan penuh kecurigaan yang tidak dia coba tutup-tutupi.Dilihat dengan tatapan aneh itu, giliran Jacob yang balas menatapnya dengan tatapan kesal, “Hei, aku benar-benar tidak tahu. Aku hanya diperintah oleh Komandan Arkitson untuk memperketat keamanan istana raja.”Jason menyipitkan mata, masih terlihat tidak yakin dengan jawaban Jacob.Tatapan mata itu tentu saja dimaknai oleh Jacob sebagai tatapan seolah mengatakan ‘Aku tidak percaya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    123. Sebuah Keberuntungan

    Mendengar permintaan sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou yang juga merupakan menantu mendiang raja tersebut, Jason Hoult seketika menelan ludah dengan gugup. Dahinya juga mengerut, tanda pria itu cukup kebingungan.Dia pun tidak bersuara setelahnya.“Jason,” Riley memanggilnya dengan nada khawatir.Jason mengedipkan mata, lalu berdeham pelan.Riley mendesah pelan dan berujar cepat, “Kau … bisa melakukannya?”Jason menggigit bibir tapi tetap menjawab, “Itu sulit, tapi … bukankah aku tidak punya pilihan lain, Jenderal Mackenzie?”Ujung bibir Riley pun terangkat membentuk sebuah senyum simpul.“Aku berterima kasih padamu,” ucap pria yang masih berbicara sembari berdiri itu.Jason langsung membalas, “Ah, jangan ucapkan itu terlebih dulu! Aku kan belum melakukannya.”“Aku tahu, tapi tetap saja .. aku harus berterima kasih padamu. Kau … sungguh banyak sekali membantuku. Tanpa kau … aku ….” Riley berhenti sejenak dan memutar arah pandang, menatap sebuah rumah sederhana yang ditinggaliny

  • Sang Dewa Perang Terkuat    122. Seorang Informan

    Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Riley malah berkata, “Kurasa … aku akan tidur bersama Kharel malam ini.”Mendengar perkataan Riley yang sama sekali tidak sesuai yang diharapkan olehnya, Rowena hanya bisa mendesah frustasi. Tentu saja dia tidak akan pernah bisa memaksa Riley untuk melakukan hal sekecil apapun. Pria muda itu seorang pemimpin yang tegas, jelas tidak akan ada yang bisa mempengaruhi keputusannya, bahkan itu dia, istri yang dia cintai.Dengan hati yang dipenuhi oleh rasa kecewa, Rowena pun menyerah malam itu dan tidak membicarakan hal itu lagi. Sesuai apa yang dikatakan oleh Riley pada saat dia menikmati makan malam bersamanya, suaminya itu benar-benar tidur di kamar tidur putra mereka malam itu.“Baiklah, kalau kau memerlukan apapun, bangunkan aku saja!” kata Rowena setelah dia mencium pipi suami tersayangnya. Riley menatap putranya dengan sayang dan berbaring di sebelahnya. Tapi, hal itu tidak berlangsung sampai pagi. Sebab, ketika tengah malam tiba, Riley bang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    121. Maafkan Aku!

    Suara ketiga prajurit muda itu seketika membuat dua orang yang sedang berbicara itu saling melempar pandang.Tetapi, dikarenakan mereka tidak memiliki waktu lebih untuk sekedar merespon ketiga prajurit itu, mereka pun segera kembali mengerjakan tugas masing-masing. Si pemberi pesan masuk lagi ke dalam ruangan yang menjadi tempat rapat penting itu, sementara si penerima pesan telah meluncur ke kediaman raja.Sedangkan ketiga prajurit yang terlihat belum pulih dari rasa kagetnya itu akhirnya memilih untuk membuka mulut mereka.“Ben menggantikan Reiner,” kata Shin.“Komandan Perang Darat,” Diego berujar pelan.Alen mengedipkan mata terlebih dulu sebelum ikut menanggapi, “Tidak bisa aku percaya.”Shin langsung menatapnya teman baiknya itu dengan tatapan setengah melotot.Alen cepat-cepat menambahkan, “Hei, bukannya aku tidak melihat kemampuan Ben yang memang luar biasa, tapi … hanya saja ini terlalu mengagetkan.”“Iya, maksudku … oh, tidak. Aku juga bukannya tidak suka, tapi … ah, sudahl

  • Sang Dewa Perang Terkuat    120. Pesan Penting

    Oh, James Gardner harus mengakui bahwa dia memang bukanlah orang yang pandai merangkai kata atau setidaknya dia sadar diri bahwa kemampuannya dalam menyusun kata-kata memang sangat buruk. Sungguh, dia tidak sedang bermain-main seperti yang dituduhkan oleh dua orang komandan perang itu. Dia hanya kesulitan mengatakan hal penting.Dia pun hanya bisa mendesah pelan ditatap dengan sorot mata jengkel Thyme dan Josh. Anehnya dia sama sekali tidak tersinggung sebab lagi-lagi dia menyadari kekurangannya yang satu itu.Dia juga tidak keberatan jika ada yang berkomentar tentang cara berkomunikasinya yang menyedihkan.Tetapi, dia jelas tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan cara memperbaiki cara berbicaranya sehingga dia segera beralih menatap Ben yang terlihat sedang menunggu penjelasan darinya lalu membuka mulut, “Aku tidak sedang berbicara omong kosong.”Sebelum kata-katanya disela atau dibantah oleh lawan bicaranya, James buru-buru berkata lagi, “Reiner sedang tidak ada di tempatnya un

  • Sang Dewa Perang Terkuat    119. Berhentilah Bermain-main!

    Ketika James Gardner mendengar nama lengkap salah satu sahabatnya itu disebut-sebut dia seketika menoleh ke arah komandan Thyme Sylis, memberi tatapan rumit yang jelas tidak bisa dimengerti oleh Thyme sendiri. Pria muda itu masih juga tidak membuka mulut hingga membuat Josh Cleve yang kesabarannya telah menipis itu pun berujar, “Oh, jangan terlalu banyak pikir! Kita tidak punya cukup banyak waktu.”“Cepat putuskan! Pilih siapapun yang menurutmu memang pantas, aku yakin kau tidak mungkin salah dalam memilih,” Thyme menambahkan.James mengangguk paham, “Sejujurnya baik Jason atau Ben … keduanya sama-sama memiliki kemampuan yang bagus. Tapi … aku-”“Kenapa kau tiba-tiba menjadi ragu-ragu begitu? Seolah bukan seorang James Gardner saja,” Thyme memotong cepat-cepat.Hal itu juga membuat Josh mengernyitkan dahi dan langsung berpikir serius, “Ayolah! Meskipun kau akhirnya memilih Benedict Arkitson, salah satu sahabat baikmu itu, tidak akan ada yang mempertanyakan keputusanmu ini.”Memang be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status