Beranda / Romansa / Sang Penakluk Wanita / Bab.2. Sulitnya Mencari Pekerjaan

Share

Bab.2. Sulitnya Mencari Pekerjaan

Penulis: Miss Lia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-11 17:29:23

      Braak!!

   "Anda siapa? Kenapa datang-datang anda bikin masalah? Dan siapa paman Arthur itu, di sini tidak ada yang namanya Arthur!" lelaki tambun dengan perut buncit itu menatap tajam ke arah Sehan. 

   Sehan terkejut, bagaimana bisa paman Arthur tidak ada. Sedangkan baru kemarin saat pemakaman sang ibu semua masih di posisi masing-masing. Mereka datang masih lengkap dengan kemeja khas Argantara Group. 

    "Paman Arthur adalah pemilik jabatan ini. Bagaimana anda bisa duduk di kursi paman Arthur!" balas Sehan dengan nada tidak kalah tingginya. 

    Keduanya saling menatap tajam. Menit berikutnya lelaki itu menekan ponselnya dan memanggil security. 

    "Cepat kalian datang kemari!"

    Usai memanggil sang security, lelaki itu berjalan mengelilingi Sehan. "Asal kamu tahu, semua pegawai lama sudah tidak ada. Yang ada di sini sekarang ini adalah pegawai baru semua! Argantara Group sudah berganti nama dan pemilik!"

  Glek.

    Sehan menelan kasar ludahnya, ia baru tahu sekarang ini. Tidak ada satupun informasi tentang semua yang terjadi di perusahaan terdengar di telinga Sehan. 

    Semua seperti dirahasiakan, bahkan Sehan sebagai pewaris tunggal pun tidak tahu. 

      "Bagaimana ini bisa terjadi, Pak Tua. Tidak ada satu informasi tentang bangkrutnya perusahaan Argantara!"

     Belum juga Kepala manager menahan, dua orang security datang. 

    Rahang Sehan mengeras mana kala kedua lengannya dicekal kuat oleh dua orang security perusahaan. 

    "Bawa pemuda itu keluar! Jangan sampai dia masuk dan membuat onar lagi!" seru lelaki yang kini menjabat sebagai kepala manager.

    "Lepaskan, sialan! Aku adalah anak dari tuan Arka Argantara. Siapa yang berani menahanku maka aku pastikan kalian semua akan aku adukan pada papa agar dipecat semuanya!" teriak Sehan. 

    "Silakan lapor, Bocah. Perusahaan ini sudah bukan milik dia lagi. Sudah aku katakan, bos kami sudah membeli semua aset perusahaan yang sudah bangkrut ini!" sahut kepala manager itu. 

    Sehan kehabisan kata, semua pegawai ayahnya sudah diganti dengan pegawai baru. Pantas saja tidak ada yang mengenali Sehan. 

    "Lempar dia keluar, dan jangan biarkan ia masuk lagi!" tegas si kepala manager. 

    Kedua security mengangguk paham. Mereka membawa Sehan selayaknya seorang pencuri yang tertangkap. 

   Brukk!

   Sehan terjungkal setelah didorong keras oleh kedua security. Sehan bangkit sambil mendongak ke atas. Tampak olehnya seorang wanita dan seorang lelaki berdiri di jendela menatap ke arahnya. 

    "Cepat pergi dari sini atau kami tidak akan segan membawamu ke kantor polisi!" hardik salah satu security yang paling tinggi badannya. 

     Tanpa menoleh Sehan bejalan ke arah mobil sportnya. Netra Sehan membulat sempurna saat mobil sportnya di derek dengan truk. 

    "Hei, itu mobilku! Mau kalian bawa ke mana, hah!" teriak Sehan mengejar mobil sportnya. 

    "Shitt!"

      Sehan mengumpat, menendang kosong udara. 

  "Arrrggh!" Teriak Sehan sekuat tenaga. Ia tidak peduli dengan orang-orang di sekitar yang memandang dia seperti orang gila. 

    Ting!

     Satu notif pesan masuk, Sehan membaca pesan itu. 

    "Apa!" Sehan mendelik melihat pesan masuk itu. Sebuah foto di mana terlihat ayahnya dengan kursi roda menatap pintu rumah Sehan. 

    "Astaga, papa dibiarkan begitu saja di sana seorang diri. Bagaimana aku bisa sampai ke sana sedangkan mobilku saja tidak ada!" ucap Sehan diselingi kata umpatan. 

   Sehan pulang dengan taxi online. Setengah berlari dia menghampiri sang ayah. Arka argantara membisu saat Sehan bertanya. Sehan mengambil satu amplop yang tersemat di saku baju tuan Arka. Helaan napas panjang terdengar dari mulut Sehan. "Kurang ajar Alinda. Ya sudah, Pa. Ayo kita masuk." 

    Dengan hati yang tidak karuan, Sehan membawa masuk sang ayah. Amplop yang berisi surat cerai dan satu buah cek senilai satu miliar sebagai kompensasi.

    Hari berganti hari, Kesehatan tuan Arka semakin memburuk. Sehan membawa tuan Arka berobat ke luar negeri. Pengobatan tuan Arka menghabiskan banyak uang kompensasi. 

    Uang yang dipegang lama kelamaan habis, kini Sehan hidup dalam kesederhanaan. "Aku tidak boleh begini terus. Aku harus mencari pekerjaan. 

   "Papa tenang saja, kita akan hidup berdua di sini. aku akan minta nyonya Rebeca untuk menjaga papa jika Sehan pergi keluar mencari kerja," ucap Sehan usai mengurus sang ayah yang sudah sehat namun masih belum mau mengeluarkan suara. 

     Tuan Arka hanya diam mematung seperti biasanya. Sehan menghela napas panjang. Usai mengurusi sang ayah, Sehan pun berangkat. Ia sudah menitipkan sang ayah pada wanita tua yang dulunya sering dibantu keluarganya. 

   Sehan kini berdiri di depan gerbang perusahaan yang menjadi anak asuh perusahaan sang ayah. 

     "Selamat siang, Tuan. Di sini tidak ada lowongan pekerjaan. Sudah penuh!" Security perusahaan itu mengusir Sehan dengan kasar.  

   "Tapi, tersebar iklan kalau perusahaan ini butuh pegawai baru. Pak, tolong. Saya butuh pekerjaan. Apapun saya terima, termasuk jadi cleaning service atau kurir. Tolong, Pak. Saat ini saya butuh pekerjaan," ucap Sehan memohon. 

    Sehan membaca adanya lowongan di perusahaan anak cabang Argantara Group. Namun, kenapa saat dia melamar, lowongan pekerjaan itu sudah tidak ada. 

    "Maaf, Tuan Sehan. Kami tidak berwenang apapun. Kami hanya menjalankan perintah atasan kami." 

    Sehan menghela napas dalam-dalam, ia tidak bisa memaksa. Ada rasa kecewa di hati, karena perusahaan yang ia lamar dulu adalah perusahaan yang dibantu ayahnya. 

    Dengan langkah gontai, Sehan berjalan meninggalkan perusahaan itu. Kini dia tidak tahu lagi harus melamar ke mana, semua perusahaan yang ia lamar menolaknya. 

    Dari alasan tidak punya pengalaman bekerja, sampai alasan lowongan sudah penuh. Langkah kaki Sehan berhenti di depan sebuah club. Di pos satpam tertulis Lowongan barista. Sehan pun mendekat. 

    Setelah berbicara dengan satpam, Sehan pun bertemu dengan manager club itu. 

     "Bagaimana, Tuan? Apa saya diterima?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Penakluk Wanita    Bab. 7. Apartemen Baru

    Wajah sehan terlihat cerah, ia merasa yakin jika tante Zura adalah jalan baginya untuk meraih kesuksesan. "Nanti akan aku beritahu di hotel." Zura kembali memasang wajah datar. Sedangkan Sehan kembali menunduk patuh. "Baik, Zura."***Hotel Hanabi, New York. Mobil sedan mewah berhenti di depan hotel termahal di kota New York. Sehan menatap kagum pada keindahan dan kemegahan hotel itu. Setiap ruang terlihat klasik namun elegan. Sehan terlihat sangat senang, pasalnya hotel inilah satu-satunya hotel yang belum pernah ia singgahi. Sayang akan uang yang harus dikeluarkan, karena harga sewa hotel ini satu malam mencapai lima puluh juta. "Kenz, kenapa kamu hanya berdiri di depan pintu saja? Masuklah, kamu tenang sja ini adalah hotel milikku. Pemberian dari suamiku sebagai kado ulang tahunku!" ucap tante Zura menarik tangan Sehan yang berdiri bengong di depan pintu masuk hotel. "Ah, iya tante. Maafkan Kenz yang belum pernah masuk ke hotel ini. Semua begitu indah dan m

  • Sang Penakluk Wanita    Bab.6.Pelanggan Pertama

    Sehan berdiri dengan gagahnya bersama tiga teman lainnya. Baik Sehan maupun ketiga temannya hanya memakai penutup bawahan berlogo Moon Light Agency. Sehan agak merasa risih karena dirinya menjadi pusat wanita yang jauh lebih tua darinya. "Ow My God! Kenapa aku seperti rusa di kandang singa? Gila, benar-benar gila mereka semua. Tapi aku harus kuat demi tujuanku!' Sehan bergumam dengan sesekali menarik napas dalam-dalam untuk menghilangkan rasa malu dan rasa canggungnya. Tante zola maju ke depan memunggungi keempat anak buahnya. "Selamat malam para perindu kehangatan, seperti yang sudah saya janjikan sebelumnya di group bahwa akan ada yang baru dan fresh!" Tante Zola berkata sambil berjalan mendekat ke arah Sehan. "Perkenalkan dia adalah Kenzi Rich, anggota terbaru kami. Dan kabar bahagianya ia memiliki senjata tempur yang pastinya tidak dipunyai oleh suami kalian semua.Berurat dan tentunya mentok sampai dalam, yeiii ...! Seperti biasa, untuk harga sewa, siapapun yang me

  • Sang Penakluk Wanita    Bab.5 Penampilan Baru

    Gadis cantik itu kembali tersenyum merendahkan, tidak ada sedikitpun menunjukkan wajah yang bersahabat. "Tidak ada, Tuan. Tidak ada yang menatap seperti yang anda katakan, meski saya tahu jika anda adalah pria panggilan, anak buah tante Zola." Kata-kata gadis itu menampar keras Sehan. Tangan Sehan terkepal kuat, harga dirinya baru saja dibantai habis oleh wanita yang ada di depannya itu. "Sehan, apa kau sudah memilih baju yang bagus?" Suaera tante Zola membuat kedua orang itu menoleh ke arahnya. "Nona Chellia? anda di sini? Tumben sekali ada di butik. Kebetulan sekali mumpung anda ada di sini kami bisa minta diskon yang banyak. Bagaimana, Nona?" ucap tante Zola. Cheliia tersenyum, tidak menajwab ucapan tante Zola melainkan menunjukkan gerakan tangan setuju. "Terima kasih, Nona. Anda memang dermawan. Saya sangat suka belanja di butik ini karena banyak discon dan bahannya berkualitas semua." Tante Zola tersenyum senang. Sedangkan Chelia hanya membalas ucapan Tante Zola d

  • Sang Penakluk Wanita    Bab.4.Ku Buat Tidak Berdaya

    Hotel Hilton, New York. 9 Am Tante Zola membawa Sehan ke hotel miliknya. Hotel pemberian sang suami yang sering ia gunakan tidur dengan para pria anggota agency-nya. Sesampainya di dalam kamar, tante zola meminta Sehan melakukan apa yang dia perintahkan yakni membuat wanita bergairah. "Sehan, apa hanya ini yang kau bisa?" "Cih! Dasar lelaki lemah!" omel tante Zola. Sehan berdiri mematung, ia tidak tahu bagaimana cara membuat wanita puas sebelum bertempur. Dalam hati ia kembali mengutuk keputusan yang sudah ia buat. Sehan agak kesal dengan david yang tidak memberi tahu tes apa yang akan ia jalani sebelum menjadi anggota Moon Light Agency. "Ck! Kau lambat sekali, Sehan!" geram tante Zola kesal pada Sehan. Menurut tante Zola Ia pun mengambil ponsel dan menghubungi seseorang. Sedangkan Sehan menunduk menatap dirinya yang hina. Sungguh sebuah keadaan yang bertolak belakang dengan dirinya dulu sebelum sang ayah bangkrut. Masih jelas di ingatan Sehan, baga

  • Sang Penakluk Wanita    Bab.3.Tawaran David

    Kantor Moon Light Agency, New York. David membawa Sehan menemui Tante Zola. Sosok wanita dewasa pemilik dari Moon Light Agency. "Wow, dadamu bidang dan wajahmu tampan juga." Sehan berdiri tegak di depan seorang wanita yang tengah meraba semua aset yang dimiliki Sehan. "Hm, temanmu ini boleh juga, David! Wajahnya tampan, dan bersih! Semua yang ada di tubuhnya aku suka. Baiklah, aku terima dia! Tapi, aku harus mencobanya terlebih dahulu sebelum menawarkannya pada pelanggan!" Tante Zola memeriksa setiap inchi tubuh Sehan di depan David-- teman kuliah Sehan. "Sehan, kamu kuat berapa ronde, Sayang?" Tante Zola bertanya lagi pada Sehan yang berdiri mematung, malu untuk menjawab pertanyaan Tante Zola. "Tante tidak perlu khawatir, pilihanku tentunya berkualitas dan aku bisa jamin kalau temanku itu bakal bikin Tante mendesah tidak karuan!" sahut David mewakili Sehan yang masih malu untuk menjawab. "Diam kamu, David. Aku bertanya pada Sehan!" hardik Tante Z

  • Sang Penakluk Wanita    Bab.2. Sulitnya Mencari Pekerjaan

    Braak!! "Anda siapa? Kenapa datang-datang anda bikin masalah? Dan siapa paman Arthur itu, di sini tidak ada yang namanya Arthur!" lelaki tambun dengan perut buncit itu menatap tajam ke arah Sehan. Sehan terkejut, bagaimana bisa paman Arthur tidak ada. Sedangkan baru kemarin saat pemakaman sang ibu semua masih di posisi masing-masing. Mereka datang masih lengkap dengan kemeja khas Argantara Group. "Paman Arthur adalah pemilik jabatan ini. Bagaimana anda bisa duduk di kursi paman Arthur!" balas Sehan dengan nada tidak kalah tingginya. Keduanya saling menatap tajam. Menit berikutnya lelaki itu menekan ponselnya dan memanggil security. "Cepat kalian datang kemari!" Usai memanggil sang security, lelaki itu berjalan mengelilingi Sehan. "Asal kamu tahu, semua pegawai lama sudah tidak ada. Yang ada di sini sekarang ini adalah pegawai baru semua! Argantara Group sudah berganti nama dan pemilik!" Glek. Sehan menelan kasar ludahnya, ia baru tahu sekarang ini

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status