Share

Sebuah Jebakan

Penulis: Rachel Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-10 22:21:47

Levin mengernyitkan kening, mencoba memfokuskan pandangan pada gadis yang sudah dikerumuni oleh banyak pria bagaikan gula dikerumuni semut. Tampak jelas kalau para pria itu tidak sabar ingin segera membawa gadis itu masuk ke ruangan tertutup untuk melampiaskan segala hal yang ada di dalam pikiran kotor mereka.

Pikiran yang ada di benak setiap pria jika melihat wanita seksi, cantik dan menggoda di dekat mereka yaitu keinginan primitive agar dapat memiliki wanita tersebut meski hanya satu malam. Tentu saja arti memiliki disini hanya ingin menikmati tubuh sang wanita tanpa ada niat untuk bertanggung jawab. Hanya bersenang-senang semata.

‘Sepertinya aku mengenal gadis itu. Wajahnya terlihat familiar. Apakah aku pernah bertemu dengannya sebelum ini? Tapi bertemu dimana? Atau hanya sekedar mirip? Atau aku yang salah ingat atau salah lihat?’ batin Levin penasaran.

Ditambah lagi dengan keterbatasan jarak dan cahaya membuat Levin harus berusaha keras agar bisa melihat wajah sang gadis dengan lebih jelas. Siapa tau dengan begitu dirinya bisa ingat kan? Tapi nihil, Levin tidak ingat apapun. Anehnya, meski otaknya tidak dapat mengingat siapa gadis itu, tapi hatinya malah berkata sebaliknya.

Tak lama kemudian gadis itu berhenti bergoyang, mengabaikan tatapan penuh nafsu yang dilontarkan para pria brengsek yang sejak tadi menghimpit tubuhnya.

Gadis itu melangkah menuju bar, meminta segelas minuman pada bartender.

Tanpa sadar kaki Levin melangkah, seolah ada magnet yang menariknya. Memutuskan untuk mendekati gadis itu, hendak menuntaskan rasa penasarannya.

Levin bukanlah pria yang akan membiarkan rasa penasaran menggerogoti hatinya, jadi inilah yang Levin lakukan, mendekati gadis tersebut hingga rasa penasarannya terjawab. Namun ada satu hal yang tidak Levin pertimbangkan, yaitu kemungkinan bahwa hubungannya dengan gadis tersebut bisa menjadi rumit dalam satu malam!

Tidak lama kemudian Levin tiba di samping sang gadis yang sedang berbincang dengan temannya. Tangan gadis tersebut tidak berhenti meraih minuman beralkohol yang ada di hadapannya dan menenggaknya tanpa ragu, seolah hanya meminum air putih. Tampak jelas kalau alkohol adalah hal yang tidak asing lagi baginya.

‘Sepertinya gadis ini datang hanya untuk melepas suntuk tanpa ada niat menggoda pria di bar ini,’ pikir Levin saat menyadari kalau gadis tersebut hanya asyik mengobrol dengan temannya dan mengabaikan para pria yang mengajaknya berkenalan.

Baguslah, setidaknya gadis yang membuat Levin penasaran bukanlah wanita yang suka menggoda pria di tempat seperti ini. Tempat yang berisi pria brengsek sepertinya.

Gadis itu asyik mengobrol dengan seru, raut wajahnya terlihat ekspresif.

Levin tersenyum tipis. Entah kenapa apa yang dilakukan gadis itu semakin terlihat menarik di matanya. Mungkinkah karena wajahnya yang cantik? Atau karena lekuk tubuhnya yang seksi dan menggoda? Atau karena sikapnya yang cuek pada sekitar? Atau karena hal lain yang belum Levin pahami? Entahlah.

Yang pasti tanpa sadar Levin terus memperhatikan gerak-gerik sang gadis, mengabaikan godaan wanita yang sengaja mendekatinya. Sepertinya gadis itu benar-benar memiliki magnet tersembunyi hingga membuat Levin enggan berpaling darinya.

Saat itu Levin belum menyadari kalau pertemuannya dengan sang gadis merupakan salah satu rencana Tuhan yang dapat mengubah jalan hidupnya yang datar dan membosankan menjadi berliku dan sulit untuk ditebak!

Claire, sang gadis, asyik menggoyangkan kepalanya. Bukti kalau dirinya menikmati musik yang dibawakan oleh sang DJ. Claire sama sekali tidak menyadari kalau ada yang memperhatikannya. Atau bukannya tidak sadar, tapi tidak peduli? Entahlah! Toh dirinya hanya ingin bersenang-senang, jadi tidak perlu mempedulikan yang lain kan?

Terserah mereka ingin melakukan apa, yang penting tidak merugikannya. Setidaknya itulah yang Claire pikirkan. Gadis itu memang terkenal cuek dan tidak peduli pada sekitarnya asalkan dirinya happy. Terdengar egois? Memang iya!

Hingga keasyikan Claire terusik saat dirinya menyadari ada sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhnya yang mendadak terasa panas, jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya, otaknya terasa berkabut dan yang paling parah, dirinya merasa begitu bergairah, hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Selama ini, Claire memang sering pergi ke bar untuk bersenang-senang, tapi konteks bersenang-senang yang dirinya maksud disini hanyalah sebatas menikmati musik dan alkohol sambil bercengkerama dengan teman-temannya. Hanya untuk melepas penat karena kesibukan kuliah. Tidak pernah lebih dari itu. Claire tidak pernah keluar jalur.

Dirinya masih bisa memilah apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Dirinya tau ada batasan tegas yang tidak boleh dilanggarnya seperti obat dan seks.

Tapi kali ini, Claire merasakan hal yang berbeda seolah tubuhnya ingin dipuaskan, tapi dipuaskan dengan cara apa, Claire tidak paham. Ralat, sebagai gadis yang sudah beranjak dewasa, Claire sudah paham, tapi dirinya belum pernah melakukannya dengan pria manapun, setidaknya sampai dirinya resmi menikah. Itulah niatnya.

Meski menyukai dunia malam, bukan berarti Claire penganut seks bebas kan? Meski dirinya terlihat nakal, tapi Claire adalah gadis baik-baik dan tentunya masih virgin!

Tapi masalahnya, kali ini Claire merasa tubuhnya sulit dikendalikan dan sangat mendamba sentuhan seorang pria serta ingin melakukan hubungan terlarang itu.

Hubungan intim antara pria dan wanita yang biasanya dilakukan di dalam kamar!

Hubungan yang selama ini hanya pernah dilihatnya melalui video dan belum pernah dipraktekkan secara langsung!

‘Damn! Kenapa tubuhku jadi merasa seperti ini? Bukankah tadi baik-baik saja? Mungkinkah karena pengaruh alkohol? Rasanya tidak mungkin karena ini bukan pertama kalinya aku minum alkohol!’ batin Claire mulai panik.

Gadis itu memutar otak, sadar kalau dirinya harus pergi dari tempat ini sebelum reaksi tubuhnya semakin menggila dan lepas kendali!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kisah Cinta Yang Tragis

    Nick memutuskan pulang ke rumah Claire. Ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh wanita itu. Lebih tepatnya Nick ingin memastikan kondisi Claire. “Hei,” sapa Nick saat melihat Claire sedang menemani Revel mengerjakan PR. “Uncle!” Panggilan bernada riang itu muncul dari bibir Revel yang belum memahami kegalauan hati yang sedang melingkupi hati sang mommy dan sang uncle, karena nyatanya, bukan hanya Claire yang galau, tapi Nick juga! Setelah bercanda dengan Revel sebentar, Nick kembali memusatkan perhatiannya pada Claire. Beruntung tidak lama kemudian Revel sudah selesai mengerjakan PR dan bersiap untuk tidur siang bersama Susan. Setidaknya dengan begitu Nick memiliki waktu luang untuk bicara berdua dengan Claire. “Apa yang kamu pikirkan sekarang?”“Entahlah, terlalu banyak hal yang aku pikirkan membuatku bingung sendiri,” keluh Claire dengan nada lelah. Bukan hanya nadanya yang lelah, tapi raut wajah dan gesture tubuhnya juga terlihat lelah hingga wanita

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Take It Or Leave It!

    Levin baru saja ingin menunjukkan semangat juangnya saat ucapan Nick selanjutnya membuat beban Levin terasa lebih berat hingga kalimat motivasi yang sempat muncul di benaknya langsung raib! Berganti dengan kekhawatiran! Nick sialan! Siapa sangka pria itu pandai membuat Levin merasa kalah sebelum bertanding?“Aku yakin tidak akan mudah untuk membujuk daddy Alex karena beliau melihat sendiri bagaimana kesulitan dan perjuangan Claire selama beberapa tahun terakhir ini. Meski Claire tidak pernah mengatakan apapun, tapi sebagai seorang daddy, daddy Alex pasti ikut merasakan beban mental yang Claire rasakan meski wanita itu berusaha keras bersikap ceria jika di depan beliau.”“Jika bisa, aku juga tidak ingin Claire melalui kesulitan itu seorang diri. Aku ingin ikut menemaninya melewati masa sulit itu. Aku juga tidak ingin Revel tumbuh besar tanpa kasih sayang daddy kandungnya, tapi masalahnya, Claire lah yang enggan memberiku kesempatan untuk berada di sisinya dulu. Aku bukannya m

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Perjalanan Cinta Yang Berliku

    Claire menyentuh dagu bagian bawah, area yang disebutkan oleh Nick. Salah satu tempat dimana Levin menyematkan kissmark.“Lebih baik sekarang kamu pulang. Habiskan waktu bersama Revel. Jangan hanya menghabiskan waktu dengan si brengsek ini saja!” ketus Nick.Claire mengangguk. Ya, ucapan Nick benar, lebih baik menghabiskan waktu bersama Revel. Siapa tau dengan begitu bisa menyegarkan otaknya yang kusut kan? Bukankah selama ini Revel selalu bisa membuat suasana hati Claire menjadi lebih baik? Semoga saja kali ini putranya juga bisa menghapus rasa gundah yang menggelayuti hatinya! “Aku akan mengantarmu pulang.”“Tidak perlu, Levin. Tolong beri aku waktu untuk sendiri, okay?”“Tapi…”“Tolong hormati permintaan Claire, Levin. Dan lagi masih ada hal lain yang harus aku bahas denganmu. Berdua saja.” Levin mendesah kesal. Ucapan Nick mengingatkan dirinya bahwa masih ada hal penting yang harus mereka bahas berdua. Oh, padahal tadi pagi Levin yang menelepon pria

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kissmark Yang Membongkar Segalanya

    Kini, setelah makan siang usai. Setelah mengantar Revel pulang dan menitipkannya pada Susan. Setelah Claire memberitahu Jane kalau dirinya ada urusan mendesak diluar kantor yang tentu saja langsung disetujui oleh Levin karena pria itu juga memiliki andil dan harus menemaninya, mereka bertiga memutuskan pergi ke salah satu café yang memiliki ruang tertutup. Tidak ingin pembicaraan mereka didengar oleh orang lain. “Jadi?”Hanya itu pertanyaan pembuka dari Nick. “Aku tau kamu pasti marah dengan apa yang kami lakukan.”“Tentu saja aku marah, Claire. Kenapa kamu mau ditiduri oleh pria brengsek ini dengan begitu mudahnya? Padahal dulu kamu paling anti dengan yang namanya seks sebelum menikah, tapi sekarang kamu malah melakukannya tanpa berpikir!” “Aku…”“Apakah kamu sudah memutuskan untuk menerima lamaran Levin?” sela Nick, mengabaikan penjelasan apapun yang ingin Claire berikan karena menurutnya itu semua pasti hanya sekedar alasan. “Untuk saat ini ak

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kerja Atau 'Main'?

    “Kamu memang gila, Levin! Selalu melakukannya berkali-kali hingga membuatku lelah!” omel Claire dengan nafas terengah membuat pria itu tersenyum puas. Puas karena berhasil membuat wanitanya tergeletak lemas karena ulahnya.Puas karena berhasil memanjakan juniornya sebelum disibukkan dengan pekerjaan.“Aku memang gila dan itu semua karena kamu, Sayang! Kamu yang membuatku tergila-gila dan bertekuk lutut sampai seperti ini,” balas Levin tanpa dosa.Ucapan yang menimbulkan rona merah di pipi Claire. Tidak bisa dipungkiri kalau ucapan Levin membuatnya bangga karena dirinya sanggup membuat pria itu tergila-gila padanya. Semoga saja bukan hanya tergila-gila pada tubuhnya! Levin menatap Claire yang terbaring dengan mata terpejam, seolah masih ingin meresapi betapa nikmatnya percintaan mereka barusan, hingga satu kesadaran merasuk ke dalam benak Claire. Kesadaran yang membuat wanita itu membuka mata dengan panik dan menatap liar ke arah jam yang berada di sisi kiri rua

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kegilaan di Kantor

    Claire melenguh pelan saat Levin kembali menguasai tubuhnya. Kembali menyatukan diri meski Claire berusaha menolak. Tapi sejak dulu Levin memang pantang ditolak, pria itu sengaja mengabaikan penolakan Claire dan terus melanjutkan niatnya! “Hentikan, Levin! Kita sedang di kantor!” pinta Claire dengan nada lirih, suaranya terdengar putus-putus karena hentakan Levin membuat tubuh mungil Claire terguncang. Ya, kali ini, Levin melakukan kegilaannya di sofa yang biasa digunakan saat pria itu ingin beristirahat, namun kali ini, Levin menjadikannya sebagai arena tempur untuk menggempur tubuh mungil Claire! Dengan posisi favorit Levin, dimana Claire berada di atas tubuhnya, namun bedanya kali ini Levin lah yang bergerak karena sejak awal Claire sulit diajak bekerjasama. Takut ada yang memergoki kegilaan mereka. Well, kegilaan Levin sebenarnya karena Claire sudah berusaha menolak cumbuan pria itu meski hasilnya nol besar! “Biarkan saja. Aku tidak peduli!” desis Levin tanpa berh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status