Share

Scandal Maker
Scandal Maker
Penulis: Fantazia

Bab 1

   “Kamera, rolling, action!” ucap seorang sutradara muda bernama Michael mengarahkan sepasang pria dan wanita yang akan beradu akting.

   Seluruh kamera sudah tertuju pada pasangan itu. Lampu telah siap menyoroti mereka, dan orang orang yang menonton pun terlihat sangat antusias menyaksikan proses syuting web series itu.

   Adegan hari ini berada di dalam sebuah perpustakaan di sebuah kampus kecil di kota London. William Vinclet, nama dari aktor utama yang membintangi web series kali ini.

   Saat ini William sedang berakting duduk sambil membaca buku di sebuah meja yang ada di dalam perpustakaan. Di samping pria itu, terdapat rak buku yang berjejer rapi. Dan tepat di sela sela buku yang tersusun di dalam rak itu, seorang gadis tengah mengintip kegiatan William. Gadis manis dengan kuncir dua dan kacamata itu terlihat sangat terpesona dengan ketampanan William, kedua pipinya bersemu merah, matanya membulat memperhatikan gerak gerik William.

   Sadar ada yang memperhatikan, William menghentikan kegiatannya, lalu akhirnya berjalan perlahan menuju rak buku. Ia mengecek semuanya satu persatu, hingga akhirnya langkahnya terhenti tepat di rak ketiga. Ia melihat gadis berkacamata yang tadi tengah memperhatikannya. Karena penasaran dengan wanita itu, William berjalan mendekat perlahan, namun gadis itu segera berlari menjauh. Tanpa berkata sepatah katapun, ia meninggalkan William yang nampak kebingungan.

   "CUT! Bagus Eliana, pertahankan aktingmu. Kita lanjut lagi setelah makan siang,” ucap sang sutradara mengakhiri adegan itu. Gadis berkacamata itu diperankan oleh aktris pendatang baru bernama Eliana Clark. 

   Akhirnya beberapa orang yang menonton memilih membubarkan diri untuk makan siang, dan juga sebagian staff sudah meninggalkan lokasi syuting untuk beristirahat. Sedangkan, William memilih kembali ke ruang ganti yang berada tepat di samping perpustakaan dengan diikuti oleh asistennya yang bernama Christy.

   Sesampainya di ruang ganti, ternyata Eliana sudah berada di sana. Gadis bersurai coklat itu sedang duduk menatap cermin besar dihadapannya. Kemudian, William menghampiri Eliana dan duduk disebelahnya. Christy dengan sigap mengelap wajah William yang berkeringat menggunakan tissue. Lalu Christy memberi sebotol air pada William. William meraihnya dengan senang hati.

   “Kau ingin makan apa siang ini, Will?” tanya Christy.

   “Aku ingin pizza, tanpa keju, Chris,” jawab William, Christy mengangguk dan berjalan meninggalkan mereka. Pandangan William kini beralih ke arah Eliana yang sedang menyandarkan tubuhnya di kursi.

    “Aktingmu sudah banyak kemajuan, El.”

   Eliana yang mendengar ucapan William, melirik sekilas pada pria berambut hitam legam itu sebelum akhirnya kembali menatap pantulan bayangannya di cermin.

   “Ya, ini semua karenamu. Terima kasih karena sudah memberiku arahan yang baik, Will."

   “Tidak masalah. Oh ya, di mana Joe? Bukankah setelah ini ada adeganmu bersamanya?” tanya William yang memang sedari tadi tidak melihat Joe menampakkan batang hidungnya.

   “Ia sedang dalam perjalanan menuju kesini.”

   “Eliana, bagaimana kalau nanti malam kita berlatih? Aku hanya ingin membangun chemistry denganmu,” ajak William, Eliana nampak berpikir. Namun sepertinya Eliana sudah memiliki janji dengan Joe, kekasihnya.

   “Entahlah, Joe mungkin akan mengajakku makan bersama malam ini. Kami sudah lama tidak memiliki quality time berdua,” jawab Eliana. Yang ditanggapi anggukan dari William. Lalu William beralih mengambil ponselnya yang ada di saku celana jeansnya. Karena Angela tiba-tiba menghubunginya. William akhirnya meninggalkan ruangan itu untuk menerima panggilan dari Angela, sang kekasih.

   "Ya, baby?" sahut William ketika mendengar suara Angela dibalik telepon.

   "Kapan kau selesai syuting? Aku ingin berbicara denganmu." Suara Angela terdengar parau. William berpikir pasti gara-gara Alice lagi. Angela selalu bercerita mengenai masalahnya dengan Kakaknya itu pada William. Dan William hapal betul jika Angela sudah terdengar seperti ini, tak lain adalah karena Alice.

    "Sore nanti sepertinya sudah selesai, apa yang terjadi padamu?"

   "Aku baru saja menonton acara streaming yang dilakukan Alice. Dia menjawab pertanyaan penggemar mengenai status dalam keluarganya. Dan kau tahu apa yang ia jawab, Will?"

   "Apa?" sahut William penasaran.

   William mendengar Angela terisak. "Ia mengatakan kalau ia anak tunggal dalam keluarganya, hiks ..."

   William tertegun mendengar perkataan Angela. Bagaimanapun William begitu mengerti kondisi Alice sebagai penyanyi sekaligus Kakak dari kekasihnya itu.

   "Tenanglah Angela, Alice mengatakan itu bukan tanpa alasan. Ia seorang penyanyi terkenal, akan sangat merepotkan jika penggemarnya mengetahui kalau kau adalah adik kandungnya," jawab William berusaha menenangkan Angela.

   Angela terdiam, namun sedetik kemudian ia menyahut. "Aku mengerti itu, Will. Entah mengapa aku merasa sakit mendengarnya."

   "Sudah tidak perlu sedih, Angela. Ia akan tetap menjadi Kakakmu tanpa harus seluruh dunia mengetahuinya."

   Perkataan William sungguh membuat hati Angela tenang. Ia sangat bersyukur memiliki kekasih seperti William yang selalu membuatnya bisa melupakan setiap masalah dalam hidupnya.

   Tak lama kemudian, Joe datang bersama asisten pribadinya. Ia berjalan melewati William yang sedang menelepon Angela. Joe menyapa William, namun William dengan sengaja mengabaikannya. Hal itu menimbulkan tanda tanya di kepala Joe. 

   Setelah itu, Joe memasuki ruang ganti dan melihat Eliana yang sedang makan siang. Ia menghampiri kekasihnya itu dan mengambil kursi untuk duduk di depannya.

   "Maaf aku baru datang, El." 

   "Tidak apa-apa Joe. Lagipula adeganmu setelah makan siang." Eliana menjawab sambil melahap sandwich tuna kesukaannya. Joe mengambil tisu dari meja dan mengelap bibir kekasihnya yang belepotan saus itu.

   "Makan yang benar, baby. Hari ini mungkin aku mengelapnya dengan tisu. Tapi selanjutnya aku akan mengelapnya dengan bibirku."

   Ucapan Joe membuat Eliana tersedak, dengan cepat Joe memberikan minum pada Eliana sambil terkekeh melihat ekspresinya yang menggemaskan.

   "Jangan macam macam padaku, Joevanka Kent!"

   "Baiklah yang mulia Eliana Clark," sahut Joe masih terkekeh geli.

***

   Setelah makan siang, Sherly yang merupakan penulis naskah ingin berbicara dengan para pemain. Sherly akan membicarakan mengenai perubahan adegan dalam web series.

   Saat ini seluruh pemain sudah berada di dalam ruangan sutradara. Setelah melihat seluruh pemain sudah lengkap, wanita berkacamata kotak itu pun memulai pembicaraan.

   “Aku meminta kalian berkumpul di sini karena ada sedikit perubahan adegan dalam film ini. Aku sudah membicarakan ini dengan sutradara, dan ia setuju. Kami akan menampilkan adegan ranjang dalam web series kali ini, ini sengaja dilakukan untuk menarik minat penonton. Apalagi ini akan menjadi web series dewasa pertama yang diperankan oleh William, penonton pasti akan sangat tertarik dengan web series kita kali ini,” ucap Sherly.

   "Apa?! Adegan ranjang?!" teriak Eliana dan William hampir bersamaan. Mereka saling bertatapan satu sama lain. Terkejut, itulah yang mereka rasakan saat ini. 

   Seketika terdengar riuh di dalam ruangan itu yang berasal dari para pemain web series. Pikiran mereka mulai terbayang adegan ranjang seorang William Vinclet dengan Eliana Clark. Web series kali ini pasti akan sukses besar dibanding yang sebelumnya. 

Sanggupkah Eliana dan William melakukan adegan ranjang di depan kamera?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status