Share

43. Saingan

Kana mengunci dirinya di dalam ruang ganti khusus pegawai tersebut. Sesekali ia mengintip keadaan di luar melalui celah lubang kunci. Ia masih bisa melihat sosok Gilang yang menatap lurus ke ruangan tersebut. Ia benar-benar sudah tidak bisa menemui cowok itu lagi. Jantungnya yang berdetak tak karuan itu tanpa terasa membuat hatinya sakit. Kana menundukkan kepalanya, ucapan terakhir dari Gilang masih terngiang di kepalanya. Ia menarik napasnya sesaat, lalu mengembuskannya secara perlahan.

"Kana, kamu kenapa, Nduk?" tanya Bu Ningsih dengan nada khawatir.

Kana sama sekali tak bisa mengatakan apa pun. Rasanya begitu sesak sampai sulit untuk berbicara. Ia sudah terlalu banyak merasakan luka yang dibuat oleh cowok itu. Setelah pergi menjauh dari Gilang, ia merasa hidupnya menjadi lebih baik. Bahkan ia sudah tak lagi membuang air matanya untuk satu kata yang bernama cinta tersebut.

"Na, tolong keluar."

Kana memejamkan kedua matanya. Ia me
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status