“Mungkin kebetulan saja namanya sama.” Terlukis sedikit rasa kaget di wajah Lucas.“Selama ini putri Keluarga Gunadi bersekolah di luar negeri. Apalagi sekarang Grup Hikara sudah begitu terkenal. Seandainya orang tua kandung Feli masih hidup, mereka pasti sudah mencari Feli sejak awal.”Jivan mengangguk tanda dirinya setuju. Namun entah kenapa, hatinya terasa agak penat, seolah-olah telah kehilangan sesuatu yang berharga saja.Pada saat yang sama, di Kediaman Keluarga Gunadi. Aku sedang beradaptasi dengan keluarga baruku.“Bi … Mama, serius nggak usah.” Aku melihat makanan yang menumpuk di atas piringku dengan tersenyum.“Kamu terlalu kurus, mesti makan yang banyak.” Icha menatapku dengan tatapan penuh kasih sayang. Sepertinya Icha menyadari sesuatu. Dia mengambil piringku. “Feli, ayo, yang patuh, buka mulutmu.”Telingaku agak memerah. Sejak kecil, aku selalu makan sendiri. Setelah dewasa sekarang, malah disuapi. Rasanya agak memalukan.Abangku yang berada di samping tetap menunjukkan
Saat memilih gaun pengantin, tanganku masih mengenakan balut bidai. Icha dan Sisca menatapku yang mencoba satu per satu gaun pengantin.Setiap gaun yang kukenakan mendapat pujian berlimpah dari mereka semua.“Johnson memang beruntung sekali.”“Feli memang seperti model berjalan saja. Apa pun cantik di tubuhnya.”Aku pun tersenyum. Saat aku melihat set gaun pengantin paling dalam, terlukis ekspresi syok di wajahku. Gaun itu adalah karya yang membuatku memenangkan juara dalam kompetisi desain tiga tahun lalu! Seluruh uang yang didapatkan dari juara itu dijadikan modal awal usaha Lucas dan Jivan.Saat itu, karya ini dibeli oleh seorang pembeli misterius ….Toko bridal ini merupakan bisnis Keluarga Limardi. Ternyata dia ….Tanganku spontan meraba gaun itu. “Aku ingin mencoba gaun ini.”Lantaran gerakan tanganku terbatas. Aku pun tidak bisa menarik ritsleting di bagian belakang tubuhku. Aku ingin mencoba, tetapi tanganku ditahan oleh sepasang tangan.“Jangan bergerak. Biar aku saja.” Suara
“Sepertinya yang tadi itu si Feli.” Tiba-tiba wajah Jivan berubah menjadi pucat pasi.“Omong kosong. Dia itu putri Keluarga Gunadi … Keluarga Gunadi ….” Suara Lucas tiba-tiba berhenti. “Nggak mungkin …. Keluarga Feli cuma aku seorang diri.”Saat mereka duduk di kursi, Herbert menggandengku dan mengantarku ke sisi Johnson. Senyuman di wajahku seolah-olah telah menusuk hati mereka!“Mempelai wanita, apa kamu bersedia menikah dengan mempelai pria ….”“Dia nggak bersedia!”“Aku nggak setuju!”Belum selesai pembawa acara menyelesaikan omongannya, terdengar dua suara secara serentak!Aku melihat ke sisi mereka dengan datar. Raut wajah Herbert dan orang tuaku kelihatan muram. Meskipun aku tidak mengatakannya, mereka juga menyadari keanehanku pada beberapa hari ini.Begitu diselidiki, mereka baru mengetahui penderitaan apa yang telah dialamiku selama beberapa tahun ini.Raut wajah mereka semua kelihatan muram. Mereka bisa menyuntikkan dana kepada Grup Hikara juga merasa sebagai tebusan kepada
Icha dan Sisca melihatku dengan tatapan kasihan.Aku pun tersenyum untuk menghibur mereka. “Semuanya sudah berakhir.”Di dalam dokumen yang diberikan Herbert kepada mereka berdua, ada bukti bahwa selama beberapa tahun Rosa di luar negeri, dia pun tertular penyakit akibat kelakuan tercelanya.Sekarang saat Jivan menatap sosok Rosa di depannya, dia pun hanya merasa jijik. Ternyata wanita suci yang selama ini dia kira adalah wanita beracun.Bukan hanya itu saja, Rosa bahkan diam-diam menjual rahasia bisnis Grup Hikara kepada perusahaan rival.Gara-gara wanita ini, Jivan pun kehilangan bunga mawar yang telah dia lindungi sejak kecil. Lucas mengusir Rosa dari Kediaman Keluarga Hikara.Mereka berdua memutar otak untuk mendekatiku, ingin meminta maaf dan menebus kesalahan mereka terhadapku. Hanya saja, berhubung adanya hubungan Keluarga Limardi dan Keluarga Gunadi, aku terpaksa menolak mereka.Namun, kami sudah meremehkan Rosa. Kami telah meremehkan sifat beracun Rosa.Rosa yang sekarang sud
Lucas sebagai wali dari Rosa mendapat panggilan dari kantor polisi. Bagaimanapun, sebelumnya dia pernah mengasuh Rosa.Lucas pun menatapku dengan rasa bersalah.Grup Gunadi telah menghentikan kerja sama dengan Lucas. Sekarang Grup Hikara hanyalah sebuah perusahaan biasa, tidak seperti sebelumnya lagi. Sementara itu, Jivan juga telah membayar akibat dari sikap tidak setianya. Dia benar-benar pernah berhubungan dengan Rosa.Sekarang Jivan tidak lagi bersikap arogan seperti sebelumnya. Setiap harinya, dia hanya mabuk-mabukan di rumah. Aku dipapah Johnson. Dia menatap Lucas dengan tatapan dingin. Lucas melihat perutku yang agak membuncit dengan kaget. “Feli, kamu ….”Aku mengangguk sedikit kepalaku. “Pak Lucas.”Panggilan “Pak Lucas” telah memutuskan jarak di antara aku dengan dia. Lucas menggeleng dengan tersenyum getir. Dia tahu hubungan mereka tidak bisa kembali seperti dulu lagi.Tidak lama kemudian, Jivan pun telah meninggal. Dia dimakamkan di kuburan yang sama dengan Bianca. Saat me
Setelah panggilan diakhiri, aku spontan merasa terhina ketika dekorasi pernikahan yang memenuhi isi hotel.Para tamu telah membubarkan diri. Lucas Hikara dan Jivan Anggara masih belum kembali.Pada lima tahun silam, aku ditemukan oleh orang tua kandungku. Hasil tes DNA menyatakan bahwa aku adalah putri dari Keluarga Gunadi di ibu kota.“Maaf, Nak, sudah membuatmu hidup susah selama beberapa tahun ini.” Ibu kandungku, Icha, melihatku dengan tatapan lembut.“Kami akan menjadikanmu sebagai penerus yang unggul, menciptakan masa depan yang cemerlang untukmu.”“Apa kamu bersedia bersama kami pulang ke Kediaman Keluarga Gunadi?”Aku menatap kedua orang tua kandungku dengan tatapan rumit. Selama beberapa tahun ini, aku memang tumbuh besar di panti asuhan, tetapi aku tidak merasa kekurangan kasih sayang. Aku ditemani oleh Lucas dan Jivan. Itulah sebabnya aku dengan tegas menolak saran mereka untuk kembali ke Kediaman Keluarga Gunadi.Hidup di keluarga konglomerat tidaklah bebas. Apalagi aku tid
“Nak, apa kamu benar-benar sudah mempertimbangkannya?” Masih terdengar rasa tidak percaya dari suara orang tua kandungku.Tiga tahun silam, aku memberi tahu mereka dengan tegas bahwa aku tidak bersedia memiliki pernikahan tanpa perasaan. Seandainya aku kembali ke Kediaman Keluarga Gunadi, aku pun akan mengorbankan kebahagiaanku sendiri. Menikah dengan pasangan hasil pilihan terbaik dari keluarga adalah pilihan terbaik bagi kedua keluarga.Icha menghela napas, lalu berkata dengan sangat serius, “Tenang saja, meskipun pernikahan ini adalah perjanjian pernikahan antar keluarga konglomerat, kamu itu juga anak Papa dan Mama.”Aku melihat langit yang mulai menggelap di luar jendela sembari mengusap air mataku. “Papa, Mama, aku masih butuh sekitar satu minggu untuk menyelesaikan masalah di sini.”“Oke, kamu juga berpamitan dulu dengan kakak-kakakmu. Mengenai masalah pernikahan, kamu nggak usah memikirkannya. Kami akan membantumu untuk mengatur semuanya. Apa pun ceritanya, selamanya Keluarga
Setelah mengatasi masalah ini, aku kembali ke rumahku bersama Jivan. Baru saja pintu dibuka, aku pun merasa syok dengan keberadaan seseorang di dalam rumah!“Kak Feli, lama nggak berjumpa!” Rosa mengenakan piama yang tipis memamerkan tubuh indahnya. Dia berjalan keluar dari kamar pengantinku dan Jivan dengan ekspresi bersalah dan provokasi.“Kak Lucas dan Jivan cemasin aku. Mereka suruh aku tinggal di sini.”Aku melihat kamar pengantin yang kudekorasi dengan susah payah itu dimasuki oleh Rosa. Semua barang rumah tangga yang berpasangan telah dibuang sembarangan oleh Rosa ke dalam ruang kerja. Sebagai gantinya, barang-barang pribadinya memenuhi ruangan itu.“Kata Jivan, pencahayaan di ruangan ini nyaman. Aku baru saja selesai operasi di luar negeri dan butuh pemulihan.”Tersembunyi rasa muram di dalam tatapanku. Ruangan yang dia tempati itu sebenarnya adalah kamar pengantin milikku dan Jivan.Saat ini, pintu kembali dibuka. Lucas dan Jivan memasuki rumah dengan membawa kue tar dan bung
Lucas sebagai wali dari Rosa mendapat panggilan dari kantor polisi. Bagaimanapun, sebelumnya dia pernah mengasuh Rosa.Lucas pun menatapku dengan rasa bersalah.Grup Gunadi telah menghentikan kerja sama dengan Lucas. Sekarang Grup Hikara hanyalah sebuah perusahaan biasa, tidak seperti sebelumnya lagi. Sementara itu, Jivan juga telah membayar akibat dari sikap tidak setianya. Dia benar-benar pernah berhubungan dengan Rosa.Sekarang Jivan tidak lagi bersikap arogan seperti sebelumnya. Setiap harinya, dia hanya mabuk-mabukan di rumah. Aku dipapah Johnson. Dia menatap Lucas dengan tatapan dingin. Lucas melihat perutku yang agak membuncit dengan kaget. “Feli, kamu ….”Aku mengangguk sedikit kepalaku. “Pak Lucas.”Panggilan “Pak Lucas” telah memutuskan jarak di antara aku dengan dia. Lucas menggeleng dengan tersenyum getir. Dia tahu hubungan mereka tidak bisa kembali seperti dulu lagi.Tidak lama kemudian, Jivan pun telah meninggal. Dia dimakamkan di kuburan yang sama dengan Bianca. Saat me
Icha dan Sisca melihatku dengan tatapan kasihan.Aku pun tersenyum untuk menghibur mereka. “Semuanya sudah berakhir.”Di dalam dokumen yang diberikan Herbert kepada mereka berdua, ada bukti bahwa selama beberapa tahun Rosa di luar negeri, dia pun tertular penyakit akibat kelakuan tercelanya.Sekarang saat Jivan menatap sosok Rosa di depannya, dia pun hanya merasa jijik. Ternyata wanita suci yang selama ini dia kira adalah wanita beracun.Bukan hanya itu saja, Rosa bahkan diam-diam menjual rahasia bisnis Grup Hikara kepada perusahaan rival.Gara-gara wanita ini, Jivan pun kehilangan bunga mawar yang telah dia lindungi sejak kecil. Lucas mengusir Rosa dari Kediaman Keluarga Hikara.Mereka berdua memutar otak untuk mendekatiku, ingin meminta maaf dan menebus kesalahan mereka terhadapku. Hanya saja, berhubung adanya hubungan Keluarga Limardi dan Keluarga Gunadi, aku terpaksa menolak mereka.Namun, kami sudah meremehkan Rosa. Kami telah meremehkan sifat beracun Rosa.Rosa yang sekarang sud
“Sepertinya yang tadi itu si Feli.” Tiba-tiba wajah Jivan berubah menjadi pucat pasi.“Omong kosong. Dia itu putri Keluarga Gunadi … Keluarga Gunadi ….” Suara Lucas tiba-tiba berhenti. “Nggak mungkin …. Keluarga Feli cuma aku seorang diri.”Saat mereka duduk di kursi, Herbert menggandengku dan mengantarku ke sisi Johnson. Senyuman di wajahku seolah-olah telah menusuk hati mereka!“Mempelai wanita, apa kamu bersedia menikah dengan mempelai pria ….”“Dia nggak bersedia!”“Aku nggak setuju!”Belum selesai pembawa acara menyelesaikan omongannya, terdengar dua suara secara serentak!Aku melihat ke sisi mereka dengan datar. Raut wajah Herbert dan orang tuaku kelihatan muram. Meskipun aku tidak mengatakannya, mereka juga menyadari keanehanku pada beberapa hari ini.Begitu diselidiki, mereka baru mengetahui penderitaan apa yang telah dialamiku selama beberapa tahun ini.Raut wajah mereka semua kelihatan muram. Mereka bisa menyuntikkan dana kepada Grup Hikara juga merasa sebagai tebusan kepada
Saat memilih gaun pengantin, tanganku masih mengenakan balut bidai. Icha dan Sisca menatapku yang mencoba satu per satu gaun pengantin.Setiap gaun yang kukenakan mendapat pujian berlimpah dari mereka semua.“Johnson memang beruntung sekali.”“Feli memang seperti model berjalan saja. Apa pun cantik di tubuhnya.”Aku pun tersenyum. Saat aku melihat set gaun pengantin paling dalam, terlukis ekspresi syok di wajahku. Gaun itu adalah karya yang membuatku memenangkan juara dalam kompetisi desain tiga tahun lalu! Seluruh uang yang didapatkan dari juara itu dijadikan modal awal usaha Lucas dan Jivan.Saat itu, karya ini dibeli oleh seorang pembeli misterius ….Toko bridal ini merupakan bisnis Keluarga Limardi. Ternyata dia ….Tanganku spontan meraba gaun itu. “Aku ingin mencoba gaun ini.”Lantaran gerakan tanganku terbatas. Aku pun tidak bisa menarik ritsleting di bagian belakang tubuhku. Aku ingin mencoba, tetapi tanganku ditahan oleh sepasang tangan.“Jangan bergerak. Biar aku saja.” Suara
“Mungkin kebetulan saja namanya sama.” Terlukis sedikit rasa kaget di wajah Lucas.“Selama ini putri Keluarga Gunadi bersekolah di luar negeri. Apalagi sekarang Grup Hikara sudah begitu terkenal. Seandainya orang tua kandung Feli masih hidup, mereka pasti sudah mencari Feli sejak awal.”Jivan mengangguk tanda dirinya setuju. Namun entah kenapa, hatinya terasa agak penat, seolah-olah telah kehilangan sesuatu yang berharga saja.Pada saat yang sama, di Kediaman Keluarga Gunadi. Aku sedang beradaptasi dengan keluarga baruku.“Bi … Mama, serius nggak usah.” Aku melihat makanan yang menumpuk di atas piringku dengan tersenyum.“Kamu terlalu kurus, mesti makan yang banyak.” Icha menatapku dengan tatapan penuh kasih sayang. Sepertinya Icha menyadari sesuatu. Dia mengambil piringku. “Feli, ayo, yang patuh, buka mulutmu.”Telingaku agak memerah. Sejak kecil, aku selalu makan sendiri. Setelah dewasa sekarang, malah disuapi. Rasanya agak memalukan.Abangku yang berada di samping tetap menunjukkan
Aku kesakitan hingga tidak bisa berkata-kata. Terlihat sedikit rasa putus asa ketika melihat mereka. Ternyata masa depanku dan hidupku tidak bisa dibandingkan dengan kulit Rosa.“Segera jalankan operasi!” Untung saja direktur rumah sakit datang tepat waktu. Mereka juga tidak perlu melakukan pilihan lagi.“Feli, maaf ….”Aku tidak menghiraukan Lucas dan tidak menyalahkannya. Anggap saja tamparan itu sebagai balasan dari hubungan mereka selama bertahun-tahun ini.Saat pintu ruang operasi ditutup, ikatan di antara aku dengan mereka telah terputus. Mulai saat ini, mereka tidak saling berutang lagi.Setelah siuman, aku melihat sosok Jivan berdiri di samping ranjang pasienku dengan raut dingin. “Sudah bangun? Luka jahitan di tubuh Rosa sampai belasan jahitan. Kalau bukan karena kamu, semua ini nggak akan terjadi. Kamar Rosa ada di lantai atas. Kalau kamu sudah mendingan, pergi minta maaf padanya!”Aku menatap Jivan yang terasa asing bagiku.“Aku nggak bersalah!” ucapku dengan datar. Hatiku
Sebelum pergi, aku hanya ingin berpamitan dengan seseorang.Setelah berpamitan, aku pun tidak akan merasa terikat lagi.“Nak, kamu datang mengunjungi Bu Bianca lagi,” sapa pengurus kuburan yang mengenaliku.Setiap tahunnya, aku akan datang untuk mengunjungi kepala panti asuhan. Dia meletakkan sebuket bunga krisan putih di depan kuburan Bianca.“Mama Bianca, aku sudah mau pergi.”Angin lembut berembus. Bianca yang di atas foto masih kelihatan begitu lembut. Aku berjalan meninggalkan kuburan, lalu berjalan santai di jalan raya. Saat melewati depan toko kue, aku tercium aroma manis dan wangi dari dalam.Tiba-tiba aku kepikiran masa-masa dulu, momen Lucas dan Jivan membelikan kue tar untukku. Meskipun hanya krim murahan saja, aku malah merasa sangat manis.Ponselku terus bergetar.[ Selamat ulang tahun. ]Pesan itu dikirim dari Keluarga Gunadi. Disusul dengan dikirim uang nominal besar ke dalam rekeningku. Meskipun aku tidak bersedia untuk kembali ke Kediaman Keluarga Gunadi, setiap kalin
Setelah mengatasi masalah ini, aku kembali ke rumahku bersama Jivan. Baru saja pintu dibuka, aku pun merasa syok dengan keberadaan seseorang di dalam rumah!“Kak Feli, lama nggak berjumpa!” Rosa mengenakan piama yang tipis memamerkan tubuh indahnya. Dia berjalan keluar dari kamar pengantinku dan Jivan dengan ekspresi bersalah dan provokasi.“Kak Lucas dan Jivan cemasin aku. Mereka suruh aku tinggal di sini.”Aku melihat kamar pengantin yang kudekorasi dengan susah payah itu dimasuki oleh Rosa. Semua barang rumah tangga yang berpasangan telah dibuang sembarangan oleh Rosa ke dalam ruang kerja. Sebagai gantinya, barang-barang pribadinya memenuhi ruangan itu.“Kata Jivan, pencahayaan di ruangan ini nyaman. Aku baru saja selesai operasi di luar negeri dan butuh pemulihan.”Tersembunyi rasa muram di dalam tatapanku. Ruangan yang dia tempati itu sebenarnya adalah kamar pengantin milikku dan Jivan.Saat ini, pintu kembali dibuka. Lucas dan Jivan memasuki rumah dengan membawa kue tar dan bung
“Nak, apa kamu benar-benar sudah mempertimbangkannya?” Masih terdengar rasa tidak percaya dari suara orang tua kandungku.Tiga tahun silam, aku memberi tahu mereka dengan tegas bahwa aku tidak bersedia memiliki pernikahan tanpa perasaan. Seandainya aku kembali ke Kediaman Keluarga Gunadi, aku pun akan mengorbankan kebahagiaanku sendiri. Menikah dengan pasangan hasil pilihan terbaik dari keluarga adalah pilihan terbaik bagi kedua keluarga.Icha menghela napas, lalu berkata dengan sangat serius, “Tenang saja, meskipun pernikahan ini adalah perjanjian pernikahan antar keluarga konglomerat, kamu itu juga anak Papa dan Mama.”Aku melihat langit yang mulai menggelap di luar jendela sembari mengusap air mataku. “Papa, Mama, aku masih butuh sekitar satu minggu untuk menyelesaikan masalah di sini.”“Oke, kamu juga berpamitan dulu dengan kakak-kakakmu. Mengenai masalah pernikahan, kamu nggak usah memikirkannya. Kami akan membantumu untuk mengatur semuanya. Apa pun ceritanya, selamanya Keluarga