Share

14. Kembang Api

Suara ledakan dari kembang api yang mencapai puluhan. Memendam suaraku, sehingga Serafin pasti tidak mendengar suaraku.  

Aku menatap ke arah langit malam yang di ditaburi bintang dan pantulan cahaya kembang api yang indah. Di balkon juga terlihat sosok tampan Serafin. Bersandar di pagar balkon. Rambut dan kaos yang dipakainya ditiup angin. 

Wajahnya yang terlihat bercahaya apalagi saat kembang api meledak dan menyemburkan pantulan cahaya warna-warni yang indah. Serafin tersenyum sangat manis dan menatapku tulus. 

Tiba-tiba air mata menetes di pipiku. Seumur hidupku tidak ada orang semanis ini padaku. Hanya Serafin yang selalu memberiku kejutan yang luar biasa. 

"Setelah ini tetangga lain akan komplain padaku," katanya riang. Tidak ada nada kekha

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status