Share

Istri Kedua Duke Cristin

Viola berjalan tanpa arah dan tujuan di ekori Milea. Sepanjang langkahnya, bibirnya tak berhenti menggerutu. Dia bahkan mengeluarkan semua unek-uneknya. Entah berbagai macam sumpah serapah apa yang dia keluarkan. Viola berdecak pinggang sambil menghentikan langkahnya.

"Ini tidak bisa di biarkan, aku harus membuat wanita bangsawan itu diam tak berkutik. Enak saja dia membentak ku, memarahi ku dan menghakimi ku."

Viola berjalan tanpa memperhatikan, ia kembali menunduk dan menggerutu. Hingga tanpa ia sadari, tubuhnya menabrak seseorang.

"Maaf, maaf, saya tidak sengaja," ucap Viola seraya memegangi lengannya yang hampir terjatuh.

Rahang orang itu mengeras, dia tidak suka di sentuh. Namun ada rasa aneh di tubuhnya. Tiba-tiba jantungnya berdisko. Dia langsung menoleh, melihat siapa yang sedang memegangi lengannya.

Seperti sebuah cahaya dan bunga baru mekar. Matanya menatap wanita di depannya yang tersenyum ke arahnya. Senyumannya sangat manis. Darahnya berdesir aneh.

"Hey tuan," Viola melambai-lambaikan tangannya ke mata laki-laki yang menatapnya tanpa berkedip.

"Situ aneh, apa dia kesambet?"

"Nona," pelayan Milea menarik tangan Viola sampai melepaskan pegangannya. Dia sudah khawatir mulai tadi, apa lagi yang dia lihat bukan laki-laki sembarangan. "Sepertinya dia bukan laki-laki sembarangan, ayo kita pergi saja."

"Tuan,"

Laki-laki yang tadinya senyam-senyum sendiri. Dia langsung tersadar. "Ada apa?" Tanya laki-laki itu pada sang kesatria. Wajahnya berubah dingin dan datar.

Sang Kesatria melirik tajam pada Viola. Yang di tatap pun merasakan tubuhnya merinding. Dia mengelus ceruk lehernya. "Ada apa? Jangan melihat ku seperti itu," ujar Viola memberanikan diri.

"Ya, sudahlah. Ayo kita pergi,"ucap Viola menarik tangan Mia. Sepertinya benar, laki-laki yang dia tabrak, bukan laki-laki sembarangan.

"Duke Arland." Seru sang Kesatria.

"Menarik," gumamnya seraya menarik sudut bibirnya. Matanya menatap lekat punggung Viola yang menjauh. "Selidiki dia, aku ingin tahu siapa namanya."

Tidak ada yang tidak tahu dengan ku, dengan identitas ku ini. Semua bangsawan tahu, kecuali Duke Cristin laki-laki yang menjadi musuh bebuyutan ku. Karena dia, aku berpisah dengan Lilliana. Bahkan Lilliana memilihnya. Ck, aku membencinya, lihat saja Duke Cristin. Tunggu saja pembalasan ku.

"Tapi Tuan, sepertinya wanita itu tidak asing. Saya pernah melihatnya, tapi dimana."

"Sudah jangan di pikirkan, selidiki saja," ucap Duke Arland melanjutkan aktivitasnya. Pagi-pagi sekali dia harus melihat penjualan pamannya. Dia merindukan sang paman yang sudah lama tidak melihatnya atau menjenguknya. Langkahnya pun mengekori Viola yang justru keduanya memasuki sebuah Restaurant yang dia kenal juga.

Salah satu pelayan Restauran itu menghampiri Viola. Dia memberikan sebuah sebuah teh dan kue cokelat. Karena di Restaurant yang dia masuki, hanya menyediakan kue cokelat dan teh.

"Milea, kenapa tubuh ku tiba-tiba merinding?"

"Sama Nona," ucap Milea yang menunduk. Sekujur tubuhnya terasa dingin.

"Nona," sapa Duke Arland duduk di samping Viola tanpa permisi. "Kenapa Nona tiba-tiba meninggalkan diriku?"

"Maaf sebelumnya, kami harus pergi." Ucap Viola yang merasa tak nyaman. Dia tidak ingin berurusan dengan siapa pun. "Ayo Milea!"

Viola menggandeng lengan Mileaa tanpa membedakan status jika Milea seorang pelayan. Bahkan Duke Arland pun terkejut, tidak sepantasnya wanita bangsawan bergandengan lengan seorang pelayan.

"Duke," sapa seorang pria paruh baya.

"Ah, Paman," ucap Duke Arland seraya berdiri.

Pria paruh baya itu menghela nafas. Dari tadi dia ingin menyapa Duke Arland yang memasuki Restaurannya. Tapi melihat langkahnya berbelok, dia terkejut. Duke Arland terkejut melihat keponakannya itu menghampiri meja Viola, istri kedua Duke Cristin.

"Jangan mendekatinya, dia adalah istri kedua Duke Cristin yang di pilih oleh Duchess Lilliana," ucap pria paruh baya itu menjelaskan.

"Apa maksud Paman?" Tanya Duke Arland.

"Dia istri keduanya, Duchess Lilliana yang membawanya ke kediaman Duke. Selebihnya, paman tidak tahu alasannya."

Dunia ini memang sempit, bisa-bisanya Duke Cristin membawa hidup yang aku sukai dan aku ingin memiliki.

"Aku tidak akan melepaskannya paman, karena Lilliana sudah dia miliki."

"Duke Arland." Sentak pria paruh baya itu. Dia tidak ingin, Duke Arland kembali bersiteru dengan Duke Cristin.

Duke Arland pun memilih pergi dari pada harus berdebat dengan pamannya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Linda Dwi Novita
keren banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status