Namun kalau ia Bertemu dengan seseorang yang telah lama mengenalnya, pastilah identitasnya akan ketahuan detik itu juga. Jadi, Elena hanya berharap ia tidak bertemu dengan seseorang yang mengenalinya. Semoga saja Tuhan masih berbaik hati padanya.“Anda suka, Mrs. Payne?”“Ya, suka sekali. Terima kasih untuk kerja keras kalian. Aku terlihat seperti seorang princess saja,” kekeh Elena."Anda sudah cantik secara alami. Kami hanhya menonjolkan saja kecantikan anda yang tersembunyi itu, Mrs. Payne. Kalau anda sudah siap, kita bisa menemui Mr. Liam sekarang.""Ya, saya sudah siap. Tolong tunjukkan jalannya." Butik itu terlalu luas, Elena belum menguasai seluk-beluknya.Dan saat ia kembali ke ruang utama, Liam yang tengah menunggunya itu pun tak bisa menutupi keterpukauannya pada penampilan Elena, lehernya bergerak naik turun tiap kali pria itu menelan salivanya. Jelas sekali penampilan baru Elena membuatnya tak dapat berkata-kata.“Kamu cantik sekali, Wifey. Aku jadi ragu untuk membawamu ke
Siang itu Marie Hastingham, Countess of Foxmoore tengah menikmati secangkir teh sambil melihat berita tentang kecelakaan hebat yang menyebabkan Lord dan Lady Penwood kehilangan nyawa mereka satu minggu yang lalu. Berita yang begitu menghebohkan media Inggris saat itu. Hingga hampir semua media menjadikan beritanya sebagai tajuk utama media mereka hingga saat ini. Ia baru akan menyesap tehnya lagi ketika Simon Hastingham, Earl of Foxmoore masuk sambil menggendong seorang anak perempuan berusia sekitar satu tahun. Baik Simon maupun anak itu, keduanya sama-sama mengenakan pakaian hitam, seolah mereka tengah berkabung saja. Marie meletakkan cangkir tehnya dengan anggun, sebelum menghampiri Simon yang terdiam di ambang pintu. Suaminya itu terlihat kebingungan, juga ketakutan. Entah karena apa. “Anak siapa itu, Sayang? Lucu sekali,” tanya Marie sambil melangkah mendekat dan memberikan senyuman lembutnya pada anak kecil itu. Tanpa meminta persetujuan Simon, ia mengambil anak itu dan menggen
“Tidak ada satupun yang tahu kalau El adalah Putriku dengan Lady Penwood. Bahkan Lord Penwood pun tidak mengetahuinya. Hanya kami berdua saja yang tahu,” aku Simon. Ia mulai berani mengangkat wajahnya untuk melihat istrinya yang tengah memunggunginya itu. Yang langkahnya kembali terhenti sebelum balik badan ke arahnya,“Apa kamu pikir aku peduli? Mau kamu umumkan keberadaan anak itu ke seluruh Britania Raya sekali pun aku tidak akan peduli. Aku hanya kasihan pada Henry saja, pada masa depannya yang pastinya tidak akan pernah lepas dari skandal memalukan yamg telah kamu buat itu. Putra kita itu, akan menanggung malu atas dosa yang kamu buat di seumur hidupnya!”“Ini tidak ada hubungannya dengan Henry!”“Oh jelas saja ada! Apa kamu pikir saat besar nanti Henry akan mampu mengangkat kepalanya di saat semua temannya mengetahui dosa apa yang telah Daddynya perbuat?”“Mereka terlalu munafik! Menghujat kesalahan orang lain seolah diri mereka tidak berbuat kesalahan saja!”“Mereka mungkin mem
“Sudah ada kabar dari orang-orangmu mengenai keberadaan putri kita, Sayang?” tanya Marie pada suaminya.Meski Elena hanyalah anak tirinya, namun ia lah yang telah membesarkannya layaknya putrinya sendiri. Ia sama sekali tidak pernah memberikan kasih sayang yang berbeda antara Henry dengan Elena. Keduanya mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang sama darinya, juga dari daddy mereka, Simon Hastingham, Earl of Foxmoore.“Belum, Marie. Mereka belum juga menemukan jejak Elena. Entah di mana anak itu sekarang berada, aku semakin mencemaskannya, aku takiut gterjadi hal yang buruk padanya,” jawab Simon lirih.Ia sungguh menyesali dirinya sendiri yang tidak dapat mengontrol emosinya hingga mengusir Elena dan tidak lagi menganggapnya sebagai putrinya. Semua hanya karena kemarahan telah membutakan mata dan juga hatinya.Saat itu banyak masalah yang Elena timbulkan untuk keluarga mereka. Dimulai dari keputusan impulsifnya untuk melepaskan Don Victorino dan menyatukan kembali pria hebat itu den
"Tidak, Marie. Aku sama sekali tidak menyalahkannya. Aku lah yang paling salah dalam hal ini. Dan aku yakin sekali jika suatu saat nanti, El akan menyadari betapa mulianya wanita yang selama ini telah membesarkannya itu. Kalau kau saja bisa meruntuhkan hatiku, hati Elena pun akan runtuh juga padamu. Kamu tetap lah mommynya, meski El tidak terlahir dari rahimmu."Marie kembali menjauhkan dirinya untuk menghapus air mata di pipi Simon. Selama ini ia nyaris tidak pernah melihat pria angkuh itu menitikkan airmatanya, “Siapa bilang El bukan putriku, Sayang? Lihatlah …” Marie mengulurkan kedua tangannya sebelum menambahkan,“Dengan kedua tangan ini aku mengasihi dan juga membesarkannya. Tidak harus memiliki ikatan darah untuk memberikan kasih sayang kita secara tulus kepada seseorang, Sayang. Apalagi El adalah putrimu, darah dagingmu, bagian dari dirimu. Bagaimana Aku tidak akan mencintainya juga? Aku mencintai kalian dengan sama besarnya, dengan sama tulusnya.”“Aku tahu itu, Marie … Aku
“Bagaimana? Apa pernikahan cocok untukmu?” tanya Fynn sesaat setelah Liam beranjak pergi meninggalkan Elena berdua saja dengan Fynn untuk mendatangi salah satu kenalannya.“Menurutmu?” Elena balik bertanya sambil menyesap minumannya. Sesekali sudut matanya menangkap sosok Liam, agar apapun pembicaraannya dengan Fynn tak terdengar suaminya itu.“Biar aku lihat.” Fynn memberikan tatapan menyeluruhnya pada Elena, sebelum kembali fokus pada wajahnya, “Ada masalah di dalam pernikahanmu, ya kan?” tebak pria berdarah Mestizo itu. Sebutan untuk seseorang keturunan campuran Indian Amerika - Eropa. Dan untuk Fynn sendiri, pria itu masih memegang teguh tradisi dan pandangan leluhurnya di kehidupan sehari-harinya, meski hidup di jaman yang serba modern. Salah satu kelebihan yang Fynn miliki hasil dari warisan leluhurnya itu adalah kemampuannya dalam membaca situasi dan terkadang masa depan seseorang. Hingga cukup mudah baginya menebak apa yang tengah terjadi pada Elena saat ini.“Masalah apa?”
“Liam, Jangan …” lirih Elena. Ia tidak mau membuat keributan di Kafe itu, terutama dengan mata Fynn yang mengawasi mereka dengan tajam. Elena takut jika Fynn merasa Elena terancam, pria itu akan langsung menghubungi Henry.Menuruti keinginan Elena, Liam pun segera melepaskan cengkraman tangannya dengan sedikit mendorong pria itu, “Apapun kesepakatan bisnis yang ingin kita capai malam ini, semua batal!” tegas Liam. Mr. Baldwin merapikan kemeja pantainya sambil menggerutu kesal, “Astaga Liam, Jangan hanya karena wanita itu kau membuang begitu saja proyek besar ini!”“Istriku jauh lebih berharga dari berapapun nilai yang kau tawarkan itu, Mr. Baldwin. Sekali lagi kau menghina istriku, aku tidak akan segan-segan memanggil malaikat maut untuk mencabut nyawamu yang tidak berguna itu!” ancam Liam tanpa ampun.Elena merasakan hatinya membuncah bahagia dengan pembelaan Liam atas dirinya itu. Mereka baru saja saling kenal, namun Liam mampu menjadi pelindung untuknya, pembela harga diri Elena.
“Oh ya? Memangnya siapa pria yang kamu maksud itu?”“Henry Hastingham, pengusaha terkenal di London!”Mendengar jawaban Jeslyn membuat pakaian yang tengah Elena pegang terlepas dan menarik perhatian Jeslyn dan juga mommynya,“Astaga, lihat wanita itu, Mom. Dia sama sekali tidak menghargai pakaian mahal yang sedang dipegangnya itu!”“Ada apa denganmu, Elena? Apa kamu mengenal pria yang Jess maksud tadi? Kamu mau memikatnya sama halnya seperti kamu memikat putraku? Atau kamu kaget karena melihat harga gaun yang kamu pegang tadi?” cecar mommy Yvette dengan dongkol.Dengan cepat Elena mengambil gaun yang ia jatuhkan tadi dan meletakkannya kembali di samping gaun Indah lainnya. Ia bukan hanya mengenal Henry, tapi pria itu adalah kakak laki-lakinya!“Mana mungkin dia kenal dengan Henry, Mom. Wanita culun sepertinya tidak akan dapat membuat seorang Henry menoleh padanya,” ejek Jeslyn.Mengabaikan ejekan putrinya yang ditujukan untuk Elena, mommy Yvette malah menekan dagu Elena untuk menatap