Share

Selingkuhan Suamiku
Selingkuhan Suamiku
Penulis: NonaRein

Status W******p

Penulis: NonaRein
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-04 13:15:28

Keningku mengernyit dalam membaca status tetangga baruku, Miska. Yang membuatku keheranan karena statusnya itu janda, aku tahu sendiri sewaktu kami berkenalan pertama kali pas dia pindahan dan kami ujungnya bertukar nomor ponsel, katanya biar mudah kalau ada apa-apa. Secara dia belum punya tetangga di komplek perumahan kami.

[Selamat kerja suamiku… uh tambah ganteng habis cukuran.. jadi nggak rela buat dilepas]

“Suamiku? Bukannya dia janda ko bikin status kaya gitu?"

Kebetulannya, storynya baru dia buat setelah suamiku pergi berangkat ke kantor sekitar lima menit lalu.

"Apa dia lagi ngehalu?" Aku terkekeh sambil geleng-geleng kepala. Selalu saja ada manusia aneh secara kebetulan di muka bumi ini.

Jarak rumahku dengan tetangga sebelah tidak terlalu jauh hanya terhalang pagar besi tinggi sebagai pembatas rumah kami, jadi aku tidak bisa melihat rumahnya dan dari rumahnya tidak bisa melihat rumahku.

Bentar! Aku baru ingat kalau suamiku habis cukur rambut kemarin malam. Apa jangan-jangan story tetangga sebelah itu buat suami aku ya? Ah tapi mana mungkin, ini hanya kebetulan saja. Di dunia ini bukan cuma suami aku yang cukur rambut.

Kulempar ponselku ke atas sofa, lalu beralih menonton acara televisi. Sebagai wanita yang bekerja di rumah, waktuku cukup fleksibel. Tidak harus berangkat pagi-pagi dan pulang sore, aku hanya akan ke kantor kalau ada yang harus aku urus, selebihnya cukup menatap laptopku dari rumah.

Hari beranjak makin siang, ponselku berdering menampilkan nama Kantor tertera di layarku.

[Hallo Mbak Dinda, Pak Wira minta Mbak buat ke kantor siang ini. Katanya ada yang mesti dibicarakan, Mbak]

Suara sekretarisnya Pak Wira alias pemilik perusahaan penerbitan tempatku bekerja terdengar tanpa jeda seperti biasa.

"Tumben, ada masalah, Mel?"

[Nggak sih, Mbak. Cuma katanya ada yang penting yang mau dibicarakan. Penting banget, Mbak]

"Oke deh, Mel. Saya siap-siap dulu nanti saya langsung on the way ya]

Terpaksa aku mandi. Padahal rencananya hari ini aku ingin berleha-leha baru mandi sore nanti.

Kebetulan aku keluar rumah, sekalian aku mau ngajakin suamiku, Mas Fahri makan siang. Kukirim pesan pada suamiku.

[Mas, kita makan siang bareng yuk. Kebetulan aku mau keluar, aku mau belanja ke supermarket]

Mas Fahri sebenarnya tidak tahu kalau aku bekerja sebagai salah satu penulis di salah satu platform novel online dan merangkap sebagai editor di sana. Jadi editor sebelum novel naik cetak. Terpaksa aku tidak kasih tahu Mas Fahri, karena sejak tiga bulan lalu uang yang diberikan Mas Fahri pas-pasan. Aku tidak bisa menabung untuk bekal kalau nanti ada apa-apa. Mas Fahri berasalan kalau mamanya yang tinggal di luar kota minta jatah banyak tiap bulannya untuk kebutuhan rumah dan lain-lain. Terpaksa suamiku itu memberikan jatah yang sama, padahal pengeluaran aku jauh lebih banyak untuk bayar cicilan dan lain-lain. Daripada mengeluh, mendingan aku cari uang sendiri.

[Maaf Sayang.. Mas udah makan barusan dipesenin sama Tiara] Balasan dari suamiku.

[Oh ya udah gak apa-apa, Mas. Nanti biar makan malam di rumah aja, biar nanti aku masak]

Nggak jadi pikiran buatku, toh Mas Fahri sering dipesankan makan siang sama sekretarisnya, Tiara.

Kulangkahkan kaki ke kamar di lantai atas buat bersiap-siap untuk menuju kantor penerbitan.

Cukup setengah jam buatku mandi lalu berpakaian rapi, dan taksi online yang sudah aku pesan sejak 15 menit lalu baru saja sampai di depan rumah. Gegas aku mengunci pintu rumah dan masuk ke mobil, tak sengaja aku melirik rumah janda sebelahku itu dan melihat anaknya yang masih balita itu menangis kencang diasuh oleh pembantunya.

"Loh kenapa nangis terus, Bik? Mbak Miskanya kemana?" tanyaku untuk minta berhenti dulu tepat di depan rumah Miska, cukup bertanya dengan membuka kaca jendela saja.

"Bu Miskanya sedang keluar Non," jawab pembantunya itu sedikit kerepotan karena anak majikannya tak kunjung berhenti menangis.

"Ya udah nanti saya bantu telpon Mbak Miskanya ya, kasih tau anaknya nangis terus." Kataku dan pembantunya Miska menganggu sambil mengucapkan terima kasih.

Karena kasihan melihat Aurel, anaknya Miska yang baru berusia satu tahun setengah itu menangis terus, kuputuskan menghubungi ibunya. Namun sebelum menghubungi Miska, aku liha storynya dulu. Entahlah semenjak story tadi pagi bikin aku penasaran.

[Makan siang bareng suami, makasih suamiku udah ajakin makan siang.. emot pelukan]

"Suamiku?" Aku bergumam dengan hati bertanya-tanya tentang statusnya dia. Apa dia menyembunyikan statusnya dariku atau dari warga komplek, apa dia jadi wanita simpanan?

Ah, aku menggeleng. Tak jadi menghubungi Miska, takut malah mengganggu waktu makan siang bareng suaminya itu. Lagian ada pembantunya yang jagaian Aurel. Aku lanjut jalan ke kantor.

*

"Jadi novel online saya mau naik cetak, Pak?"

Alhamdulillah akhirnya novel pertamaku naik cetak, bahagianya aku bisa membuat karya yang nantinya akan menambah pundi-pundi uangku. Terhitung memasuki bulan keempat aku bekerja dan tiga bulan lalu novelku sudah tamat yang jumlah babnya tidak terlalu banyak.

Platform tempatku menulis online masih satu perusahaan dengan perusahaan penerbitan tempatku bernaung saat ini.

"Iya Dinda, viewers novel kamu kan udah lebih dari dua juta viewers dan respon pembaca positif. Siapa tau setelah naik cetak, ada PH yang lirik novelmu itu."

"Aamiin..." Kuaminkan dan semoga do'aku tembus ke langit, berharap dari hobiku ini akan menghasilkan pendapatan dan tentunya pengalaman baru di duniaku ini.

Selesai bicara dengan Pak Wira, aku punya rencana buat mampir ke kantornya Mas Fahri yang jarak kantornya tidak terlalu jauh dengan tempatku berada saat ini. Dengan naik taksi, aku berangkat ke kantor suamiku.

Tak sampai sepuluh menit, aku sudah sampai di gedung suamiku bekerja. Gedung yang digunakan bersama-sama dengan perusahaan lain, suamiku hanya menyewa beberapa lantai saja. Itu yang aku tahu. Dia baru dua tahun merintis perusahaan barunya dan alhamdulillah bisa bertahan.

"Eh Bu Dinda." Tiara nyapa aku yang tersenyum padanya.

"Suami saya ada kan, Tiara?"

"A-ada Bu.." Wanita yang umurnya di bawahku itu bergegas membukakan pintu ruangannya Mas Fahri yang sebelumnya mengetuknya lebih dulu. "Pak, maaf ada Ibu Dinda."

Tanpa Mas Fahri suruh, sekretarisnya itu bergegas membereskan sisa-sisa piring kotor bekas makan siang di meja ruangan tempat suamiku menjamu tamu.

Tapi, aku sedikit melirik kala ada dua bekas piring kotor yang diangkut Tiara keluar dan dua gelas bekas minuman juga.

"Hai Sayang, tumben ke kantor? Katanya mau ke supermarket?" Mas Fahri nyium aku, lalu aku duduk di kursi seberang tempat duduk kebesarannya Mas Fahri.

"Mampir dulu ke sini, Mas. Aku mau belanja di supermarket dekat kantor Mas aja, sambil mastiin Mas udah makan apa belum."

Mas Fahri terkekeh, lalu nyubit hidung aku.

"Bilang aja kangen, pake alesan segala." Kemudian Mas Fahri menghadiahiku kecupan di puncak kepalaku, hal yang selalu bikin aku tersentuh.

"Oh ya Mas, emangnya Mas tadi sama siapa? Ko ada bekas piring dua yang dibawa Tiara?"

Jujur, aku penasaran. Mana minumannya tadi ada dua lagi.

"Oh itu bekas makannya Tiara, tadi Mas minta dia sekalian makan sama-sama. Maaf ya, nggak bisa makan siang sama-sama keluar, waktunya nggak sempet, tapi kalau tau kamu mau kesini mungkin tadi aku tunggu buat makan siang sama-sama."

Aku memaksakan senyum, bukan itu yang aku masalahkan sekarang. Lagipula aku nggak akan marah kalau suamiku nggak bisa makan sama-sama, kami bukan pengantin baru lagi di saat usia pernikahan kami sudah mau menginjak usia satu setengah tahun.

Sebelum aku masuk ke ruangan ini, tadi di depan sana, aku melihat Tiara sedang melahap makan siangnya. Nasi merah lengkap dengan temannya yang lain. Apa iya dia makan lagi setelah makan siang dengan suamiku?

Aku jadi curiga suamiku sedang berbohong.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Selingkuhan Suamiku   Fahri Datang Lagi

    Pak Raga terlihat sedikit terdiam saat mendengar pertanyaanku.“Saya kenal Miska karena kami masih ada hubungan keluarga. Dia sepupu jauh saya,” ucapnya dengan nada tenang, tapi cukup mengejutkan buatku.Deg.Aku refleks meneguk ludah. Mataku melebar, tak percaya dengan jawaban itu. Jadi... mereka masih ada hubungan saudara?“Serius, Pak? Maksudnya... kalian itu masih keluarga?”Raga mengangguk pelan. “Iya. Nggak dekat banget sih, saya ngerasanya kayak gitu.”Astaga. Kalau begitu...Kepalaku mendadak dipenuhi banyak skenario. Kalau aku dekat dengan Pak Raga… pasti Miska nggak akan suka. Wanita itu nggak pernah suka kalau ada sesuatu yang bukan miliknya ikut disentuh orang lain. Bahkan kalau hanya sebatas perhatian.Diam-diam muncul ide kecil dalam benakku. Mungkin... aku bisa memanfaatkan kedekatanku dengan Pak Raga untuk membalas dendam ke Miska. Bukan dengan cara jahat, tapi biar dia tahu rasanya tersisihkan.***Keesokan harinya, setelah Pak Raga pulang dan aku sedikit merasa lebih

  • Selingkuhan Suamiku   Jangan Dekati Dinda!

    Mataku seketika melebar kala melihat Mas Fahri tiba-tiba saja menarik kerah kemejanya Pak Raga. Spontan aku yang tadinya menjauh seketika berlari demi menghindari agar Mas Fahri tidak melakukan hal gegabah. Nahas, kakiku terkilir kemudian aku jatuh dan saat itu juga bokongku terasa sakit sekali apalagi pergelangan kakiku yang terkilir.Dua lelaki yang tadinya beradu pandangan tajam lantas menolong, terutama suara Pak Raga yang menyebut namaku."DINDA!" Suara yang aku tahu kalau nadanya seperti nada kekhawatiran."Aaww..." Bukan cuma bokong dan pergelangan kakiku saja ternyata yang sakit, kram cukup hebat menerjang perutku. Membuatku kesakitan sekali."Dinda.." Samar kulihat dan kepalaku pusing sekali, entah semuanya mendadak gelap dan aku tidak tahu apa-apa lagi setelah itu. *Bau desinfektan, aroma karbol khas rumah sakit tertangkap hidup saat mataku membuka. Tirai putih di sekelilingku dan tanganku yang sudah ditusuk jarum infus menyadarkanku kalau saat ini aku sedang berada di r

  • Selingkuhan Suamiku   Fitnah Tak Jelas

    POV DindaLama-lama kehamilanku ini malah tambah parah rasanya, mulai nggak bisa semua makanan aku nikmati dan aku juga nggak bisa menerima bau-bauan yang hinggap ke hidungku. Rasanya tuh mual dan lama-lama mau muntah. Sepertia saat ini, tetiba wangi parfum yang malah bikin kepalaku pusing. Wanginya nggak nyengat, nggak terlalu strong, manly tapi herannya nggak bisa aku terima dan lebih kagetnya kala mendapati bahwa Pak Ragalah pemilik wangi itu. Beliau ada di depan kubikel aku, spontan aku lirik teman-teman timku takut ada yang salah paham melihat 'kedekatanku' dengan Pak Raga."Din, sarapan dulu." Beliau nyimpan sesuatu, kotak makanan karena aromanya tercium nikmat. Kayanya enak, lagian kebetulan belum sempat sarapan."Buat saya Pak?" tanyaku sok pura-pura."Menurutmu buat siapa? Nggak ada orang lain lagi di ruangan ini."Ya karena memang cuma baru beberapa yang datang, itupun mereka lagi di pantry, biasalah sarapan, ngopi sambil gosip.Pak Raga tergolong bos yang rajin, masih ada

  • Selingkuhan Suamiku   Hancur Perlahan

    "Jadi Raga lagi deket sama janda?" Tante Nelly kelihatan termenung, pasti pikirannya sudah terkontaminasi oleh ceritaku tentang si Dinda."Iya Tan, Tante coba deh bicara baik-baik sama Raga. Masa iya seorang Raga bisa sama janda kaya perempuan itu, dia perempuan nggak punya Tan. Rumahnya aja ngontrak, terus bukan dari turunan keluarga yang selevel dengan keluarga Tante. Ya Miska cuma menyayangkan aja, kasihan nanti kalau Om sama Tante harus malu pas kabar ini sampai ke kolega atau rekan bisnis kan."Perlahan Tante Nelly nggangguk, yes aku rasa misiku sudah hampir berhasil. Aku yakin banget setelah ini Raga nggak akan pernah kelihatan atau terdengar dekat lagi sama Dinda.Kami cukup lama ngobrol hingga akhirnya aku bisa lihat Raga keluar dari kamarnya di lantai atas, lah aku kira Raga sudah berangkat ke kantor tapi rupanya dia masih ada di rumah. Wah bisa-bisa nanti dia curiga sama aku lagi."Hai Ga.." Tanganku melambai nyapa dia yang menghampiri kami."Hai Mis, tumben..""Iya nih, kan

  • Selingkuhan Suamiku   POV Miska

    "Gimana, lo udah berhasil ngerjain si Dinda?" Kesal juga menunggu cukup lama di depan gerbang rumah.Sejak aku tahu kalau dia tinggal di perumahan itu, aku jadi punya ide buat ngerjain dia. Minimal bikin dia takut dan akhirnya nggak betah tinggal di Jakarta. Aku nggak mau yah kalau Mas Fahri nyamperin dia dengan alasan-alasan lain. Seperti kayak tempo hari, suamiku minta diantar buat urusan surat cerai. Padahal tinggal minta pengacara saja buat urus semuanya bikin hatiku ketar-ketir nggak jelas. "Berhasil Bos, cuma.." Orang suruhanku natap aku dalam-dalam kayak ada yang janggal."Saat kami mau masuk ke rumahnya, di rumah sebelahnya kayak masih rame Bos. Untungnya kami nggak jadi aksi, soalnya nggak lama setelah itu kami lihat ada mobil mewah datang pas kami udah kabur naik motor.""Mobil mewah?" Keningku mengernyit dalam, mobil siapa yang dia maksud itu."Iya Bos, kami nggak tau siapa yang ada di dalamnya karna kami langsung kabur dari perumahan itu."Penuturan anak buahku bikin aku

  • Selingkuhan Suamiku   Diinterogasi Pak RT

    Sekelebatan dua orang tadi terlihat lagi, keduanya naik motor dengan mesin yang tidak dinyalakan. Aku nggak salah lagi, jelas sekali mataku ini melihat kedua orang yang lari dari arah rumahku menuju tempat gelap dimana motor mereka berada.Diiringi ketakutan akibat mati lampu, mau tak mau memberanikan diri menyalakan meteran listrik di luar sana. Kalau tidak kan listrik di rumahku bakalan mati sampai pagi, anehnya pos ronda yang tak jauh dari rumah kelihatan sepi kalau biasanya ada yang jaga sampai subuh. Sayup-sayup terdengar suara deru mesin mobil makin dekat dan tak salah lagi, mobil yang aku kenali parkir di depan rumah. Itu mobilnya Pak Raga, ada apa coba datang lagi malam-malam begini? Bikin aku was-was disamperin bos di waktu yang kurang wajar."Dinda, kenapa listrik rumahmu mati? Apa tokennya mati?" Kulihat Pak Raga menghampiriku yang memang belum sempat menyalakan meteran listrik. Pun saat baru akan aku jawab, tetangga sebelah rumah keluar dan bertanya dengan suara nyaring.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status