Alana masih tertegun di tempat dengan tangan menggenggam handphone. Berbagai pertanyaan menggayuti kepalanya. Untuk apa Celine menelepon? Memangnya sedekat apa hubungannya dengan Giandra?Alana membiarkan dering ponsel tetap terdengar hingga akhirnya mati sendiri. Alana pikir panggilan akan berakhir sampai di sana. Ternyata ia salah. Celine belum berhenti menelepon sebelum panggilannya terjawab.“Halo…” Alana menyapa membuka obrolan.Di seberang sana Celine terkejut ketika mendengar suara perempuanlah yang menjawab panggilan darinya, bukan suara Giandra yang sangat ia rindukan.“Halo, maaf bisa bicara dengan Giandra?” tanyanya hati-hati seraya menerka-nerka siapa sosok wanita yang saat ini sedang bicara dengannya.“Ini siapa?” Alana pura-pura bertanya untuk menguji Celine.“Ini Celine, temennya Giandra. Maaf, saya sedang bicara dengan siapa ya?””Ini Tante Alana, apa kabar, Lin?”“Eh Tante ya, maaf, Tante, saya nggak tahu kalau ini Tante soalnya suara Tante masih kayak seumuran saya.
“Sudah masuk delapan belas minggu ya, Bu. Panjangnya empat belas senti, beratnya sekitar seratus sembilan puluh gram. Perkembangannya bagus dan normal menurut semestinya.”Segaris senyum terulas di bibir Celine ketika mendengar keterangan dokter. Saat itu Celine sedang berada di atas ranjang periksa di dalam ruang dokter kandungan. “Gimana, Bu, apa Ibu sudah merasakan gerakannya?” tanya dokter lagi.“Sudah, Dok, sedikit,” jawab Celine sembari mengusap perut. Belakangan Celine memang sudah merasakan gerakan halus dari janin yang sedang tumbuh di rahimnya terutama saat malam hari dan ia tidak ada kegiatan.“Nanti kalau usianya sudah semakin besar gerakannya juga akan semakin kencang.” Dokter menambahkan keterangannya. “Ibu nggak mau tahu apa jenis kelaminnya?”“Sudah kelihatan memangnya, Dok?“Sudah, Bu. Oh iya, suaminya mana? Ibu sendiri?”Pertanyaan itu membuat senyum Celine memudar.Tanpa terasa sudah satu minggu ini Celine tidak bertemu dengan Giandra meskipun mereka masih berkomu
“Gian, ayolah, aku nggak bakal bisa tidur kalo nggak ditemenin sama kamu.” Celine terus merengek agar Giandra memenuhi keinginannya.“Ya ampun, Lin, tapi biasanya kamu kan juga tidur sendiri. Ngertiin aku dong. Aku baru aju mau konsentrasi nulis skipsi, kalo kayak gini fokusku kan jadi kebagi. Katanya kamu support aku. Tapi kalau kamu kayak gini itu namanya bukan suppot, Lin.”“Oh, jadi aku ngeganggu kamu? Jadi aku bikin kamu nggak konsentrasi?” Entah kenapa kata-kata Giandra membuat Celine merasa tersinggung.“Bukannya gitu, Lin, tapi kamu tahu sendiri kan skripsiku udah lama terbengkalai? Sekalinya aku udah semangat ada aja gangguannya.”“Apa, Gi? Jadi kamu menganggap aku bener-bener ngeganggu? Sejak kapan, Gi, kamu anggap aku sebagai pengganggu?”Giandra mengusap muka. Menyadari jika sudah salah bicara ia pun segera mencari padanan kata yang tepat untuk meralat ucapannya tadi.“Bukan begitu maksudku, tapi aku lagi bener-bener serius mau ngerjainnya. Kalau pun kamu katakan ini bisa
Sejak kejadian penemuan lipstick di sakunya, Giandra merasa Celine jauh lebih protektif. Celine lebih sering mengabsen dan menanyakan Giandra sedang ada di mana, melakukan apa dan sedang bersama siapa.Kadang meskipun Giandra sudah menjelaskan berkali-kali Celine tetap kurang percaya. Bukan kurang percaya, tapi lebih tepatnya merasa waswas.Celine tidak tahu apa ini bawaan hamilnya atau bagaimana. Celine merasa jauh lebih nyaman ketika vokalis band suaminya adalah Tanya yang dulu ketimbang Raia.***Ini entah untuk ke berapa kalinya notifikasi ponsel Giandra berdenting. Yang hampir semuanya dari Celine. Entah mengapa akhir-akhir ini istrinya itu jadi lebih perhatian.Celine: Gi, jangan lupa makan siang. Jangan sampai telat makan. Ntar maag kamu bisa kumat.Giandra tertawa di dalam hati. Meskipun sudah menikah tapi hingga saat ini Celine masih belum mengetahui hal tersebut. Biar saja jadi rahasia hidupnya kalau yang dulu hanyalah modus untuk mendekati Celine.Giandra lantas membalas pe
Dua bulan kemudian…Let It Be akhirnya benar-benar bubar.Menilik lagi ke belakang, saat itu Haris keberatan untuk melepas Giandra dan kawan-kawan. Tapi para anak muda itu bertahan dengan keinginan mereka dan tidak bisa digoyahkan lagi. Kecuali Raja. Raja memilih ikut Haris yang menjanjikan padanya akan membentuk band baru dan mengorbitkannya. Sedangkan Giandra dan Max membentuk band baru juga yang mereka beri nama Anonim, dengan formasi yang sedikit berbeda. Max menjadi bassis grup tersebut, Giandra dan Qey tetap sebagai gitaris dan drummer, sedangkan pada vokal diisi oleh vokalis baru. Seorang perempuan bernama Raia. Raia merupakan teman Qey.Sedangkan sejauh ini hubungan Giandra dan Celine aman-aman saja. Tidak ada yang tahu jika mereka sudah menikah kecuali Qey.Jika sedang tidak sibuk Giandra datang ke apartemen Celine hampir setiap hari. Pokoknya minimal dua kali dalam seminggu Giandra menginap di sana. “Kalo gue perhatiin si Raia rada mirip Celine, gebetan lo dulu.”Komentar
Giandra memarkirkan mobilnya di area parkir basement Sky House. Lalu dengan terburu-buru keluar dari sana. Sambil berjalan menuju lobi, Giandra melirik arloji di pergelangan tangan kiri. Terlambat beberapa menit dari waktu yang dijanjikannya pada Celine. Mungkin Celine sudah tiba sejak tadi.Celine sedang mengeluarkan baju-bajunya dari dalam koper ketika ada yang memeluk dan mengecup pipinya dari belakang. Celine tidak perlu bertanya lagi itu siapa. Celine balas mengelus pipi sang pemeluknya. “Sorry, aku telat, kamu udah lama?” tanya Giandra.“Baru lima belas menit,” jawab Celine.Giandra lalu memandang ke arah koper Celine yang terbuka. “Barang-barang kamu cuma segini?” tanyanya.Celine iyakan. Sebagian barangnya masih berada di Melbourne. Rencana awal setelah bertunangan dengan David Celine akan kembali ke sana. Namun ternyata segala yang terjadi membelokkan jalan hidupnya.“Jadi gimana cerita detailnya?” Giandra menagih janji Celine kemarin malam.“Kemarin waktu aku pulang dari a