Home / Romansa / Sentuhan Hangat Tuan Muda / Bab 4. Masuk Kamar Pengantin

Share

Bab 4. Masuk Kamar Pengantin

Author: Mini Yuet
last update Huling Na-update: 2025-05-18 13:53:49

Mei Yan menoleh ke arah Chen Fu yang melarangnya untuk pergi.

"Ada apa, Tuan? Bukankah keluargamu tidak menginginkan aku tinggal di sini? Lagian aku ini hanya pengganti,"sahut Mei Yan dengan wajah merah.

"Tidak ada yang bisa keluar ruangan ini tanpa seijinku," ucap Chen Fu tegas.

"Mei Yan, masuk!" titah Chen Fu.

"Kamu sekarang adalah istriku. Tidak ada Nyonya Muda yang meninggalkan malam pertamanya."

Mulut Mei Yan menganga. Seolah rencana yang dia susun buyar semua. Dia ingin kabur setelah menerima cek dari Chen Fu.

Nyonya Chen dan Cheng Yung merasa gusar karena Chen Fu melarang istri dadakannya untuk pergi. Padahal dia juga sudah mendapatkan uang pembayaran. Lalu untuk apa uang itu kalau juga harus tinggal di villa mewah milik keluarga Chen.

"Kakak Chen Fu. Kenapa Kakak melarang gadis itu pergi? Bukankah dia sudah menerima pembayaran? Jadi tugasnya sudah selesai."

Chen Yung protes dengan mata yang mendelik ke arah Mei Yan.

"Aku berubah pikiran. Uang yang aku kasih ke dia sebagai hadiah dariku. Dia tetap di sini. Siapa saja yang berusaha mengganggu dia maka harus berhadapan denganku," ucap Chen Fu tegas.

Nyonya Chen mendengus kasar. Dia kemudian mengibaskan rambut pirangnya. Tanpa banyak kata, dia naik ke lantai atas diikuti dengan anaknya, Chen Yung. Sebelum pergi Chen Yung menatap Mei Yan seolah memberikan kode kalau harus berhati-hati kalau berhadapan dengan keluarga Chen.

Mei Yan menghampiri suami kontraknya. Dia membungkuk di hadapan kursi roda Chen Fu. Gadis itu berusaha memasang muka sedih agar pria yang berwajah seperti kulkas sepuluh pintu itu merasa iba dan mengizinkannya pulang.

"Maaf Tuan. Bukannya tugasku sudah selesai. Tadi Tuan bilang kalau aku mau menjadi pengantin pengganti saja, tidak menjadi istri seutuhnya. Lalu kenapa Tuan melarang aku untuk pulang ke rumah?" tanya Mei Yan tidak mengerti.

Chen Fu tidak menjawab. Dia hanya tersenyum sinis kemudian mengangkat dagu Mei Yan yang runcing.

"Mau tidak mau kamu sekarang adalah istriku. Jadi kamu tetap tinggal di sini. Mengerti! Enak saja sudah terima gaji langsung pulang. Seratus ribu dollar itu bukan angka yang sedikit," ucap Chen Fu dengan tatapan tajam.

Mei Yan melengos sambil mendengus kesal. Dia sepertinya tidak tertarik dengan kekayaan Chen Fu atau ketampanan pria itu. Dia hanya membutuhkan uang untuk membayar hutang papanya dan menebus restoran kecil miliknya yang digadai pada keluarga Lee.

Chen Fu memberikan kode kepada ajudan Felix untuk membawa dia ke kamar pribadinya. Sementara ajudan Austin membawa Mei Yan. Agak kesal ketika ajudan tampan itu memegangi lengannya. Dengan kasar melepaskan.

"Aku bisa jalan sendiri. Emang aku ini tawanan!" bentak Mei Yan menatap sini ke arah Austin.

Pria berambut gondrong dan memakai masker warna hitam itu hanya diam saja.

Mereka menuju ke lantai tiga dengan menggunakan lift. Villa Rich terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama untuk ruang tamu. Lantai kedua adalah kamar Nyonya Chen dan Chen Yung. Sementara lantai ketiga adalah ruangan pribadi Chen Fu.

Mereka diantar sampai depan kamar yang sangat besar. Keluarga Chen sepertinya sudah mempersiapkan kamar pengantin untuk Chen Fu. Kamar sudah dihias dengan warna biru laut dan bunga-bunga mawar warna merah dan merah muda. Sayang sekali Wong Yee kabur pas hari pernikahan itu.

"Apakah anda bisa sendiri Tuan?" tanya Ajudan Felix.

"Tinggalkan kami, karena aku sudah punya istri yang akan melayaniku," ucap Chen Fu.

"Oh, baik, Tuan. Selamat menikmati malam pertama pernikahan kalian. Semoga Tuhan memberkati kalian," ucap ajudan Felix.

"Hei tunggu! Dasar kamu penipu. Kamu menjebakku dengan pesta ini. Awas aja," ucap Mei Yan pada Ajudan Felix.

Pria tampan itu hanya nyengir. Lalu pergi dari ruangan itu. Mei Yan mengepalkan tangan.

"Hmm, tidak akan aku biarkan kamu menjamahku. Awas aja. Aku ini masih perawan," batin Mei Yan.

Setelah kedua ajudannya keluar dari kamar miliknya, Chen Fu segera menekan tombol kursi rodanya mendekati ranjang pengantin. Sementara itu Mei Yan masih berdiri mematung di dekat pintu. Seperti mimpi saja dia berada di kamar itu. Kamar pengantin yang selalu dia cita-citakan ternyata sudah ada di depan matanya. Harum bunga mawar yang memenuhi ruangan itu dengan kamar yang luas dan sangat bersih.

Bahkan matanya melotot kegirangan melihat bunga-bunga indah yang terpajang di kamar itu.

"Mei Yan, kenapa kamu tetap berdiri di situ? Bantu aku duduk di ranjang ini!" titah Chen Fu.

"Hah membantu Tuan duduk? Bagaimana aku bisa? Badan Tuan sebesar itu?" tanya Mei Yan sambil garuk-garuk kepala.

"Ya kamu kan istriku. Kamu harus pakai otak agar aku bisa tidur diranjang itu."

"Aku masih memakai gaun pengantin. Apakah kamu punya baju ganti? Tidak mungkin aku menggotong tubuhmu dengan baju pengantin seperti ini. Bisa-bisa aku jatuh," ucap Mei Yan.

"Kamu cari baju yang pas untukmu di lemari itu," ucap Chen Fu.

"Hah! Kamu juga sudah mempersiapkan baju untuk istrimu? Sebenarnya siapa calon istrimu itu? Kenapa dia kabur?"

"Dia adalah calon yang disiapkan oleh adikku, Chen Yung dan mama. Aku juga tidak begitu mengenal gadis itu. Katanya dari keluarga kaya juga. Aku sudah mempersiapkan kalau dia mau menjadi istriku."

"Oh begitu."

"Mungkin dia tidak mau punya suami lumpuh seperti aku. Sangat merepotkan," ucap Chen Fu memukuli kakinya yang tidak bisa digerakkan.

"Kasihan juga ya pria ini," batin Mei Yan.

Mei Yan gegas membuka lemari besar yang ada di kamar itu. Mulutnya semakin menganga melihat baju-baju cantik yang digantung. Tapi dia tidak terbiasa dengan gaun-gaun itu. Biasa di rumah hanya memakai celana pendek dan kaos oblong saja. Apalagi saat ini adalah musim panas di Hongkong.

Dia juga tidak mungkin memakai baju terbuka apalagi dengan pria yang tidak dikenalnya satu kamar pula.

"Tuan, apakah tidak punya baju lain? Aku tidak suka baju-baju seperti ini."

"Hah! Kamu gadis yang sangat aneh. Baju-baju itu sangat mahal tidak ada yang murah. Aku belinya di mall yang sangat besar di kota ini."

"Tapi aku tidak suka Tuan. Terlalu mewah buatku. Kalau tidur aku biasa pakai singlet dan celana pendek saja," ucap Mei Yan.

"Ya sudah kamu pakai kaosku saja di sebelah."

Mei Yan segera membuka lemari baju milik Chen Fu dan mengambil kaos oblong milik pria itu. Ketika memakai kaos itu dia sudah seperti memakai rok saja. Terlalu besar tidak ada ukuran kecil. Mungkin tidak ada celana pendek yang pas dengan tubuhnya yang mungil.

"Ha...ha...ha kok kayak seperti itu," ledek Chen Fu tertawa kecil. Dia menutupi giginya yang bagus dengan tangan.

"Cepatlah! Tolong aku naik ke ranjang ini! Aku sudah capek seharian duduk di kursi roda ini," titah Chen Fu.

Mei Yan berdiri mematung di depan Chen Fu. Dia bersedekap memikirkan cara memindahkan tubuh besar pria itu ke atas ranjang.

Dia ingat dulu pernah menolong papanya yang sakit dan duduk di kursi roda.

Dia segera mengunci kursi roda itu melepaskan sepatu Chen Fu dan meletakkan di sudut kamar. Dia juga melepaskan jaket serta dasi pria itu. Chen Fu mencium aroma tubuh Mei Yan yang wangi. Hasrat laki-laki-lakinya menyeruak.

"Eh awas jangan macam-macam!" ancam Mei Yan mendelik.

"Hmm, setia juga gadis ini. Dari tingkahnya aku tau dia dari keluarga baik baik dan hidupnya teratur," batin Chen Fu.

"Aku tolong kamu dari depan. Kamu jangan macam-macam!"

Mei Yan menarik kedua lengan kekar Chen Fu dan akan memindahkan di atas ranjang. Namun, Chen Fu ingin mengerjai gadis itu. Dia mendorong tubuh mungil hingga terjerembab di atas ranjang.

"Aaaaauuu!" teriak Mei Yan.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 33. Mei Yan Mulai Berani Mengatur

    Mereka menuju ke kantor Dinasty Grup yang ada di Tai Tung Road. Sampai di kantor Mei Yan turun dengan anggun. Dia memakai rok pendek dan blazer, kaos yang sangat ketat sehingga nampak sangat seksi. Sampai kantor dia mendapatkan perhatian dari semua karyawan terutama Moudy, sekretaris Chen Fu. Wanita muda menatap Mei Yan dengan tatapan yang sangat penuh cemburu. Dia sudah lama naksir Chen Fu. "Selamat datang kembali ke kantor, Bos," sapa Moudy. Wanita yang mempunyai tubuh tinggi langsing dan rambut lurus dengan hidung mancung serta bibir yang seksi itu sudah lama naksir Chen Fu. Dia tidak jadi mengundurkan diri karena mendengar bosnya hanya menghilang untuk sementara waktu. Moudy sudah mendengar kalau bosnya mempunyai istri baru. Tidak seperti yang ada di undangan tetapi ini wanita lain. Ternyata wanita itu adalah Mei Yan. Si kecil, imut dan tingkahnya kayak anak kecil. Bisa dibilang mirip ABG. Dandanannya belum pantas kalau disebut ibu bos. Sementara Chen Fu adalah pria ganteng

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 32. Ikut Suami Ke Kantor

    "Austin, tolong antar Nyonya Muda sampai lantai atas. Tunggu dia di depan pintu. Aku menunggu di bawah!" titah Chen Fu. "Baik, Bos," sahut Austin. "Aduh, Suamiku. Aku tidak tahu mau pakai baju apa ke kantor kamu? Selama hidupku belum pernah ketemu dengan orang lain apalagi di kantor. Aku malu dan takut," ujar Mei Yan. Wajahnya mendadak pucat. "Ya sudah kamu tampil seperti biasa saja. Jadi diri kamu sendiri apa yang kamu pakai pasti bagus. Aku juga tidak suka kamu tampil beda. Kamu sudah cantik. Apapun yang kamu pakai pasti bagus," puji Chen Fu. "Bolehkah aku dandan seperti biasa?" tanya Mei Yan dengan matamu mengerjap lucu. "Untuk istriku apa yang kamu lakukan aku akan mendukungmu," sahut Chen Fu. "Baiklah kalau begitu, Suamiku. Aku akan segera kembali."Dia memberikan kode kepada Austin untuk mengikutinya. Hanya mengerling manja pada Chen Fu seolah menggodanya. "Dasar anak gadis yang baru gede. Padahal m

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 31. Nyonya Chen Marah

    Chen Fu makan mie udon buatan Mei Yan memang beda. Sangat enak dan lezat apalagi ditambah dengan acar lobak putih sangat pedas. Begitu pula dengan Felix dan Austin. Kedua pria tampan itu makan mie sangat lahap buatan Mei Yan. "Bagaimana enak tidak?" tanya Mei Yan pada kedua ajudan itu. "Sangat lezat sekali, Nyonya," sahut Felix tanpa menoleh kepada Chen Fu. "Hanya bikin sekali saja ini loh. Spesial. Lain kali aku gak mau masak," ujar Mei Yan. "Wah beruntung aku bisa makan masakan Nyonya Muda. Semoga aku ketemu gadis kayak Nyonya Muda, sabar, cantik dan baik hati," ujar Felix tersenyum memandang Mei Yan. Wanita itu hanya cengar cengir saja sambil menyenggol suaminya. Mendengar pujian Felix, tiba-tiba Chen Fu menghentikan makannya dan melotot ke arah ajudannya. "Oh maaf Tuan, aku tidak sengaja. Aku cuma kepengen punya istri seperti Nyonya Muda," ucap Felix merasa sangat bersalah. Mei Yan masih lanjut makan mie udon sampai kuahnya habis sama sekali. Dia melirik suaminya juga habi

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 30. Chef Baru

    Chen Fu terbangun. Tangannya meraba di sebelah tapi Mei Yan sudah tidak ada. Pria itu terperanjat. Menengok jam yang ada di meja sebelah. Masih pukul enam pagi. Terlalu pagi untuk dirinya. Biasa dia bangun jam tujuh lalu berkemas pergi ke kantor. Dia melompat menuju ke kamar mandi. Sosok yang dicarinya tidak ada. Segera mengambil ponsel dan menghubungi Felix. "Siap, Bos," sahur Felix ketika mengangkat panggilan telepon dari bosnya. "Kamu ngapain? Nyonya Muda kabur lagi. Kerjaan kamu apa?" teriak Chen Fu dengan nada tinggi. "Siapa Bos? Nyonya Muda?" tanya Felix. "Siapa lagi? Apa aku menanyakan wanita yang lain?" Chen Fu mendengus. "Tenang, Bos. Dia sedang memasak di dapur. Dia masak sendiri," sahut Felix. "Apa? Lekas Austin suruh ke kamarku. Bawa aku turun sekarang juga!" bentak Chen Fu. "Baik, Bos. Tenang saja. Dia aman. Tidak akan bisa kabur. Tapi dia sempat sembahyang di depan foto Tuan Chen," jelas Felix. "Sudahlah bawa aku turun dulu!" Chen Fu kesal. Ada saja ulah istrin

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 29. Nyonya Muda Berulah

    Mei Yan menoleh dengan wajah pucat. Pria berkacamata sudah memegang pundaknya. Pria itu juga mendekap mulut Mei Yan agar tidak bersuara. "Nyonya Muda, ngapain pagi-pagi begini di lantai satu?" tanya pria yang tidak lain adalah Felix, ajudan Chen Fu. "Felix, kamu di sini?" tanya Mei Yan dengan mata melotot, menepiskan tangan Felix dari mulutnya."Kerjaanku adalah menjaga Tuan Muda Chen Fu dan istrinya. Aku melihat ada gerakan keluar dari kamar bos. Lalu aku segera bersiap," jawab Felix. "Jadi setiap gerakanku dalam pengawasanmu? Sungguh tidak enak," gerutu Mei Yan mundur dari tempat sembahyangan. "Benar. Kecuali di dalam kamar Tuan Muda. Itu wilayah pribadi Tuan Muda." Felix berdiri tepat di belakang Mei Yan. Sebagai pria normal dia mencium aroma wangi rambut istri tuannya. "Keparat! Cantik sekali gadis ini. Kalau tidak menjadi istri Tuan Muda pasti aku sudah naksir," batin Felix. "Kenapa Nyonya di sini?" tanya Felix lagi. "Aku lapar. Di mana dapurnya?" tanya Mei Yan. "Hei Ny

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 28. Kamu Memang Tampan

    Malam itu, Mei Yan bisa tidur dengan lelap karena rasa kantuk yang sangat berat atau kamar Chen Fu memang sangat nyaman di musim panas. Ruangan yang ber-ac dengan aroma bunga persik yang menyeruak seperti aromaterapi untuk memulihkan tenaganya. Mei Yan merasakan sensasi ketika mandi di bath up dan menggunakan sabun dan shampo milik Chen Fu. Aroma yang bisa menggugah jiwa laki-laki yang menciumnya. Apalagi rambut Mei Yan yang panjang tergerai. Tanpa olesan make up wanita itu terlihat sangat cantik mempesona alami. Tubuhnya yang kecil dengan kulit putih seperti menyihir pria yang memandangnya. Chen Fu hanya bisa menahan rasanya. Walaupun dia bisa berbuat apa saja dengan Mei Yan tapi dia sudah berjanji agar tidak mengganggu wanita pujaan hatinya itu sampai Mei Yan mencintai dirinya. Mereka tidur bersebelahan layaknya bukan suami istri. Mei Yan langsung terlelap memeluk guling kayak anak kecil. Chen Fu memandangi gadis itu. Membelai rambutnya dan menyentuh perut Mei Yan. "Apakah calon

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status