Share

Janji yang Terakhir

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2025-09-20 11:17:13

"A-apa, Bos? Menginginkan di ... ranjang?" 

Elvan benar-benar tidak menyangka bosnya akan menginginkan istrinya seperti ini. Tadinya ia hanya berpikir menjadikan istrinya LC, bukan benar-benar menjualnya. 

Namun, tanpa berpanjang lebar, Lucas langsung mengeluarkan gepokan uang di meja yang nilainya jauh daripada kemarin. 

"Apa uang ini cukup untuk membelinya semalam? Aku menginginkannya di ranjangku malam ini." 

Elvan menelan salivanya. Jantungnya memacu kencang. Ini seperti rejeki yang tidak terduga. Kemarin malam ia sudah ditelepon penagih hutang. Dan baru saja ibunya juga menelepon meminta biaya renovasi rumah. 

Ini rejeki nomplok, apa yang dibutuhkan disodorkan di hadapannya. 

Untuk sesaat, Elvan mengalami dilema yang begitu sulit, tapi desakan kebutuhan membuatnya tahu apa yang harus ia lakukan. 

"Aku ... akan membawanya malam ini, Bos," sahut Elvan akhirnya. 

Malam harinya, Rania masih begitu sibuk di dapur saat pintu rumah dibuka dan Elvan masuk ke sana. 

Rumah sewaan mereka tidak besar karena menyesuaikan dana yang Elvan punya. Awalnya, Rania yang berasal dari kampung sama sekali tidak keberatan tinggal bersama mertuanya, tapi Elvan lebih memilih menyewa rumah karena lebih dekat dengan kantornya. 

Selain itu, Elvan yang punya gaya selangit pun gengsi kalau teman kerjanya tahu ia masih menumpang hidup di rumah ibunya. Karena itu, Elvan pun nekat menyewa rumah yang membuatnya harus pusing memikirkan biaya sewanya. 

"Kau pulang lebih cepat, Elvan? Aku sudah memasak sayur untukmu," seru Rania sumringah sambil menunjukkan dua piring berisi sayuran yang berbeda. 

"Ck, kau pikir suamimu ini kambing yang harus makan sayuran setiap hari, hah?" Elvan melirik malas, tapi ia segera teringat tujuannya dan ia pun berusaha sabar. "Tapi sudahlah, letakkan saja! Sekarang cepat mandi dulu dan ganti bajumu!" 

"Ada apa? Kita mau ke mana?" 

"Sudah letakkan dulu piringnya!" 

Elvan pun menarik lengan Rania dengan buru-buru sampai Rania tersentak dan satu piringnya pun jatuh. 

Pyar! 

Piring itu pecah dan sayur yang sudah dimasak pun langsung berceceran di lantai sampai Elvan pun melotot kaget. 

"Kau ini apa-apaan, Rania? Aku menyuruhmu meletakkan piringnya, mengapa kau malah memecahkannya? Kau pikir membeli piring tidak pakai uang, hah?"

"Itu ... aku tidak sengaja, Elvan. Aku akan membersihkannya." 

Dengan cepat, Rania meletakkan satu piringnya yang lain dan berjongkok untuk membersihkan pecahan piring, tapi Elvan langsung membentak dengan tidak sabar sampai Rania yang kaget pun tertusuk pecahan piring. 

"Auw!" 

"Astaga, kau benar-benar membuatku emosi. Kau dengar aku bilang MANDI! MANDI! MANDI! Ya Tuhan! Mengapa istriku harus sebodoh ini? Nanti saja membersihkannya setelah kau pulang nanti malam! Ayo cepat mandi!" 

Dengan kasar, Elvan menarik Rania berdiri tanpa mempedulikan jari istrinya yang berdarah dan air mata Rania yang sudah mengalir deras. 

"Jangan pikirkan makanan, sekarang cepat mandi sana! Kau bau sekali! Lalu cepat pakai gaun ini dan berdandanlah sedikit!" 

Rania menggeleng. "Mengapa aku harus memakai gaun lagi?" 

"Sudah jangan banyak bertanya! Kalau suamimu menyuruhmu itu langsung kerjakan saja! Aku buru-buru!"

Elvan menarik Rania ke kamar mandi lalu menutup pintunya, memaksa istrinya mandi dan setelah Rania mandi, lagi-lagi Elvan memaksanya memakai gaun terbuka sampai Rania terus memeluk lengannya yang  terbuka. 

Elvan menyemprot banyak-banyak parfumnya sampai Rania terbatuk. 

"Uhuk ... uhuk ... cukup, Elvan!" 

"Ah, sekarang baumu sudah menggoda sekali! Tapi sial! Kita tidak punya waktu lagi. Langsung saja berangkat! Tidak usah berdandan!" 

"Elvan, tunggu! Kita mau ke mana?" Rania terus memberontak saat suaminya menariknya masuk ke mobil perusahaan lalu Elvan segera melajukan mobilnya ke hotel. 

Rania pun hanya bisa menatap horor pada hotel yang sama seperti kemarin. 

"Mengapa kita ke hotel ini lagi, Elvan? Aku tidak mau seperti kemarin lagi! Kau bilang hanya satu kali kan aku membantumu. Aku tidak mau!" 

Rania menolak turun dari mobil, tapi Elvan yang membutuhkannya pun kembali melunak. 

"Sstt, Sayang. Tolonglah aku satu kali ini lagi. Bosmu menginginkanmu seperti kemarin. Ini tidak lama, oke? Hanya kau yang bisa membantuku." 

"Elvan ...." 

"Minumlah dulu agar kau lebih rileks." Elvan memberikan botol kecil berisi air pada istrinya itu, tapi Rania menolaknya. 

"Aku tidak mau minum." 

"Minum dulu, Rania!" 

Elvan memaksa Rania minum dan istrinya itu pun minum dengan air mata yang menetes lagi. 

"Janji padaku ini yang terakhir, Elvan." 

Elvan mengangguk sambil tersenyum singkat. Tentu saja yang terakhir karena Lucas pasti akan berhenti setelah mendapatkan tubuh Rania. 

"Ini yang terakhir, Sayang. Aku janji." 

Rania mengembuskan napas panjang dan mengangguk dengan begitu berat. Ia tidak pernah tahu apa yang menunggunya di atas dan apa yang sudah Elvan masukkan ke dalam minumannya tadi. 

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
CitraAurora
curiga obat penambah nafsu yang dimasukkan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Bos Suamiku   Di Belakang Pintunya

    Lucas pasti sudah gila saat akhirnya ia mencium Rania. Ini sama sekali bukan rencananya, tapi lagi-lagi ia tidak tahan. Berdua dengan wanita itu, melihat Rania-nya berubah menjadi wanita barbar, dan melihat bibir itu terus mengaum melawannya, membuat hasrat Lucas tidak bisa dikendalikan lagi. Dan Lucas tidak menyesal saat akhirnya ia bisa merasakan bibir itu lagi, bibir lembut yang sangat ia rindukan, bibir yang selalu menjadi candunya. Lucas memagutnya dengan kasar pada awalnya, tapi begitu merasakan kelembutan bibir itu yang masih sama, perlahan Lucas mulai melembut dan berganti dengan hasrat yang membara. Rania sendiri membeku saat bibir Lucas menyentuh bibirnya lagi. Hembusan napas pria itu menerpa kulitnya, membuat tubuhnya meremang. Untuk sesaat, Rania tidak tahu harus melakukan apa. Ia juga merindukan rasa itu, ciuman Lucas yang selalu lembut padanya. Namun, ia tahu ini bukan waktunya bernostalgia karena Lucas, sang big boss, alih-alih sedang merindukannya, malah sedang m

  • Sentuhan Panas Bos Suamiku   Merasakan Bibirnya Lagi

    "Cari tahu di mana kamarnya dan dengan siapa dia tidur sekamar, Surya!" Lucas tahu tidak seharusnya ia melakukan ini, tapi Lucas tidak bisa menahan dirinya. Begitu Rania pergi dari restoran, Lucas pun langsung meminta Surya mencari tahu kamar Rania. Dan tidak butuh waktu lama bagi Surya untuk mengetahuinya. "Ini nomor kamarnya dan dia sendirian, Pak." Lucas mengangguk dan segera berpamitan pada semua orang di sana. "Maaf semua, aku lupa kalau ada conference yang harus kulakukan lebih awal, jadi silakan lanjutkan acaranya. Aku pergi dulu!" pamit Lucas. Raynard sendiri mengangkat tangannya, memberi kode singkat, tapi Lucas menatapnya datar. Entah mengapa, mendadak ia merasa marah pada adiknya itu, padahal selama ini Lucas paling menyayangi Raynard. Raynard sampai mengerjapkan mata melihat sikap kakaknya itu, seolah tidak mengenalnya. "Ada apa dengannya?" gumam Raynard yang tetap santai, tidak ambil pusing dengan sikap kakaknya itu. Tanpa mempedulikan yang lain, Lucas pun langsun

  • Sentuhan Panas Bos Suamiku   Tamu yang Tidak Diharapkan

    Sepanjang acara makan malam berlangsung, Rania tidak berpindah dari sisi Raynard. Ia duduk sedikit lebih dekat daripada biasanya, seolah membutuhkan perisai. Rania berlindung di samping tubuh Raynard yang besar untuk menutupi garis pandang Lucas.Tapi itu tidak berhasil.Rania sudah berusaha untuk acuh, tapi rasanya seolah ia bisa merasakan tatapan Lucas di setiap gerakannya. Raynard sendiri terus tertawa, begitu menikmati kedekatannya dengan Rania. Wajah itu jauh lebih cantik saat dilihat dari dekat. Beberapa kali rambut Rania jatuh ke depan saat wanita itu menunduk untuk makan dan tangan Raynard gatal sekali untuk menyingkirkannya. Untungnya, ia bisa menahan diri dengan baik. Namun, wanita itu terus bergerak gelisah dan beberapa kali mengembuskan napas panjangnya. Entah apa yang membuatnya tidak nyaman. "Kau baik-baik saja, Rania?" bisik Raynard dengan suara yang lebih pelan. Alunan musik di restoran itu membuat suara pelan Raynard tidak akan terdengar oleh orang di sekitar mere

  • Sentuhan Panas Bos Suamiku   Tidak Mengenalnya

    Rania pernah berharap seumur hidupnya agar jangan dipertemukan lagi dengan Lucas.Mungkin, perasaannya memang tidak akan hilang semudah itu, tapi Rania akan mencobanya dan waktu akan menyembuhkan segalanya. Rania pun baru saja menata ulang hidupnya, dan ia tidak menyangka ia akan menemui batu besar yang menggoyahkan seperti ini. Lucas Mahendra. Pria itu berdiri tepat di hadapannya sekarang dengan kondisi yang sangat berbeda. Masih tetap tampan, gagah, dingin, dan mendebarkan. Napas Rania benar-benar tertahan di sana. Sementara Lucas sendiri mendadak membeku, bahunya menegang, tatapannya goyah. Untuk beberapa saat, seolah suara angin pantai menghilang, suara tamu meredup, dan hanya ada dirinya serta Rania berhadapan di sana. Ini bukan halusinasi kan? Demi Tuhan, Lucas setuju berlibur ke Bali dengan tujuan untuk melupakan Rania, tapi keputusannya malah membawanya ke hadapan wanita itu. Debar jantung Lucas memacu kencang, bukan hanya karena pertemuan mengejutkan ini, tapi karena w

  • Sentuhan Panas Bos Suamiku   Pertemuan Mengejutkan

    Begitu pesawat mulai stabil di udara, perlahan Rania mulai tenang. Napasnya masih tersengal dan jantungnya memacu kencang, tapi perlahan Rania membuka matanya. Dengan cepat, ia menyadari kalau yang digenggamnya bukan sandaran lengan, tapi benar-benar lengan seseorang. Bahkan bukan sekadar menggenggam, tapi kuku-kukunya menancap di lengan Raynard di sana. Rania langsung menarik tangannya sambil menahan napas."Astaga, maafkan aku, Chef! Aku tidak sadar, aku benar-benar tegang barusan." Raynard menunduk melihat lengannya, menemukan empat bekas goresan tipis kuku Rania, tapi alih-alih marah, ia malah tertawa, tawa pelan yang hangat dan sama sekali tidak tersinggung."Haha, santai saja, Rania. Tidak apa, aku masih hidup," sahutnya sambil mengangkat alis. "Malah sejujurnya, aku lebih takut kalau kau pingsan."Rania menggigit bibirnya sejenak saking malunya, sebelum akhirnya ia tertawa. "Ini memalukan sekali, Chef. Tapi aku tidak akan pingsan." Raynard tergelak santai. "Baguslah kalau b

  • Sentuhan Panas Bos Suamiku   Kuku yang Menancap

    "Ah, Lucas ...." Desahan Rania terdengar begitu seksi saat Lucas terus menyiksa bagian bawah tubuhnya. Setiap bagian dalam diri Rania selalu menjadi candunya, membuat hasrat Lucas mengentak tidak terkendali. Wanita itu menjambak rambut Lucas dan menekan kepalanya makin ke dalam, sebelum akhirnya wanita itu mengejang dan mendapatkan pelepasannya. "Aku menginginkanmu sekarang, Rania!" seru Lucas yang langsung mengentak kemejanya terlepas.Tanpa menunggu lama, Lucas menyatukan tubuh mereka. Nikmat sekali. Bagaikan mendapat oase di tengah gurun pasir, dahaga Lucas langsung teredakan. Lucas menggerakkan tubuhnya makin cepat sampai desahan Rania makin keras juga, hingga saat Lucas merasa dirinya hampir sampai. "Rania ...," geram Lucas, yang entah bagaimana mendadak tersentak ke alam sadarnya dan membuka matanya nyalang. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah langit-langit kamarnya. Lucas sempat mematung sejenak, sebelum kesadarannya benar-benar pulih. Buru-buru Lucas menyentuh ran

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status