Share

Bab 14

Author: Thiryrs
last update Huling Na-update: 2021-08-28 09:34:02
"Bagaimana dengan kamu?” Tanya Jeysa pada Tania.

“Aku juga belum memotretnya,” jawab Tania.

Berselang beberapa saat setelahnya, ponsel Azyla pun berdering pertanda panggilan masuk. Setelah ia melihatnya, ternyata itu adalah panggilan telepon dari Ayahnya. Tentu saja tujuan sang Ayah untuk menelepon putrinya yang cantik itu, guna mengetahui keadaannya. Lantas demikian, Azyla pun memilih pergi sejenak, untuk menghindari suara-suara yang mungkin akan mengganggu obrolannya bersama sang Ayah nantinya.

Sementara di sisi lainnya, Aliya dan Jeysa tengah menyibukkan diri mereka dengan menulis dokumentasi penting yang sedang mereka rangkum. Lalu sebab hal ini, tinggal-lah seorang Tania yang berdiri tepat di depan cermin tersebut. Sebab keadaan inilah, yakni sebab Azyla yang tengah mengurusi urusan pribadinya sejenak, serta Aliya dan Jeysa yang tengah melaksanakan tugas yang lainnya, maka dengan keadaan inilah yang seakan menuntut Tania untuk memotret kaca cermin itu sendirian.

Lantas kemudian, T
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sepatu   PEMBUKA

    Assalamu'alaikum .... Saya sebagai penulis, ingin memberikan sedikit pesan untuk semua pembaca, semoga bisa di pahami dan di laksanakan 👍. 😊😊😊 Membaca adalah hal yang cukup banyak di gemari, selain menambah ilmu juga dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa dan alur cerita yang di buat. Pada dasarnya setiap penulis menginginkan yang terbaik untuk setiap karya yang telah di publish, dan juga untuk pembaca yang setia bersama karyanya. Buku atau sebuah bacaan adalah gudang ilmu, dan isinya di pertanggung jawabkan menurut amal jariah yang menuju kebaikan atau bahkan sebaliknya. Pada dasarnya sebuah niat adalah kunci dalam suatu perbuatan, namun tak hanya sebatas itu, sebuah perlakuan bisa saja mengurungkan sebuah niat yang baik, bila menyimpang dari konsep kebaikan itu sendiri. Saya sebagai penulis, berharap sebuah karya ini akan menjadi suatu manfaat bukan sebagai dosa jariah, yang akan membebani kehidupan sejumlah orang yang terlibat. Oleh karena itu, saya harap para pem

  • Sepatu   Bab 22

    Maka sebab hal ini, mau tak mau para sahabatnya pun turut mengikuti keinginannya Tania. Mereka tampak melangkah dengan gesit, atas aba-aba dari Tania dan kemudian lekas kembali mengerjakan tugas mereka yang sempat terbengkalai tadinya."Huft! Syukurlah," ucap Tania setelah mereka sampai pada tempat yang sama, layak pada yang sebelum-sebelumnya."Syukur?" ulang Aliya dengan spontan dan turut mengernyitkan alisnya."Iya syukur! Syukur tadi di ...," ucapan Tania yang sempat terputus. Ya, hampir saja ia keceplosan kala itu. Jika saja kalimatnya masih terlanjut tanpa ia sadari, maka pastinya mereka semua akan tahu kalau Tania memang telah lama punya rasa pada Syahdan. Belum lagi nantinya, Jeysa malah akan meledeknya sebab hal ini, terlagi tadi ia sempat berakting agar mereka sama sekali tak tahu tentang isi hati dan suasana hatinya kala itu,"maksudnya ... syukur tugas-tugas kita masih tertumpuk rapi di sana, syukur tak ada yang mengambilnya. Jika saja itu sampai terjadi, bukankah ini akan

  • Sepatu   Bab 21

    Sungguh, sebenarnya rasa tergesa-gesa itu bukan sebab tugas mereka yang memang belum sepenuhnya terselesaikan, tapi tak lain dan tak bukan apalagi kalau bukan hanya sebatas alasannya Tania, agar para sahabatnya itu tak lagi ingin menetap di sana sebab merasa penasaran atau semacamnya, terlagi jika saja mereka sampai melihat ia salah tingkah, di kala posisi Syahdan yang masih saja melihat ke arahnya kala itu.Please, jangan ke sini Dan!Batin Tania.Kala itu, entah Syahdan memang hendak menghampirinya atau tidak, sungguh Tania juga tak mengetahuinya. Namun, di kala ia sempat melihat ke arahnya sejenak, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menarik para sahabatnya itu, ia memang sempat melihat pergerakan Syahdan yang seolah-olah hendak menghampirinya.Maka sebab hal inilah, dengan sigap Tania menarik mereka dengan terkesan tergesa-gesa dan lagi-lagi membuat para sahabatnya itu kembali mengernyitkan alis mereka tentunya.

  • Sepatu   Bab 20

    Mereka memang cukup merasa penasaran, tapi tampaknya mereka lebih memilih bungkam dan memilih untuk tak bertanya lebih mengenai dugaan mereka itu terhadapnya.Semenjak mereka berada di sana, sungguh tak ada yang menyangka jika pada akhirnya Syahdan akan sadar dan turut melihat ke arahnya. Maka sebab hal ini, sebab Tania merasa jika ada yang tengah melihatnya, maka dengan spontan pun matanya turut membalas pandangan itu.Tania meneguk salivanya di kala Syahdan turut melihat ke arahnya. Sungguh, ia tak tahu harus melakukan hal apa kala itu. Lantas sebab hal ini, Tania pun turut berakting melihat ke arah arloji yang tengah ia kenakan dan turut menuturkan, "Astagfirullah, telah berapa lama kita di sini? Bagaimana dengan tugas kita?" Itulah yang ia ucapkan dengan tampak seakan tergesa-gesa kala itu.

  • Sepatu   Bab 19

    "Hmmm?" Setelah ia mendengar kalimat tanya itu dari Azyla, lantas netranya pun turut mengarah ke arah sahabatnya itu.Tentu saja, Azyla merasa aneh sebab hal ini. Bagaimana tidak? Tania bukannya menjawabnya, tapi malah berdeham dan turut menautkan pandangannya belaka. Lantas sebab hal ini, Azyla pun turut kembali berucap, "Hmmm? Jadi benar?"Tania tampak menggeleng kala itu."Bukan?" tanya Azyla kembali dengan tampak merasa penasaran."Maksudnya, aku tak mengetahuinya. Ada rasa jika ini benar, tapi di sisi lainnya ini juga terasa mustahil," tutur Tania yang seakan tak ingin berharap lebih dengan nada suara yang semakin melirih. Tak hanya mengenai kalimatnya yang terkesan lirih di akhir, tapi ia pun turut menampilkan raut wajah sendu spontannya, di kala ia mengatakan sisa-sisa kalimat di akhir ucapannya kala itu.Tentu saja Tania telah jadi pusat perhatian bagi para sahabatnya. Tak hanya Azyla, tapi Aliya dan Jeysa pun seakan turut merasa, jika salah seorang sahabat mereka itu seakan te

  • Sepatu   Bab 18

    Jujur, Tania memang turut merasakan hal yang sama dan bahkan di sisi lainnya ia seakan cukup yakin akan hal ini, tapi balik lagi ke sisi lainnya, sungguh Tania merasa ambigu. Menurutnya, bagaimana mungkin rasanya jika seorang siswa yang kini seakan terkesan asing baginya itu, malah memperhatikannya sedari tadi?Ya, itulah hal yang seakan sulit untuk Tania tepis dalam mengatasi keambiguan ini. Apa memang Syahdan?Setelah sebelumnya ia sempat membatinkan kalimatnya, maka kini ia pun kembali melakukan hal yang sama. Kini, pandangannya pun masih tertuju ke arah yang sama. Sementara yang lainnya pun turut melihat ke arah Tania kala itu."Tan," panggil Azyla guna menyadarkannya."I ... iya?" Sungguh Tania seakan merasa gugup setelahnya. Baginya, jika saja sosok bayangan tadi memanglah Syahdan, maka ini seakan pertanda jika cinta lamanya telah terbalaskan.Lantas benarkah demikian? Benarkah sosok bayangan yang mengikutinya itu ialah Syahdan?Entahlah, bahkan Tania pun sama sekali belum beran

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status