Share

Bab 22

Maka sebab hal ini, mau tak mau para sahabatnya pun turut mengikuti keinginannya Tania. Mereka tampak melangkah dengan gesit, atas aba-aba dari Tania dan kemudian lekas kembali mengerjakan tugas mereka yang sempat terbengkalai tadinya.

"Huft! Syukurlah," ucap Tania setelah mereka sampai pada tempat yang sama, layak pada yang sebelum-sebelumnya.

"Syukur?" ulang Aliya dengan spontan dan turut mengernyitkan alisnya.

"Iya syukur! Syukur tadi di ...," ucapan Tania yang sempat terputus. Ya, hampir saja ia keceplosan kala itu. Jika saja kalimatnya masih terlanjut tanpa ia sadari, maka pastinya mereka semua akan tahu kalau Tania memang telah lama punya rasa pada Syahdan. Belum lagi nantinya, Jeysa malah akan meledeknya sebab hal ini, terlagi tadi ia sempat berakting agar mereka sama sekali tak tahu tentang isi hati dan suasana hatinya kala itu,

"maksudnya ... syukur tugas-tugas kita masih tertumpuk rapi di sana, syukur tak ada yang mengambilnya. Jika saja itu sampai terjadi, bukankah ini akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status