Share

124. Pindah? 2

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-14 14:43:15

"Terima kasih sudah memberikan kebahagiaan yang luar biasa ini," ujar Emir lirih. Lantas mengangkat tubuh istrinya hingga kaki Naima melingkar di pinggangnya. Tangan Naima terangkat dan melingkari leher suaminya. Mereka saling pandang dan beradu kening. Lantas berciuman sebelum Emir menurunkan istrinya perlahan lalu kembali memeluknya.

Naima menutup matanya, membiarkan dirinya larut dalam kehangatan pelukan itu. Ia menghirup dalam-dalam wangi khas yang tercium darinya tubuh suaminya. Beberapa hari ini dia tidak bisa tidur karena rindu aroma itu. Jangan bilang ini bawaan bayi. Naima akan susah nanti, karena mereka berjauhan.

Mereka cukup lama berdekapan tanpa banyak kata, hanya saling diam dalam pelukan. Hingga Naima perlahan mengangkat wajah. "Mas, sudah baca hasil pemeriksaan dokter?"

"Sudah."

"Dokter bilang, usia janin baru lima minggu."

"Apakah ini oleh-oleh kita dari Jogja?"

Naima tersenyum lantas melepaskan pelukan dan duduk di tepi pembaringan. Sudah pasti iya jawabannya. Sebab
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
km aja nai yg pindah ketempat ortu km jngn Emir lah,kerjaanya kan di Tulungagung lo ntr keteteran kalo Emir pindah
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
Naima pasti bingung secara dia udah jadi orang kepercayaannya Bu Kus.. atau mungkin Naima coba ajarin salah satu dari mereka.. siapa tahu nanti bisa gantiin dia.. sambil dipantau Bu Kus juga..
goodnovel comment avatar
Yanyan
inilah masalahnya ..gimana perusahaan Bu Kus KLO di tinggal..kasian para pekerja mengandalkan dari mmbuat kue.. plisss mbak Lis ini mah harus ada pengganti Naima
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Setelah Aku Kau Miliki   146. Pamit 3

    Naima melangkah cepat ke wastafel belakang. Anak-anak ikut panik. Zahra mengambilkan air minum, sedangkan Aurel sibuk mencari sesuatu. "Tisu mana tisu," ujarnya dengan pandangan menyapu meja makan. Kemudian berlari ke dalam karena tidak menemukan kotak tisu.Ternyata benda itu ada di ruang tamu. Kemudian ia berlari ke belakang dan memberikan tisu pada Naima. "Makasih, ya," ucap Naima sambil duduk.Zahra menggenggam beberapa butir buah anggur di tangannya. "Ini, Ma.""Makasih, anak-anak. Kalian pinter banget sih." Naima tersenyum supaya anak-anak tidak khawatir. Aurel dan Zahra duduk menunggui mamanya. Sesaat kemudian, Naima bangkit dari duduknya. "Mama ke kamar mandi sebentar. Kalian tunggu di sini. Setelah itu kita ke Toko.""Iya," jawab dua bocah itu bersamaan.Baru juga Naima masuk kamar mandi, ponsel di atas meja berdering. "Rel, Papa nelepon," ujar Zahra sambil memandang layar."Biar kujawab, ya.""Hu um."Aurel menggeser icon terima panggilan. "Halo, Pa.""Hai, kalian masih di

  • Setelah Aku Kau Miliki   145. Pamit 2

    "Gajiku nggak akan cukup untuk itu. Bisa juga sih, tapi untuk makan bagaimana. Pasti kurang."Yesi memperhatikan sekeliling. Sebenarnya ia sayang meninggalkan rumah itu. Tinggal bersama mamanya belum tentu nyaman. Mereka memang sering kompak dan saling mendukung untuk kembali merebut Emir. Tapi yakin saja, untuk keseharian bersama akan sulit. Mamanya sangat cerewet. Imbang seperti dirinya yang sok ngatur.Tapi kalau tetap bertahan di rumah itu, bagaimana ia bisa melanjutkan membayar cicilan. Belum lagi berhadapan dengan tatapan sinis tetangga perumahan setelah kejadian malam itu. Namun Yesi sekarang tidak peduli lagi. Ia lebih bingung jika tinggal serumah dengan mamanya."Carikan pekerjaan untukku," ucapnya memandang Doni."Kantorku nggak ada lowongan.""Aku juga nggak mungkin kembali ke sana. Malu juga. Mereka sudah memecatku.""Kamu mau kerja jaga toko?""Nggak apa-apa.""Daripada kerja sama orang, bukankah lebih baik mengikuti saran Weni untuk mengelola toko milik kalian sendiri. I

  • Setelah Aku Kau Miliki   144. Pamit 1

    SETELAH AKU KAU MILIKI - 55 Pamit[Jangan temui Aurel dulu untuk saat ini. Kalau dia bilang kangen sama kamu, baru kuantar untuk bertemu.] Balas Emir lalu menunjukkan pesan itu pada Naima. Ia tidak akan menyembunyikan sesuatu dari istrinya. Untuk mempertahankan hubungan sampai sejauh ini, sudah banyak pengorbanan Naima dan perjuangannya. Jadi kejujuran dan saling terbuka adalah kunci utama.Naima hanya membaca dan tidak berkomentar. Ia tahu, sebagai seorang ibu pasti Yesi kangen juga dengan anaknya. Tapi mengingat wanita itu telah merencanakan menjebak Emir dengan cara paling menjijikan, ia masih kecewa dan marah. Tentang Aurel, ia yakin kalau suaminya pasti akan melakukan yang terbaik."Aurel nggak bilang ingin bertemu mamanya, Mas?""Nggak. Paling hanya tanya biasa saja," jawab Emir lalu mengunci koper dan meletakkan di dekat pintu kamar. Kemudian mengajak istrinya segera istirahat. Dia malas membahas mantan istrinya. Lebih baik deep talk dengan istrinya sebelum mereka kembali LDM

  • Setelah Aku Kau Miliki   143. Tamu Dari Jauh 3

    Ketegangan mulai melunak. Aprilia mengeluarkan dua kotak kecil, kado untuk Aurel dan Zahra. "Ini kado dari Nenek, ya. Ayo kalian terima.""Tante, Nenek sudah ngasih sepatu sama Aurel kemarin," ujar Aurel."Nggak apa-apa. Ini hadiah kembaran untuk kalian," jawab Aprilia. Dua hari yang lalu mama mertuanya minta tolong padanya untuk memberikan dua kalung emas yang liontinnya merupakan inisial nama Aurel dan Zahra."Terima kasih, Nek." Zahra bicara sambil menyentuh tangan Bu Anjar. Aurel juga melakukan hal yang sama."Dipakai selama liburan, ya. Kalau sekolah nggak boleh pakai perhiasan kecuali anting-anting." Naima memberitahu dua anaknya.Dua gadis kecil itu mengangguk.Kemudian mereka duduk berbincang-bincang. Emir menceritakan kedatangan pamannya Zahra dari Kalimantan. Cerita maksud kedatangannya mencari Zahra. Intinya untuk tanggung jawab. Ia juga menjelaskan kenapa mereka diam untuk beberapa tahun ini, karena kondisi mereka sedang tidak baik-baik saja. Emir sengaja membahasnya di de

  • Setelah Aku Kau Miliki   142. Tamu Dari Jauh 2

    "Sewaktu Kak Ridho baru meninggal, kondisi kami nggak baik-baik saja karena Papa sakit, Mbak. Beliau shock juga mendengar Kakak nggak ada. Saya sendiri juga masih tahap nyari pekerjaan waktu itu. Sedangkan kakak satunya juga baru menikah." Cerita Rony. Dia adiknya Ridho yang nomer dua. Mereka tiga bersaudara."Nggak apa-apa, Ron. Mbak juga ngerti. Alhamdulillah, kami baik-baik saja di sini bersama Mas Emir." Naima memandang pada suaminya. Tentu saja Naima tidak menceritakan kisah pahit yang dijalani selama ini.Rony manggut-manggut sambil menatap Emir. Melihat keadaan mereka, Rony yakin kalau kakak ipar dan keponakannya bersama orang yang tepat. Rumahnya besar dan mewah. Naima juga sudah berhijab. Zahra sangat terawat. Emir kelihatan sosok yang sangat bertanggung jawab dan melindungi."Ketika Papa sudah mulai pulih, kami menghubungi Mbak Naima. Tapi sudah nggak bisa. Papa sempat kepikiran, karena Zahra sebenarnya tanggung jawab kami."Emir yang duduk dengan tenang merasa kagum dengan

  • Setelah Aku Kau Miliki   141. Tamu Dari Jauh 1

    SETELAH AKU KAU MILIKI - 54 Tamu Dari JauhEmir melangkah ke arah pintu pagar. Dadanya sedikit berdebar saat memandang wajah pria itu. Dia seperti teringat seseorang yang tidak seberapa dikenalnya."Assalamu'alaikum," ucap lelaki yang berdiri di luar pagar, saat Emir membuka pintu."Wa'alaikumsalam. Maaf, Mas mencari siapa, ya?"Lelaki itu mengulurkan tangannya. "Saya Rony. Benarkah ini rumah Mas Emir suaminya Mbak Naima Fahira?""Ya, saya sendiri. Emir.""Saya adiknya Kak Ridho. Almarhum suaminya Mbak Naima. Maaf, kalau kedatangan saya mengganggu. Tadi saya ke alamatnya Mbak Naima, lalu di kasih tahu sama tetangga di sana, tentang Mas Emir dan alamat rumah ini. Saya datang dari Samarinda, Mas. Ingin bertemu ponakan saya. Maulida. Baru kali ini saya bisa berkunjung setelah kepergian kakak saya."Emir sekarang ingat dengan wajah itu. Mirip sekali dengan Ridho. Dia tidak pernah bertemu Ridho. Hanya melihat dari foto yang ada di rumah Naima waktu itu. Tapi masih lumayan ingat bagaimana

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status