Share

Bab 13

Belum selesai Pak Pram menjawab, tiba-tiba telepon genggam wanita itu berdering.

"Aduh, aku buru-buru, Pram. Besok ketemu di kantor deh ya. Aku ada perlu setelah ambil kunci yang kutitip ke resepsionis," ucap Safitri. Ya, itu nama wanita yang tadi tidur bersama suamiku.

"Bye," timpal Pak Pram.

Kemudian kami tidak langsung keluar lobi. Sebab dipastikan sudah ada Mas Dimas yang ada di parkiran, jadi kami menunggu mereka pergi terlebih dahulu.

"Biarkan mereka pergi, biarkan mereka menikmati masa-masa indah. Memang biasanya yang haram lebih enak daripada yang halal, itu untuk orang yang kurang imannya," ungkap Pak Pram membuat dahiku mengkerut.

"Tante," sapa Jingga mengejutkan.

"Ya, Sayang," timpalku.

"Tadi aku temenin Papa salat di mushola, papaku itu rajin salat loh," celetuk bocah itu.

Baru saja aku ingin menegurnya yang berkata seperti orang beriman padahal tadi sewaktu aku melakukan ibadah, dia tetap berada di restoran. Namun ternyata itu salah, dia bicara seperti itu karena memang o
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status