Share

12. Kepergian Nisa

Aku mendekatinya perlahan, ingin kupeluk erat tubuh itu lalu menumpahkan sekian banyak rindu yang sudah begitu menyesakkan dada. Tapi semua terpaksa kutahan, sebab Mas Bima terlihat begitu dingin.

"Mas sudah pulang?" ucapku lirih seraya menyentuh jemari tangannya, tapi ternyata dia justru menarik tangannya itu.

Apa yang terjadi? Kenapa Mas Bima seperti ini?

"Minum obatnya dulu, Mas."

Tiba-tiba Mala muncul dari arah dapur, dua netra kami saling beradu. Dia hanya tersenyum sekilas padaku.

"Ini obatnya, Mas."

Mas Bima meraih obat tersebut dan meneguknya.

"Mau aku antar ke kamar?" tanya Mala lagi, aku hanya terdiam.

"Boleh," jawab Mas Bima seraya kembali menatapku dan kemudian kursi roda yang dia duduki didorong memasuki kamar, bukan kamarku tentunya. Karena Mala membawa Mas Bima kembali ke kamarnya.

Lagi-lagi aku terpaksa menerima kekecewaan, rasanya ingin marah pada Mas Bima. Kenapa dia tega bersikap begitu dingin. Padahal kita sudah tak bertemu lebih dari satu bulan. Harusnya saat in
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nonny Merlista Rinanda
rasanya ingin ngejambak mama mertua, mala sm sarah
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
sudah Nisa jangan berharap pada manusia tidak ada gunanya tetapkan hatimu terus berharap pada ALLAH minta pertolongan perlindungan NYA berjuang sesuai mampumu maka ALLAH Memberkahi setiap usahamu jangan berharap kepada manusia yang di sebut suami dia tidak ada apa apanya
goodnovel comment avatar
Siti Raihan
dasar suami durhaka,,, terlalu cinta boleh,,,knp harus balikin semuanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status