Beranda / Romansa / Si Bangsawan dan Gadis Desa / Gadis Tidak Tahu Diri???

Share

Gadis Tidak Tahu Diri???

Penulis: Zhang A Yu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-22 10:58:53

Sampai di rumah, Larissa sudah berdiri di depan pintu masuk seperti penjaga. Berhubung Carlos ada di antara mereka, Larissa langsung berkacak pinggang siap memarahi.

"Apa-apaan ini, Andrew! Kalian …" Larissa berpikir bahwa Andrew sengaja mendekati Elinoure supaya Carlos lebih gampang menjumpai gadis tersebut.

Andrew segera menjelaskan, "Tidak seperti yang Bibi Larissa duga."

Larissa mengernyitkan kening dengan kepala sedikit miring.

Andrew melanjutkan, "Carlos menyusul kami ke danau."

Karena fakta, Carlos tak mengelak. Dia bahkan membenarkan ucapan Andrew. "Benar, aku yang menyusul mereka. Bukan Elinoure yang mendatangiku atau kami yang sengaja ketemuan."

Di antara dua pria itu, Elinoure tak beraksi; menundukan kepala.

Kemudian Larissa menarik tangan Elinoure, serta memposisikan gadis itu di belakangnya. "Terima kasih telah menjaga Elinoure, Andrew. Sekarang silahkan bawa Tuan muda bangsawan ini pergi dari hadapanku!"

Dari nada bicara Larissa, jelas sekali tidak ada kebaikan sedikitpu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Berhasil Melarikan Diri.

    Kereta berhenti dengan sentakan kasar. Tubuh Elinoure ikut terhempas ke depan, bahunya membentur sisi bangku kayu yang dingin. Ia mengerjap, menahan nyeri. Pria tua itu—si pembeli menjijikkan—berdiri sambil merapikan kerah bajunya dan menyisir rambut panjangnya dengan jari-jari dekil. “Jangan ke mana-mana, ya,” katanya, menyeringai, sebelum turun dari kereta. Langkahnya menjauh, suara derit sepatu botnya menghilang dalam hembusan angin padang. Elinoure memutar kepala, mendengarkan. Tak ada suara lain. Hanya sepi. Sunyi yang menusuk telinga. Kesempatan. Dengan nafas terengah, ia menarik-narik pergelangan tangannya yang masih diikat tali kasar ke sisi bangku. Tali itu keras dan kuat, mungkin terbuat dari serat goni tua. Ujungnya merobek kulitnya sedikit demi sedikit. Darah mulai mengalir. Tapi Elinoure menggertakkan gigi dan terus mencoba. Tarik. Putar. Dorong. Luka semakin menganga. Tapi ia tidak peduli. Setiap tetes sakit adalah bukti bahwa ia masih hidup—bahwa ia belum menyera

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Akhirnya Dibatalkan.

    Elinoure membuka matanya perlahan, seolah kelopak matanya terbuat dari timah berat. Cahaya remang menelusup dari sela jendela kecil di samping, mengguncang kepalanya yang masih berdenyut hebat. Pandangannya berkunang-kunang, dan detik demi detik kesadarannya mulai kembali. Ia berada di dalam kereta. Tapi… bukan kereta yang tadi. Interiornya berbeda. Lebih pengap, lebih sempit, dan bau keringat bercampur parfum murahan memenuhi udara. Langit-langit kayunya kasar, ada bercak noda tua di sudutnya. Derap roda di atas tanah berbatu terasa lebih kasar, seperti kereta itu melaju di jalanan pedalaman. Ia mencoba mengangkat tangan—tapi tak bisa. Pergelangan tangannya diikat ke sisi bangku dengan tali kasar. Napasnya tercekat. “Apa ini,” bisiknya, nyaris tak terdengar. Suara tawa rendah dan pelan menjawab dari samping. "Ah, kau akhirnya bangun juga." Elinoure menoleh cepat, dan saat itulah jantungnya nyaris berhenti. Di sebelahnya duduk seorang pria. Usianya sekitar 50 tahunan, be

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Menjebak.

    Carlos mengatup rahangnya kuat-kuat. Dadanya bergemuruh, bukan hanya karena amarah—tapi juga karena kecewa. Emma… gadis itu ternyata sedang dijadikan alat tukar demi menyelamatkan keluarganya. Dan semua ini terjadi di balik punggungnya, saat dia sibuk menghindari pernikahan yang dijodohkan kakeknya. Tangannya mengepal, namun pikirannya tetap jernih. “Aku harus melaporkan ini pada Kakek. Pria tua itu tidak akan mau rugi besar!" *** Kediaman keluarga Carlos, malam hari. Lampu-lampu di aula utama masih menyala ketika Carlos kembali dari perjalanan diam-diamnya. Meski tubuhnya lelah dan bajunya tertempias debu perjalanan, sorot matanya tetap menyala penuh tekad. Langkahnya mantap menyusuri lorong, hingga sampai di ruang kerja sang kakek—ruang yang biasanya tertutup rapat di malam hari. Tok. Tok. "Masuk," suara berat sang kakek terdengar dari dalam. Carlos mendorong daun pintu kayu itu perlahan. Pria tua di belakang meja tampak memindahkan pandangannya dari berkas-berkas tua ke

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Faktanya!

    Memikirkan rencana Kakeknya, Carlos tidak bisa tertidur. Pria itu berjalan mondar-mandir mencari cara supaya pernikahan tersebut tidak terjadi, karena jika Kakeknya sudah berencana maka semuanya akan berjalan cepat.Tok! Tok! Tok!Pintu kamar pria itu tiba-tiba diketuk.Carlos spontan mengarahkan matanya ke jam dinding, dan keningnya seketika berkerut. "Siapa yang tengah malam masih terjaga?"Tok! Tok! Tok! Ketukan berlangsung lagi.Karena penasaran, Carlos membuka perlahan pintunya dengan kepala tertunduk lalu terangkat dan …"Bibi Anne!" Rupanya asisten rumah tangga pria itu yang datang semalam ini.Sambil memastikan tidak ada orang melihat, Anne bertanya pelan. "Apa saya diperbolehkan masuk, Tuan muda?"Carlos membuka pintunya lebih lebar. "Silahkan."Anne segera masuk kemudian Carlos menutup pintunya sesegera mungkin."Ada yang harus saya sampaikan, Tuan muda," ungkap Anne serius."Katakan," suruh Carlos pun tak kalah serius. Anne mendekatkan kepalanya pada telinga Carlos untuk

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Dua Anak Pembangkang.

    Begitu sampai rumah, Carlos mendapati kuda hitam legam gagah milik Krunoslav Marion; sang Kakek, tengah asyik memakan jerami.Perasaan Carlos tak enak. Pria itu berinisiatif tidak langsung memasuki rumah, melainkan berjalan mengendap-endap dari pintu belakang menuju tembok perbatasan ruang tamu dengan ruang belakang."Tu—" Melihat Carlos, Anne selaku Pelayan bagian dapur nyaris bersuara. Bagus wanita itu sadar Carlos sedang menghindari sesuatu, jadi mulutnya lekas dibekap rapat-rapat.Melalui tembok pembatas, Carlos mengintip apa yang sekarang Kakek dan Ibunya lakukan.Meski mereka terlihat duduk normal seperti biasanya, tetapi wajah mereka terlihat serius apalagi saat Tom ikut andil.Sayangnya, suara mereka tidak berhasil sampai ke telinga Carlos. Pria itu balik badan menghela nafas menyayangkan."Apa Tuan muda ingin aku menghampiri mereka?" tawar Anne.Kelopak mata Carlos membuka lebar bersemangat. "Ya! Kalau bisa."Anne menunjuk baki berisi satu set teko keramik putih. Berdasarkan

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Gadis Tidak Tahu Diri???

    Sampai di rumah, Larissa sudah berdiri di depan pintu masuk seperti penjaga. Berhubung Carlos ada di antara mereka, Larissa langsung berkacak pinggang siap memarahi."Apa-apaan ini, Andrew! Kalian …" Larissa berpikir bahwa Andrew sengaja mendekati Elinoure supaya Carlos lebih gampang menjumpai gadis tersebut.Andrew segera menjelaskan, "Tidak seperti yang Bibi Larissa duga."Larissa mengernyitkan kening dengan kepala sedikit miring.Andrew melanjutkan, "Carlos menyusul kami ke danau."Karena fakta, Carlos tak mengelak. Dia bahkan membenarkan ucapan Andrew. "Benar, aku yang menyusul mereka. Bukan Elinoure yang mendatangiku atau kami yang sengaja ketemuan."Di antara dua pria itu, Elinoure tak beraksi; menundukan kepala.Kemudian Larissa menarik tangan Elinoure, serta memposisikan gadis itu di belakangnya. "Terima kasih telah menjaga Elinoure, Andrew. Sekarang silahkan bawa Tuan muda bangsawan ini pergi dari hadapanku!"Dari nada bicara Larissa, jelas sekali tidak ada kebaikan sedikitpu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status