Share

19. Penghianat sebenarnya

“Kau akan mengerti kalau memberiku kesempatan bicara”

Manggala melotot, lalu membanting caping di tangannya keras-keras.

“Baik, bicaralah Tapi, ingat. Kalau kau mengarang cerita yang bukan-bukan, aku tak segan-segan menyerahkanmu pada Patih Ranggapati supaya bisa menerima hukumanmu” ancam Manggala, sungguh-sungguh.

Dalam hal menegakkan keadilan, Si Buta dari Sungai Ular tidak mau pandang bulu. Meski yang harus menerima hukuman adalah orang yang amat dicintai. Selama orang itu memang terbukti bersalah, Manggala tak peduli.

Sebelum mulai bicara, Rhenata menarik napas beberapa kali. Seakan, dia hendak mempersiapkan sesuatu yang hendak didorong tenggorokannya.

“Sejak Bajing Ireng dan gerombolannya membantai perguruanku, aku menyimpan dendam yang tak dapat kukuasai lagi. Lalu, aku bertekad menuntut balas. Untuk muncul terang-terangan, aku takut kaki tangan Bajing Ireng mengenali. Bahkan bisa-bisa mereka menangkapku untuk dijadikan sandera, agar Aya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status