Share

Wah! Cogan!

Author: Donat Mblondo
last update Last Updated: 2021-10-01 06:43:00

Setelah membeli handphone, Ningsih dan Tukijo  pergi ke pusat perbelanjaan. Mereka membeli baju seragam, tas dan keperluan sekolah.

"Sini Jo! Cobain ini deh!" Tangan kanan Ningsih memegang kaos putih bergaris, sedangkan tangan kirinya memegang jaket abu-abu.

Tukijo yang sedang asik mencoba handphone barunya, segera menyimpannya dan menghampiri kakaknya.

Setelah beberapa saat, Tukijo keluar dari ruang ganti.

"Wow!" ujar Ningsih kagum. "Ini baru keren! Coba deh, kamu ngaca!" Ningsih membalikkan badan Tukijo dan mendorongnya agar mendekat ke cermin.

Tukijo tercengang melihat dirinya di cermin. "Ini aku?" ujarnya.

"Yeah ...," jawab Ningsih bangga.

Lalu mata Tukijo tertuju pada rangkaiaan kacamata yang terletak dimeja. Melihat hal tersebut, Ningsih bertanya, "Apa kamu butuh kacamata?"

"Em, mataku terasa pusing saat melihat tulisan di papan tulis dari bangku belakang," jawab Tukijo.

"Oke, kita ambil beberapa," timpal Ningsih.

"Bukankah kita harus tau ukuran minusnya?" tanya Tukijo.

"Halah, cobain aja semua dari minus terendah. Nanti kamu pilih mana yang nyaman dipakai," balas Ningsih.

Setelah mereka keluar dari pusat perbelanjaan, kemudian mereka pergi ke toko bangunan. Ningsih membeli semen, batako, keramik dan lain-lain. Lalu pergi ke toko mebel untuk membeli kasur busa, lemari, meja dan lain-lain.

Sampai matahari tepat di atas kepala, mereka berkeliling kota hingga rasa lapar dan dahaga menggerogoti perut mereka.

"Ayo cari makanan!" ajak Ningsih. "Kamu ada saran tempat yang enak, Jo?"

"Ah, aku cuma tau Restoran Mas Agus yang paling de best. Haha," balas Tukijo sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Gaaaas!" perintah Ningsih kepada Teguh.

"Siap Nona!" Teguh langsung tancap gas menuju Restoran Mas Agus.

"O iya Jo, hari Minggu Restoran Mas Agus libur nggak?" tanya Ningsih.

"Libur Kak," jawab Tukijo.

"Bagus kalau begitu. Teguh, besok kamu sama Marno jadi tukang ya ... bangun rumah Tukijo. Rekrut banyak orang handal biar cepet selesai. Aku pengin satu hari selesai. Jangan lupa, setelah selesai bagian luarnya ditempelin anyaman lusuh lagi, supaya nggak jadi bahan lirikan mata-mata jahiliyyah, wkwk" perintah Ningsih.

"Baik Nona," timpal Teguh.

"Apa! Kakak mau bangun rumahku? Kita harus minta izin dulu ke Simbah," sahut Tukijo.

"Gampang ...," jawab Ningsih enteng.

"Sudah sampai, Nona," ucap Teguh menghentikan mobilnya di depan Restoran Mas Agus.

"Guh, kamu di sini aja ya ... nanti aku bungkusin buatmu," ujar Ningsih.

"Siap Nona," balas Teguh.

Kemudian Ningsih dan Tukijo keluar dari mobil berjalan menuju salah satu meja makan. Mereka menjadi sorotan semua orang yang berada di Restoran Mas Agus.

"Wah! Ada cogan."

"Ganteng bangeeet."

"Ceweknya juga luar biasa."

"Ada bidadari turun dari syurga di hadapanku .... Eaaa."

Bisikan-bisikan dan tatapan para pengunjung Restoran Mas Agus membuat Tukijo tidak nyaman.

"Mereka kenapa sih, liatinnya gitu banget," gerutu Tukijo.

"Tentu saja itu karena adikku keren." Ningsih meletakan kedua sikunya ke meja dan menyandarkan pipinya di atas kedua telapak tangan sambil menatap Tukijo dengan senyuman.

"Apaan sih, Kak." Tukijo memalingkan wajahnya yang memerah.

"Kamu nggak pernah dapat pujian dari seseorang ya?" tanya Ningsih.

"Pernah kok," jawabnya.

Ningsih berkata, "Paling cuma ibumu yang pernah muji, kan ... ketahuan banget sama responmu. Hihi." Dia tertawa kecil dengan menutup mulutnya.

Beberapa saat kemudian, Marno datang menghampiri mereka. "Nona sama Tuan Muda mau makan siang di sini?" tanya Marno berbisik dengan meletakan tangan kanan di samping pipi kiri.

"Iya," jawab Ningsih. "Kamu mau makan apa, Jo?"

"Di sini, paling enak makan mie ayam bakar," ucap Tukijo sambil membayangkan betapa enaknya makanan itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ridwan Panggabean
wooow.... ngeriii
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Si Miskin Jadi Keren   26. Akhir Perjuangan

    "Berhenti!" teriak si botak.Seketika, Tukijo menghentikan mobilnya secara mendadak. Hal itu membuat seisi mobil menghempaskan tubuh mereka ke depan."Be-benar, di sini tempatnya," kata si pria berjaket."Kuburan? Apa-apaan kalian! Masa bawa kita ke tempat kek gini!" sembur Tukijo. "Maaf, kami cuma bisa nunjukin sampe sini. Bisa berabe kalo ketahuan. Di belakang kuburan, ada sebuah rumah besar. Itu adalah markas kami," terang si botak. "Aku akan mengatakan suatu rahasia yang tersembunyi, jika kalian membiarkan kami pergi sekarang!" lanjut si pria berjaket."Rahasia? Apa yang kalian ketahui?""Ketua kami adalah seorang direktur Perusahaan Kencotstory, Bos Mandop. Ide gilanya memproduksi snack jajanan anak-anak dengan dicampur ganja. Bahkan, dia memiliki kebun ganja tersembunyi di hutan kota. Di sana ada sebuah gudang tempat penyimpanan ganja berkarung-karung.""Apa! Itu benar-benar keterlaluan!" sahut Markonah."Terakhir kali, aku mendengar anak Bos Mandop berencana menangkap seorang

  • Si Miskin Jadi Keren   25. Putus asa

    "Kau, Ujang!" ungkap Kris. Ujang? Oh, ternyata dia si Tuan Muda dari Perusahaan Kencotstory. Batin Ningsih. Dia mendongakkan kepalanya menatap dingin pria itu. Ujang menutup wajahnya dengan jari-jari yang direnggangkan. "Haha. Ternyata kau masih mengingatku. Kalau saja dulu kakakmu memilihku menjadi suaminya, tentu saja dia tidak akan mengalami hal seperti itu, kan, Tuan Kris." "Heh! Menurutku, kakakku memilih orang yang tepat. Meskipun dia harus meninggalkan anaknya di usia yang masih sangat muda, setidaknya dia merasakan kebahagian di masa hidupannya." "Cih! Kau dan kakakmu sama saja! Paman Cokro benar, kalian pantas mati! Hahaha. Kuliti mereka hidup-hidup! Bunuh sesuka kalian!" Ujang berbalik membelakangi Ningsih. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Saat pasukannya hendak menyerang Ningsih dan Kris, dia berkata, "Tunggu!" Pria itu berbalik lagi berhadapan dengan Ningsih. Ujang menundukkan badannya dan meletakan kedua tangannya di pi

  • Si Miskin Jadi Keren   24. Wow 50jt

    "Maaf Tuan Muda, sepertinya mereka menyadari alat pelacak yang di pasang di tubuh Nona. Alat itu berada di sekitar Anda," ujar Teguh memalui telepon.Tukijo terdiam. Lalu, dia melihat ke arah Bagas, mata anak kecil itu terlihat sembab."Astaga, kenapa anak sekecil itu harus mengalami kejadian seperti ini," gumamnya merasa iba."Apakah perlu saya melacak setiap CCTV di jalanan, Tuan Muda?""Tidak perlu, aku tau cara yang lebih efesien. Siapkan uang sejumlah 50 juta! Aku akan segera kembali!"Kemudian Tukijo menghampiri Markonah dan Bagas."Ayo pergi!" ucapnya."Ke mana?" tanya Markonah."Kita harus memaksa kedua orang itu membuka mulut. Aku yakin ini ada kaitannya dengan mereka."Mereka kembali ke pusat perusahaan untuk mengambil koper berisi uang 50 juta."Bang Teguh, nitip Bagas ya," pinta Tukijo. Lalu dia pergi bersama Markonah menemui dua tawanan yang mereka tangkap di rumah sakit.Saat membuka pintu seb

  • Si Miskin Jadi Keren   23. Bagas bersembunyi

    Yulie berniat menelpon Ningsih dan memberi kabar bahwa Cecep sudah sadar.Di situasi yang sama, saat itu Bagas sedang bersembunyi di tong sampah samping pos kamling. Dia menangis, berjongkok dengan tubuh yang gemetar sambil memegang pisau.Lima belas menit yang lalu, saat Bagas sedang menunggu Kris bersama gurunya yaitu Marni, datang seorang pria tak dikenal. Pria itu mengaku diperintah oleh Kris untuk menjemput Bagas. Padahal, baru saja Bagas selesai menelpon Kris dengan ponsel milik Marni.Tentu saja Marni tidak percaya dengan pria tak dikenal itu. Karena tidak berhasil membujuknya, dia mengeluarkan sebuah pisau untuk mengancam.Marni berusaha melindungi Bagas. Si pria merasa geram, sehingga menusuknya dengan pisau. Kemudian dia mencabut pisau itu, lalu menggendong Bagas pergi. Anak kecil itu berontak. Dia menggigit bahu si pria dengan kuat, hingga pria itu kesakitan. "Aaaaargh, sial!"Bagas berusaha melepaskan diri. Dia terjatuh, lalu berlari menghampiri gurunya."Bu Guluuu!" teri

  • Si Miskin Jadi Keren   22. Di mana Bagas?

    "Tunggu!" Markonah berusaha menghentikan Tukijo. Namun, daripada itu dia lebih memilih untuk menenangkan Cecep terlebih dahulu."Dok ... cepetan Dok. Pokoknya kalau terjadi apa apa sama Cecep. Anda harus bertanggung ja ..." Tukijo menghentikan perkataannya ketika melihat Cecep sadar dengan keadaan terbaring di ranjang. "Cecep! Kamu udah sadar? Gimana keadaanmu?" tanya Tukijo khawatir."Apa-apaan ekspresi lo! Lo pikir gue bakalan mati semudah itu?" Seketika itu Cecep merasakan sakit di seluruh tubuhnya. "Aaaaargh, badan gue sakit semua.""Biar saya periksa dulu," ucap Pak Dokter. "Coba julurkan lidah Anda!"Cecep menjulurkan lidah sesuai permintaan dokter."Sepertinya Anda mengalami gejala keracunan," tutur Pak Dokter."Tadi, seseorang menyumpal mulutku dengan sesuatu saat aku baru sadar. Itu yang membuatku kejang-kejang dan muntah," ujar Cecep.Kemudian dokter memberi resep obat dan menyuruh salah satu dari mereka mengambi

  • Si Miskin Jadi Keren   21. Ningsih si OG

    Markonah datang di saat Tukijo sedang tertidur. "Kalau begitu, Ayah tinggal ya ... mau isi bensin dulu," pinta Hartono. "Iya Ayah, hati-hati." Markonah duduk di samping Tukijo sambil memandangi wajahnya. "Dasar bodoh! Kamu memang selalu berbuat apa yang kamu inginkan, meskipun itu membahayakanmu," ketus Markonah mengomel, sedangkan Tukijo masih dalam keadaan mata terpejam. Tiba-tiba Tukijo membuka sebelah mata. "Maaf ya, bikin kamu khawatir," ucapnya. "Ish! Kamu pura-pura tidur ya?" sahut Markonah kesal. "Nggak kok, tadi aku beneran tidur. Aku terbangun karena omelanmu," balasnya memanyunkan bibir. Lalu dia melirik sesuatu yang di bawa Markonah. "Apaan tuh?" Matanya tertuju pada sebuah kresek yang berisi kotak makan. "Idih, tau aja aku bawa sesuatu." "Aku cuma makan roti darimu sejak pagi, tentu saja aku mengharapkan sesuatu." Tukijo cemberut. "Hah, serius?" "Ho'oh." Tukijo mengangguk. "Aku juga kok," gumam Kris ngenes melihat dua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status