Share

Dia terkenal?!

Diana turun dari kasur dan merasakan kakinya menyentuh sesuatu yang lembut. Karpet berwarna beige dengan bulu-bulu halus itu membuat Diana merasa berdosa untuk menginjaknya. Di samping kiri kakinya ada sandal rumah yang sama lembutnya dengan si karpet. 

Menginjak dengan kaki telanjang atau dengan sandal sama saja membuat Diana merasa bersalah tapi ada hal lebih penting dari pada menginjak karpet mahal. 

Diana harus mengecek tubuhnya. 

Menjejakkan kakinya pada sandal bulu berwarna merah muda pucat, Diana segera berlari menuju kamar mandiーyang dia duga sebagai kamar mandi dan ternyata benar. 

Ada kaca bundar di atas wastafel. Diana memperhatikan lamat-lamat pantulan dirinya di cermin. Dia yakin kalau ini masih sama dengan pantulan wajahnya yang dia lihat dari layar ponsel dan jelas ini bukan wajah Diana. 

Diana tahu kalau parasnya itu di atas standar tapi dia juga sadar kalau tidak secantik pantulannya. Wajah asing itu Diana pegang bahkan dengan sengaja dia menarik, menekan dan menggosok wajah itu sampai berbentuk anehーyang tetap saja terlihat cantikー untuk membuktikan apa ini dirinya. 

Dan tentu itu memang dirinya, Diana. Pantulan di cermin mengikuti setiap gerak yang Diana lakukan. Sebuah bukti konkrit yang tidak bisa dipungkiri. 

"Apa aku sedang bermimpi?" tanya Diana sambil menatap pantulannya di cermin. Tangannya menumpu pada wastafel untuk menopang tubuh yang tidak seberapa berat itu. 

Bicara soal tubuh, badan ini juga memiliki bentuk yang mirip dengan badan Diana dulu. Tubuh langsing yang sekiranya tidak lebih dari lima puluh lima kilogram yang terisi secara pas pada bagian seharusnya. 

Sesuatu yang Diana syukuri jika sisa hidupnya harus berada di tubuh ini. 

"Kalau ini mimpi kenapa aku berpikir dengan sangat jelas?" lagi, bertanya sambil menatap pantulannya di depan cermin.

Diana tidak mendapatkan jawaban untuk hal ini tentunya dan itu membuat dia semakin frustasi. Tidak ada orang yang bisa Diana ajak bicara tentang hal ini. Bisa-bisa Diana dikirim ke rumah sakit jiwa oleh keluarga pemilik tubuh ini. 

Keluarga? 

Oh, tidak. Bagaimana caranya Diana menyembunyikan fakta kalau di dalam tubuh ini sudah berganti orang? 

Diana dan pemilik tubuh ini pasti punya kebiasaan dan cara bicara yang berbeda. Dilihat dari kamarnya saja, Diana tahu tubuh ini punya uang yang tidak sedikit. 

Latar belakang mereka terlalu berbeda. Diana seorang budak korporat menjadi putri keluarga kaya yang mungkin tidak tahu tekanan dari atasan itu seperti apa rasanya.  

Jangankan soal kehidupan, nama tubuh ini saja Diana tidak tahu. Diana memutar otak agar paling tidak dia bisa tahu siapa tubuh yang sekarang ini dia tempati. 

"Dia pasti punya KTP, 'kan?" gumam Diana. Dia berlari keluar dari kamar mandi dan baru tersadar kalau ada lorong di kanan kiri kamar mandi. Lorong ini berada di balik tembok penuh lukisan yang tadi Diana lihat dari atas kasur. 

Sebelah kanan berisikan pakaian, tas, sepatu, juga benda lain yang jelas milik wanita dengan ujungnya adalah meja rias dengan kaca kotak besar. 

Sementara di sebelah kiri. "Oh my." Diana menutup mulutnya dengan satu tangan. Matanya terbelalak melihat jejeran pakaian pria. PAKAIAN PRIA

"Dia....bersuami?!" Ini mimpi buruk. Diana masih lajangーjuga perawanー dan sama sekali belum memikirkan pernikahan. 

Sekarang dia malah menempati tubuh asing yang sudah bersuami. Dia bahkan melewati rasanya dilamar, rasanya melakukan pesta pernikahan dan MALAM PERTAMA

Detik berikutnya yang Diana cek adalah kasur. Dia memperhatikan apa ada gundukan yang tidak Diana lihat sebelumnya saat bangun tadi untuk mengecek apa suaminya ada disana atau tidak. 

Diana langsung menghembuskan napas lega begitu melihat kasur itu kosong. Berarti dia sendirian di kamar luas ini. 

"Aku harus segera mengeceknya." Langkah kakinya hampir seperti berlari, cepat, hingga sampai di meja tengah lorong yang mejangkan dompet juga tas kecil dalam waktu singkat.

Diana tahu pemilik tubuh ini kaya tapi apa perlu dompet sebanyak ini? Jika ada sebanyak itu Diana akan kesulitan menemukan KTP-nya. 

"Pasti ada yang sering dia pakai." Menjauh dari meja itu, Diana berjalan ke meja rias dan melihat banyak benda berserakan di sana. Ada pouch kecil yang terbuka dan beberapa isinya keluar dari dalam pouch

Diambilnya pouch itu dan ketika dibuka, tentu tidak ada KTP. Diana langsung menaruh pouch dan beralih pada tas tangan yang ada di samping pouch

Di dalamnya ada dompet panjang. Diana mengeluarkan dompet dan membukanya. Pada bagian kanan dompet ada bagian yang transparan dan itu menyimpan KTP yang Diana cari. 

Gadis pada KTP itu tersenyum dan terlihat jauh lebih muda dari wajah yang Diana lihat di pantulan kaca. Tapi matanya terlalu suram untuk anak muda. Diana yakin foto ini setidaknya diambil ketika gadis itu masih SMA. 

Matanya beralih pada nama yang tertera pada KTP, Diana Tami Brawija. Nama mereka berdua sama, tapi tentu tidak seluruhnya. Namanya sekedar Diana Puteri. Tanpa ada embel-embel nama keluarga. Apakah itu alasan kenapa Diana bisa ditubuh ini?

Ini pertama kalinya Diana mendengar nama itu. Bahkan setelah bekerja di tempat yang sering berhubungan dengan perusahaan besar, ini pertama kalinya Diana mendengar nama Brawija. 

Disaat seperti ini, yang perlu dilakukan adalah mencari di situs. Jaman sekarang semua ada jika menjelajahi internet. Diana kembali ke kasur. Membuka ponsel dengan sidik jari lalu segera mengetik nama yang ada di KTP. 

"Dia bahkan punya halaman sendiri untuk profilnya?" 

Berarti wanita ini terkenal, dong?!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status