Short
Siasat Cinta Pertama Suamiku

Siasat Cinta Pertama Suamiku

By:  Zeina JoharaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
9Chapters
8.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Cinta pertama suamiku sudah sekarat. Apalagi, keinginan terakhirnya adalah menikah dengan suamiku. Di pesta pernikahan, mereka berciuman dan berpelukan layaknya pasangan sungguhan. Saat aku memasuki tempat itu, suamiku berteriak kepadaku, "Hazel, kenapa kamu begitu egois? Liora sudah sekarat begini. Kalau aku bahkan nggak bisa mengabulkan keinginan kecil seperti ini, apa aku masih termasuk manusia?" Demi bersikap sopan, aku meninggalkan surat cerai dan berlalu dari sana. Suamiku yakin aku pasti akan kembali. Namun setelah aku membuat pengumuman resmi pacaran di Instagram, dia mulai panik.

View More

Chapter 1

Bab 1

Saat suamiku menelepon untuk memberitahuku bahwa dia akan mengadakan pernikahan dengan cinta pertamanya, dia sudah berada di tempat acara pernikahan.

Aku naik taksi ke sana. Namun, acara pernikahan sudah sampai di penghujung.

Suamiku, Januar, dan cinta pertamanya, Liora, tengah berciuman dan berpelukan di atas panggung.

Layaknya pasangan sungguhan.

Saat melihatku, Januar mengerutkan kening. "Hazel, apa yang kamu lakukan di sini? Tahukah kamu kedatanganmu sudah membuat Liora malu? Apa dia masih punya muka untuk bertemu orang lain ke depannya?"

Konyol sekali. Suamiku melangsungkan pernikahan dengan wanita lain.

Namun, yang dia khawatirkan justru martabatnya Liora.

"Kalau kamu ingin menikah dengan Liora, kamu bisa minta cerai denganku. Mengapa kamu melakukan semua ini?"

Jika bukan karena ada teman yang merekam lokasi pernikahan, mungkin aku masih belum tahu hal ini.

Siapa sangka, Januar malah tidak sabar dan langsung berteriak kepadaku, "Hazel, kamu punya hati nurani nggak, sih? Liora sakit parah. Satu-satunya penyesalan dalam hidupnya adalah dia nggak pernah menikah. Aku hanya membantunya memenuhi keinginan terakhirnya, apa ini juga salah?"

"Bukannya kami menikah sungguhan. Kami hanya berpura-pura. Apa kamu perlu menerobos masuk seperti wanita gila?"

"Cepat keluar dari sini sekarang juga!"

Pertengkaran kami menarik perhatian para tamu. Semuanya mulai mengerumuni kami.

Liora, yang mengenakan gaun pengantin, berjalan ke depan dan secara alami meraih lengan Januar.

"Kakak Ipar, jangan salah paham. Aku didiagnosis menderita leukemia. Waktu yang aku punya nggak banyak lagi."

"Satu-satunya harapanku adalah mengadakan acara pernikahan. Dengan begitu, aku juga nggak punya penyesalan lagi saat meninggal nanti."

Setelah mengatakan itu, Liora memandang Januar dengan penuh kasih. "Aku nggak seperti kamu. Satu-satunya teman pria yang kumiliki hanyalah Januar. Jadi, aku hanya bisa minta bantuannya. Aku harap kamu nggak keberatan."

Aku tersenyum sinis. Wajah berseri-seri milik Liora sama sekali tidak terlihat seperti orang yang menderita penyakit parah.

Januar memegang bahu Liora. "Liora, kamu nggak perlu minta maaf sama wanita gila ini. Kamu nggak melakukan kesalahan apa pun. Kamu juga nggak ingin sakit."

Selesai berbicara, Januar kembali menatapku. "Sekarang kamu sudah tahu alasannya, 'kan? Cepat pulang ke rumah. Bikin malu saja kamu di sini."

Aku merasa seakan-akan diriku ditampar di depan begitu banyak orang.

Wajahku terasa panas dan tidak nyaman.

Liora menundukkan kepalanya sedikit, tetapi ada senyum bangga di wajahnya.

Dia memang sengaja.

Hal seperti ini terjadi bukan sekali atau dua kali saja. Sejak Januar dan aku menikah, Liora selalu mencari berbagai cara untuk menjauhkan suamiku dariku.

Aku mengalami keguguran tahun lalu. Sakit yang kurasakan sangat menyiksa hingga harus dirawat di rumah sakit.

Namun siapa sangka, Liora justru meminta Januar menemaninya. Dengan alasan, kucingnya akan segera melahirkan dan dia tidak bisa menanganinya sendirian.

Setelah itu, Liora pun meneleponku dan minta maaf. Namun, didengar dari nada bicaranya, permintaan maafnya sama sekali tidak tulus.

Setiap kali aku marah, Januar akan mengerutkan kening dan berbalik memarahiku. Dia bilang aku tidak pengertian. Bukankah Liora sudah minta maaf kepadaku? Apa lagi yang aku inginkan?

Sekarang, aku sudah muak dengan kehidupan seperti ini.

Aku mengangkat pandanganku dan menatap suamiku. "Januar, kamu mau ikut aku pergi atau nggak?"

"Kalau kamu nggak mau ikut denganku, ayo kita bercerai."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Marni Granger
emdingnya kurang greget
2025-01-19 01:32:37
0
user avatar
Rahayu Dwi
aku suka cerpen . cerita pembalasan dendam adalah favorite ku
2025-01-17 17:08:27
0
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status