Se connecterCinta pertama suamiku sudah sekarat. Apalagi, keinginan terakhirnya adalah menikah dengan suamiku. Di pesta pernikahan, mereka berciuman dan berpelukan layaknya pasangan sungguhan. Saat aku memasuki tempat itu, suamiku berteriak kepadaku, "Hazel, kenapa kamu begitu egois? Liora sudah sekarat begini. Kalau aku bahkan nggak bisa mengabulkan keinginan kecil seperti ini, apa aku masih termasuk manusia?" Demi bersikap sopan, aku meninggalkan surat cerai dan berlalu dari sana. Suamiku yakin aku pasti akan kembali. Namun setelah aku membuat pengumuman resmi pacaran di Instagram, dia mulai panik.
Voir plusSetelah itu, aku langsung menutup telepon.Owen menatapku dengan heran. "Aku kira kamu nggak bisa emosi."Setelah memarahinya, aku baru merasa lega. "Dulu aku jarang emosi, tapi karena memendam terlalu banyak selama ini, aku nggak bisa menahan diri lagi."Setelah Owen dan aku mulai makan, Januar sepertinya baru menyadari segalanya. Dia terus membombardir ponselku dengan panggilan telepon.Menyebalkan sekali.Aku ingin mematikan telepon, tetapi Owen mengulurkan tangannya dan memberi isyarat agar aku memberikan ponsel kepadanya.Aku menyerahkannya dengan patuh. Owen mengangkat telepon dan berkata dengan nada datar, "Apa kamu nggak dengar Hazel menyuruhmu enyah?"Saingan Januar memang paling tahu cara membuatnya emosi.Kalau aku adalah Januar, mungkin aku tidak akan bisa tidur malam ini karena terlalu emosi.Usai makan malam dengan Owen, dia mengantarku pulang ke rumah.Tak disangka, begitu sampai di depan rumah sahabatku, aku melihat Januar berdiri di sana.Tangannya memegang sebatang ro
Liora tertegun. Dia tiba-tiba panik."Kak Januar, itu semua nggak benar. Ada orang yang menjebakku."Sembari berbicara, dia menoleh dan menatap teman-temannya. "Dasar jalang! Siapa yang merekam suara dan mengirimkannya pada Kak Januar? Jelas-jelas, itu nggak benar!"Selesai memarahi mereka, Liora berbalik dan memandang Januar sambil memasang tampang menyedihkan. "Kak Januar, percayalah padaku, itu semua nggak benar. Aku nggak membohongimu. Aku benar-benar sakit."Januar menatap Liora dengan dingin. "Kamu bilang kamu dijebak?"Liora mengangguk berulang kali. Bahkan, ada air mata yang keluar dari matanya.Januar mengulurkan tangan dan menyeka air matanya.Liora mengira Januar memercayainya. Dia langsung memperlihatkan senyuman. "Kak Januar, kamu memang paling baik kepadaku."Namun, siapa sangka perkataan Januar berikutnya langsung mengantarnya ke jurang maut."Aku akan bawa kamu ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan ulang. Biar kita lihat bagaimana kondisi tubuhmu, ok?"Suara Januar
Aku hanya bisa menahan serangan tanpa alasan jelas itu dalam diam. Tak disangka, mereka malah akan berbalik membicarakanku.Yang lainnya ikut menimpali. "Oh ya, Liora, bagaimana kalau kamu bilang di luar negeri sana sudah ditemukan obat baru yang bisa mengobati penyakitmu? Terus, kamu pergi ke luar negeri selama sebulan. Setelah itu, kamu kembali dan beri tahu Januar bahwa penyakitnya sudah sembuh.""Lagi pula, satu-satunya wanita yang ada di sampingnya saat ini hanya kamu saja."Mata Liora berbinar. "Ide yang bagus. Aku akan berangkat dalam beberapa hari. Jangan ditunda lagi."Sosok beberapa orang itu berangsur-angsur menghilang. Aku berjalan keluar dari tempat persembunyian dan tersenyum sinis. "Bodoh sekali. Apa kalian kira Januar mudah ditipu?"Namun setelah dipikir-pikir lagi, Januar juga pernah ditipu oleh Liora sebelumnya. Jadi, juga bukannya tidak mungkin terjadi.Kedua orang ini punya sifat yang serupa dan sangat cocok satu sama lain.Lantaran Liora bertemu denganku hari ini,
Kantor Owen berada di lantai paling atas. Apalagi, seluruhnya lantai atas ini miliknya.Begitu keluar dari lift, aku mengamati lingkungan gedung perkantoran ini.Tampak gelap di mana-mana, hanya dindingnya yang putih.Kedua warna bertabrakan dan menciptakan kontras tertinggi.Aku masuk ke dalam sebuah ruangan dan mendapati seorang pria duduk di kursi bos."Pak Owen, halo. Aku Hazel."Dia menatapku dengan ekspresi datar. "Aku pernah dengar sebelumnya, tapi mengapa kamu datang menemuiku hari ini?"Aku tersenyum. "Pak Owen, Anda orang yang cerdas. Anda pasti tahu kejadian yang menimpa saya beberapa waktu yang lalu. Apa saya punya alasan lain datang ke sini? Tentu saja, untuk balas dendam pada Januar.""Anda mempersilakan saya naik ke atas juga karena Anda menantikan hal ini, 'kan?”Owen mengangkat bibirnya dan tersenyum. "Nggak juga. Aku hanya penasaran wanita seperti apa yang bisa menoleransi sikap Owen yang nggak masuk akal itu. Sekarang aku sudah melihatnya. Kamu sudah boleh pergi."Ow






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
commentaires