Home / Rumah Tangga / Simpanan Cantik Sang Presdir / Belajar Jadi Suami Idaman

Share

Belajar Jadi Suami Idaman

Author: AgilRizkiani
last update Last Updated: 2023-10-02 12:00:00

"Iya."

Arini mengangguk, melihat amarah dari Elsyam yang meluap-luap tadi, dirinya juga tidak ingin mencari masalah baru. Wanita itu sebisa mungkin menunjukkan raut wajah yang sangat ramah. Jika lelaki tersebut sudah memperkenalkan dirinya kepada seluruh anggota rumah, maka Arini juga harus mengikuti sandiwara yang tengah dibuat oleh Elsyam.

Tuan Hadi pun mengangguk, ia tidak banyak bicara. Setelah menghabiskan sepotong roti dan juga telur goreng, lelaki itu segera pamit. Usia yang semakin tua membuat dirinya tidak mampu bekerja berat seperti dahulu dan dirinya harus banyak istirahat. "Papa, mau istirahat sekalian membujuk ibumu untuk sarapan." 

Lelaki itu mengangguk pada sang ayah, kemudian menatap ke arah Arini yang masih memperhatikan menu makanan di meja. Kini, di hadapannya, wanita itu tengah menatap ke arah nasi goreng seafood dengan pandangan berbinar. 

Satu centong nasi goreng seafood pun berpindah sudah ke atas piringnya. Seolah belum cukup, Arini kembali mengambil udang goreng tepung dan menuangkan satu gelas jus jeruk untuk dirinya. Arini jelas lapar mata, sebab dirinya tidak pernah merasakan sarapan dengan menu yang beragam seperti ini. Melihat semua makanan yang tersaji begitu menggoda, membuatnya ingin mencicipi semua makanan itu.

"Kamu kelaparan atau bagaimana, Arini?" 

Wajah lelaki itu sangat terheran-heran melihat porsi makan dari istri barunya tersebut. Sepengelihatannya, Arini sudah menambah nasi goreng dua kali, ditambah juga dengan telur dadar dan udang gorengnya. Dirinya saja yang seorang laki-laki, makan tidak sebanyak itu. Lalu, Arini yang memiliki tubuh kecil, tetapi porsi makannya sangat banyak bak seorang kuli bangunan saat makan siang. 

Arini cengengesan. "Hehe, ini enak. Aku suka, Tuan."

Elsyam menggeleng, lalu menyuapkan kembali nasi goreng tersebut setelah menelan lelaki itu kembali berbicara kepada Arini. "Mulai besok, kamu harus menjaga porsi makanmu. Jangan membuat saya malu karena kamu sekarang adalah seorang nyonya besar rumah ini."

Saat lelaki itu bangkit, beberapa pelayan datang ada yang memberikannya jas, membawakan tas dan ada juga yang sudah bersiap untuk memakaikan kaos kaki dan juga sepatu.

'Dia sebenarnya Tuan Muda, atau Tua Renta?' Arini menahan kalimatnya dalam hati sambil memperhatikan seluruh perlakuan yang diterima Elsyam.

"Selama saya berada di perusahaan, kamu hanya boleh berada di kamar. Jika butuh apa-apa, panggil saja Nency, dia yang akan membantumu di sini."

Arini mengangguk wanita itu masih asyik dengan sarapannya. Bagi dirinya yang penting, ia tidak kelaparan. Itu sudah sangat cukup. Hidup di rumah mewah dan tidak memikirkan biaya apa-apa adalah sebuah bonus dalam hidupnya.

Elsyam sudah siap, lelaki itu menunduk lalu mengecup kening Arini sebelum berangkat bekerja, membuat wanita itu mematung seketika dan menatap ke arah Elsyam. Setelah dirinya membuka semua kejahatan yang sudah diperbuat oleh Haruni, dirinya ingin kembali lagi membuka hati untuk Arini apalagi status wanita itu adalah kini menjadi istrinya.

Bagi Arini, mungkin Elsyam menikahinya untuk main-main semata. Namun, bagi Elsyam ... pernikahan adalah suatu hal yang sakral. Makanya, ketika pernikahannya dengan Haruni telah usai, kini Arini lah istrinya seorang. MEski lelaki itu belum bisa mengungkapkan apa pun di hadapan wanita itu, ia akan coba menunjukkannya dari perilaku. 

Mata Arini praktis memelotot, kaget. Bagaimana tidak, Elsyam yang tadi marah-marah, kini menjelma menjadi suami penyayang istri. Berlagak sok romantis, dengan memberikan kecupan di kening sang istri.

"Kenapa kaget?" Elsyam berkata, setelahnya ia kembali mengecup dahi sang istri sekali lagi.

Seolah kesadarannya baru kembali, Arini berteriak heboh. "Ih, jorok!" katanya sambil menggosok dahinya hingga memerah.

Ia tidak pernah dicium oleh pria manapun juga. Makanya, ia masih menganggap hal seperti ciuman, meski di kening, adalah hal yang sangat menjijikan. Sadar dirinya salah,  Arini menutup mulutnya kuat-kuat. 

Melihat raut wajah Elsyam yang kini kembali menegang, menahan amarah, Arini menundukkan kepalanya merasa bersalah. "Maaf, Tuan. Refleks." Melihat tingkah laku Arini dan Elsyam membuat para pelayan menahan tawanya, tak pernah mereka melihat tuannya seperti itu.

Elsyam mengembuskan napasnya panjang. Sebelum bergegas pergi, pria itu bertitah dingin pada sang istri. "Biasakan dirimu mulai sekarang."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Simpanan Cantik Sang Presdir    Penuh Bahagia

    "Selamat, ya," ujar Arini. Wanita itu merentangkan tangan kepada sang kakak dan juga Santira.Abraham benar-benar merasa heran dengan reaksi yang diberikan oleh adiknya itu. Walaupun demikian, dirinya tetap saja membalas ucapan selamat dari adiknya tersebut.Arini juga langsung saja memberikan pelukan kepada Santira.Bu Widuri yang sejak tadi terheran-heran dengan kehadiran wanita yang dahulu hampir saja bertunangan dengan anaknya itupun, tidak tahan lagi dan akhirnya bertanya sebenarnya ada apa semua ini.Abraham langsung saja menjelaskan semuanya, perihal peristiwa dahulu tentang penculikan Elsyam dan tentang penangkapan Yordan yang semua itu dibantu oleh Santira. Dirinya memang ingin membersihkan cap buruk tentang calon istrinya itu di mata orang-orang. Mereka hanya mampu melihat Santira yang dulu saja, padahal Santira yang sekarang sudah sangat jauh berbeda."Mungkin semua orang memiliki masa lalu buruk, tetapi semua orang juga bisa berubah. Kita hanya manusia biasa, bukan Tuhan y

  • Simpanan Cantik Sang Presdir    Menikah

    Arini yang baru saja meninggalkan kursi, ia langsung berpapasan dengan kakaknya Abraham yang tengah menggendong sang putri."Kenapa maksain harus menggendong, sedangkan tangan Kakak saja masih sakit seperti ini." Arini langsung saja merebut Elea dari gendongan kakaknya, ia takut jika sakit di tangan kakaknya semakin parah dan juga dirinya takut juga sang anak terjatuh.Abraham, hanya menyengir saja walaupun tangannya memang masih sakit. Namun, dirinya sudah sangat merindukan sang keponakan. Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan rasa rindunya maka dirinya tadi langsung saja menggendong Elea walaupun tangannya memang masih sangat sakit. "Aku hanya merindukannya, aku ya jamin dia tidak akan jatuh kok Arini."Elsyam dan juga Ridho, tiba-tiba muncul dari belakang. Mereka berdua tengah asyik mengobrol satu sama lain. Keduanya juga langsung berhenti tepat di sisi Arini dan juga Abraham."Ada apa Sayang, kenapa marah-marah seperti itu?" tanya Elsyam.Arini langsung saja menatap ke ara

  • Simpanan Cantik Sang Presdir    Arini Melunak

    Elea, gadis berpipi gembil itu tampil dengan cukup menawan. Balutan gaun putih, lalu rambut yang diikat dua benar-benar membuatnya nampak begitu seperti boneka hidup. Orang-orang yang melihat putri dari Arini itu pun mereka terlihat sangat gemas. Apalagi Elea anak itu selalu tersenyum ramah kepada siapapun orang yang menyapanya."Anaknya Pak Elsyam benar-benar sangat cantik."Arini dan juga suaminya memang tengah menghadiri sebuah acara besar tahunan. Di mana, di sana banyak sekali rekan-rekan bisnis dari Elsyam. "Sini biar aku yang gendong." Elsyam merentangkan tangannya, ia langsung saja mengambil putrinya ke dalam gendongan. Tak mungkin dirinya melepaskan Elea, di tengah-tengah keramaian seperti ini.Elea memang sering diajak untuk menghadiri acara-acara penting perusahaan dari ayahnya. Karena si kembar sudah sering menolak, mereka memiliki kegiatan lain dan lebih senang bersama dengan kakek neneknya karena selalu mau menuruti keinginan mereka berdua. Sedangkan, Elea lebih memilih

  • Simpanan Cantik Sang Presdir    Kecelakaan

    "Bagaimana keadaannya?"Arini bertanya kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan kakaknya itu. Tadi memang suaminya ditelepon oleh pihak rumah sakit jika Abraham mengalami sebuah insiden kecelakaan. Mereka berdua langsung saja menuju ke rumah sakit, karena memang hanya mereka berdualah pihak keluarga dari Abraham.Dokter mencoba menenangkan Arini yang terlihat begitu panik, memang saat suaminya menjelaskan jika pihak rumah sakit menelpon dirinya karena Abraham kecelakaan. Wanita itu langsung saja menjadi begitu sangat khawatir kepada kakaknya tersebut."Pasien sudah boleh dijenguk, mungkin untuk beberapa hari ini dia hanya perlu waktu untuk istirahat saja."Arini menggangguk begitu juga dengan Elsyam mereka langsung saja memilih untuk masuk ke ruangan di mana Abraham dirawat.Wajah panik dari Arini berubah seketika menjadi masam lagi, saat melihat seorang wanita yang tengah berdiri di samping kakaknya itu.Abraham pun langsung saja menoleh ia melihat Arini dan juga suam

  • Simpanan Cantik Sang Presdir    Arini Merajuk

    Setelah Arini berhasil menidurkan sang putri, yang memilih untuk bermain dengan ponselnya. Di seberang dirinya ada Elsyam yang tengah berkutat dengan laptopnya.Lelaki itu memang sudah paham bagaimana cara menangani amarah sang istri, ia memilih untuk diam karena jika dirinya terus berkata pasti hari ini akan semakin marah dan kesal saja. Dirinya yakin jika esok pagi pasti amarah dari istrinya sudah reda maka dari itu ia memilih untuk diam.Arini pun memilih untuk melihat-lihat aplikasi orange tempat di mana dirinya berbelanja bahkan 1 bulan ia bisa menghabiskan puluhan juta karena menurutnya. Lebih baik berbelanja online karena ia tidak perlu harus repot-repot datang ke toko dan memilih, mungkin bedanya jika berbelanja online kita harus sabar menunggu.Ia tidak mempedulikan tentang pesan-pesan yang dikirimkan oleh kakaknya itu. Dirinya masih sangat marah dan ia juga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini. Maka dari itu hal ini memilih untuk diam daripada ia berkata dan just

  • Simpanan Cantik Sang Presdir    Terbongkar

    Elsyam memegangi Arini, ia takut jika sampai istrinya itu justru berbuat yang tidak-tidak kepada kakaknya. Tatapan dari Arini benar-benar terlihat begitu murka kepada kakaknya itu, sejak tadi Ia terus saja menuntut sang kakak untuk menceritakan semuanya."Aku tidak menyangka jika selama ini Kakak bisa membohongi adiknya sendiri sampai sebegitu lamanya," ungkap Arini.Abraham yang sejak tadi terus saja diberondong pertanyaan oleh Arini pun, ia benar-benar perangainya sebagai orang yang tegas langsung sirna seketika di hadapan Arini. Memang sejak dirinya mengetahui jika Arini adalah adiknya, ia benar-benar menganggap Arini seperti ibunya sendiri, apalagi saat adiknya marah wanita itu pasti akan sangat sulit untuk dibujuk.Lelaki itu sejak tadi berusaha memberikan isyarat kepada Elsyam, ia berharap jika adik iparnya itu dapat membantu.Arini masih menatap tajam ke arah mereka berdua. Ia tidak menyangka jika ternyata mereka bisa menyimpan rahasia yang begitu besar, pantas saja selama ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status