Share

Kebusukan Sang Istri

Elsyam yang baru saja memejamkan mata, ia harus kembali terbangun saat mendengar pintu berderit. Langkah kaki pun semakin terdengar, jika di rumah ini dirinya seperti seorang bangkai hidup yang hanya mampu berbaring seharian di tempat tidur tanpa melakukan apapun.

Haruni seperti biasa selalu pulang larut malam, wanita itu hanya melirik sekilas ke arah ranjang di mana Elsyam tengah terbaring.

Ketukan pintu, membuat haruni yang tengah menghapus make up segera bangkit untuk membukakan pintu.

"Eh, Sayang. Bagaimana jika ada yang lihat akan bahaya untuk kita."

Seorang laki-laki baru saja masuk, lelaki itu segera menutup pintu kamar Elsyam.

"Aku baru saja pulang dari perjalanan bisnis, apa kau tidak merindukan aku?"

Lelaki itu terus membelai wajah Haruni dan memberikan beberapa kecupan di dahi sang wanita. Mereka berdua tidak memedulikan Elsyam yang tengah menatapnya.

Melakukan adegan gila di hadapan suaminya sendiri. Dokter bahkan sudah memvonis Elsyam akan menjadi manusia lumpuh seumur hidup tidak akan ada lagi kesempatan baginya untuk sembuh. Maka dari itu Haruni berani melakukan hal tersebut di depan mata lelaki itu.

"Seharusnya setahun yang lalu mobil yang dia kendarai itu kita bakar saja, agar dia tidak menyusahkan kita semua," ungkap Haruni.

Elsyam tidak salah mendengar, ternyata kecurigaannya kepada mereka berdua membuahkan hasil. Dalang dari kecelakaannya adalah kedua manusia itu. Tak sia-sia usahanya selama ini untuk berpura-pura lumpuh di hadapan keluarga dan juga para pelayan.

Tangan yang ada di dalam selimut itu mengepal, tetapi dirinya berusaha menahan segala amarah yang ada di dalam hati. Suatu saat nanti ia pasti akan membongkar keburukan mereka berdua dan pastinya akan memberikan pelajaran yang setimpal untuk keduanya.

"Lihat El, kau tidak bisa melakukan apapun bukan. Hanya bisa menonton kami berdua saja."

Haruni tertawa. Memang sejak awal dirinya menikah dengan Elsyam itu karena harta dan juga ketampanannya serta kegagahannya. Namun setelah lelaki itu mengalami kecelakaan semua yang dulunya dia kagumi telah sirna. Kini di mata wanita itu Hendri jauh lebih menggoda daripada suaminya.

"Lihat Kak, istrimu itu milikku," ujar Hendri.

Hendri memang sudah lama mengincar Haruni, tetapi wanita itu justru menikah dengan kakaknya sendiri. Dulu sang wanita sangat mencintai kakaknya bahkan wanita itu menolak dirinya yang menyatakan cinta lebih dulu. Maka dari itu Hendri sangat tidak menyukai Elsyam, dirinya mengetahui jika Haruni adalah wanita materialistis maka dari itu ia memanfaatkan semuanya.

Mengajak Haruni berkompromi untuk mendapatkan harta Elsyam dan dirinya juga bisa menghabisi nyawa sang kakak. Dirinya juga yang memotong rem mobil sang kakak dengan tangannya sendiri, lalu Haruni yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman lelaki itu sebelum pergi menghadiri sebuah pertemuan penting di perusahaan mereka.

Sejak dulu Elsyam dan juga Hendri memiliki sifat yang berbeda, sehingga orang tua keduanya memilih Elsyam sebagai presdir di perusahaan mereka. Hingga semua itu menimbulkan rasa iri di hati sang adik, lelaki itu setiap hari hanya bisanya menghambur-hamburkan uang tidak ada pekerjaan yang selesai di tangannya dan semua hanya berujung berantakan dan dikerjakan lagi oleh orang lain.

"Kau mau tahu, kita berdua yang merencanakan soal kecelakaanmu itu. Kami kira kau akan langsung mati di tempat, ternyata kau masih hidup. Namun, kau tidak bisa apa-apa kau sekarang ini adalah seorang mayat hidup," ujar Hendri.

Haruni tertawa, lalu dirinya kembali melingkarkan tangan di pinggang sang lelaki. Seolah-olah dirinya ingin memperlihatkan kepada Elsyam tentang kebahagiaan yang dirinya dapatkan.

Elsyam memilih untuk memejamkan mata, dirinya sudah tidak sakit hati melihat kelakuan istri dan juga adiknya  itu yang ternyata keduanya berselingkuh bahkan mereka berdua juga yang merencanakan tentang kecelakaan mobil yang dulu dirinya tumpangi.

Suara mereka berdua menggema di dalam kamar. Elsyam hany bisa meredam amarahnya saja, dirinya hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk meluapkan segalanya.

"Sudah jangan di sini seperti biasa Sabtu dan Minggu, kita pergi liburan berdua agar keluarga tidak ada yang curiga. Seperti biasa kau mencari alasan untuk perjalanan bisnis lagi," ungkap Haruni.

Ya Sabtu dan Minggu Hendri dan Haruni selalu liburan berdua. Oleh karena itu Elsyam mengambil kesempatan untuk menyusun rencana dan juga pergi ke kontrakan Arini.

Dirinya juga tidak menyangka bisa secepat ini menemukan seorang wanita yang berwajah mirip dengan peri kecilnya dahulu. Maka dari itu dirinya segera menikahi hari ini agar wanita itu tidak lagi jauh dari dirinya.

Sejak pertama melihat Arini, wajah peri kecilnya yang dia cari selama ini sama persis dengan Arini. Dirinya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, maka dirinya segera menyusun rencana dengan cepat untuk segera mengikat wanita itu dengan dirinya.

Ia akan membereskan urusan Haruni dan juga Hendri terlebih dahulu. Baru setelah itu dirinya akan mengurus dan mencari tahu tentang siapa hari ini sebenarnya apakah dia wanita yang selama ini dirinya cari ataukah hanya wanita lain yang memiliki wajah sama.

***

Seperti biasa jika pagi hari ini akan menjemur Elsyam di halaman depan. Di depan para pelayan wanita itu bak seorang istri yang sangat berbakti, tetap setia walaupun keadaan lelaki itu tidak bisa apa-apa.

"Dasar, menyusahkan," gumam Haruni tepat di telinga sang lelaki.

Dirinya tak menyangka wanita yang dinikahi ternyata tak lebih dari seorang iblis yang hanya memakai sebuah topeng cantik saja. Elsyam tidak menyangka bahkan wanita itu bisa berselingkuh dengan adiknya sendiri.

Haruni menengok ke kiri dan kanan, kini ia tengah berada di atas sebuah tangga. Bibirnya tersenyum, lalu dirinya mendorong kursi roda lelaki itu hingga terguling dari tangga.

Wanita itu mengangkat tangannya menghitung 1 sampai 5, lalu dirinya berteriak-teriak meminta tolong. Beberapa pelayan dan kepala pelayan yang berada di rumah besar itu datang menghampiri dan begitu terkejut melihat Elsyam yang sudah tergeletak di lantai.

"Cepat bawa ke kamar, segera panggil dokter," ujar Haruni.

Beberapa pelayan segera membawa lelaki itu ke kamar dan juga segera menelpon dokter keluarga.

"Kalian ini bagaimana tidak becus mengurus Elsyam maka aku akan memecat kalian," ujar Haruni.

Wanita itu melimpahkan segala kesalahan kepada para pelayan. Dirinya memang sudah sering kali ingin mencelakai Elsyam. Sempat beberapa pelayan memergokinya, maka dari itu dirinya akan membuat para pelayan tersebut dipecat dari rumah besar ini. Ia takut jika nanti dari mereka ada yang mengadukan hal ini kepada orang tua Elsyam maka hal tersebut pasti akan menimbulkan kecurigaan.

Elsyam merasa kesal, dirinya merasakan sakit di beberapa bagian tubuh. Bahkan dahinya pun terluka. Serta dirinya tidak menyangka jika Haruni akan menyalahkan para pelayan atas perbuatannya sendiri. jika dirawat dan ditunggu oleh wanita itu maka seharian dirinya tidak akan makan ataupun diberi minum, bahkan wanita itu tidak pernah memberikannya obat agar dirinya tidak ada perubahan.

"Cepat kau masih barang-barang kalian dan pergi dari sini," ujar Haruni.

Keributan Haruni di kamar mengundang atensi dari Hendri lelaki itu segera masuk dan menanyakan apa yang terjadi kepada Haruni.

Haruni dan juga Hendri melangkah menuju balkon kamar.

"Aku yakin jika semua ini pasti ulahmu, kan?" tanya Hendri.

"Aku hanya ingin bermain-main saja dengan El siapa tahu lelaki itu hanya berpura-pura, tetapi tadi saat aku dorong benar dia masih seperti seorang mayat saja," ujar Haruni.

"Bodoh, harusnya kau melakukan itu nanti setelah kita pulang liburan. Jika kamu memecat para pelayan saat ini si lumpuh itu tidak akan ada yang merawatnya dan kita juga tidak bisa pergi bukan?" tanya Hendri.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status