Boing, boing … boing, boing …Baru saja Zhu Lian bertanya-tanya dalam hatinya. Makhluk seperti apa yang akan ia hadapi? Tiba-tiba dia mendengar suara pantulan lembut layaknya sebuah balon. Atau, sesuatu yang empuk membentur sesuatu dari arah belakang.Dengan segera, ia membalikkan tubuh dengan penuh kewaspadaan. Saat itulah, ia sangat terkejut melihat calon lawannya.“Mo-monster macam apa ini …?!”Sangking keheranan, Zhu Lian bersuara dengan cukup lantang. Yang ia lihat adalah Monster Lendir. Bentuk mereka bagai balon namun padat dan mengilat. Cara mereka berjalan adalah dengan melakukan lompatan-lompatan. Itulah yang menimbulkan suara benturan tersebut.Boing, boing …, boing, boing …Makhluk-makhluk tersebut datang dari berbagai arah. Walau terkejut, wajah Zhu Lian juga menunjukkan perasaan kocak. Sebab, bentuk mereka memang terlampau imut-imut untuk ukuran monster Ether Realm. Matanya membulat jenaka, tidak jelas memiliki mulut atau tidak.Selain itu, makhluk-makhluk yang sepertinya
Memikirkan cara untuk mengalahkan Monster Lendir itu, Zhu Lian berkata-kata dalam hatinya. Kemudian ia memantapkan diri, bersuara melanjutkan apa yang akan ia ucapkan.“… jangan menyentuh tanah!”Betul. Satu-satunya cara untuk menghindari sengatan listrik Monster Lendir berwarna kuning itu adalah dengan tidak menapak di tanah. Dengan begitu, tembakan listrik mereka tidak akan berarti.Mengerahkan teknik Langkah Bayangan Angin, tubuhnya terangkat tipis saja di udara. Ia mendekat pada makhluk mirip dengan balon mengilat tersebut dan mengerahkan sepakan.Duang!Setelah sebelumnya merasa dikerjai oleh makhluk-makhluk lunak tersebut, sekarang Zhu Lian merasa berada di atas angin. Dengan cerdas, ia menaklukkan mereka yang berwarna kuning terlebih dahulu.Sesudah itu, barulah ia mengarah Monster-monster Lendir warna lainnya baik menggunakan tendangan maupun pukulan.Tetapi, Zhu Lian yang masih buta akan kekuatan musuh-musuhnya belum mengetahui. Makhluk-makhluk itu memiliki kemampuan yang ber
Sontak, Zhu Lian bersuara begitu melihat tampilan sistem pada pelupuk matanya namun tidak menghalangi pandangan tersebut. Setelah dia sempat pasrah karena tidak dapat menjual sisa-sisa yang ditinggalkan oleh para Monster Lendir tersebut, sekarang Zhu Lian berjalan mendekat pada benda-benda mengilat itu. “Mungkin, aku bisa menerka. Bahan apa sebenarnya yang terkandung di dalam benda-benda ini dari warnanya,” pikir Zhu Lian. Informasi dari sistemnya membuat Zhu Lian mulai memasukkan bahan-bahan yang ia temukan pada tas ransel yang ia bawa. “Merah, mungkin pedas. Kuning, kari? Bagaimana dengan yang putih, cokelat dan warna-warna lain?” lanjut Zhu Lian berpikir. Walau demikian, Zhu Lian mengumpulkan semua bahan temuannya tersebut. Kemudian, dia melangkah menuju Exit Portal terdekat. Lucu. Beberapa Monster Lendir sempat mengikuti dia hingga beberapa langkah. Benar-benar mirip dengan hewan peliharaan. Begitu Zhu Lian semakin menjauh, sebagian dari mereka kembali menuju ke sarangnya. S
Sudah barang tentu. Zhu Lian tidak bisa menjawab: sistem dalam dirinyalah yang memberitahu dia bahwa Moster Lendir meninggalkan bahan makanan setelah mereka ditaklukkan. Untung saja, Zhu Lian sudah siap untuk menghadapi pertanyaan dari Chou Tien Chen.“Seorang pendekar yang memberitahuku, Dok. Sepertinya dia seorang Ronin. Awalnya, aku tidak percaya. Tetapi sebagai pedagang makanan, aku jadi penasaran. Apa benar begitu. Sehingga, aku berburu Monster Lendir,” jawab Zhu Lian Menjelaskan.“Ya, ya,” Chou Tien Chen menanggapi. Dia adalah seorang dokter dunia persilatan ternama. Namun saat itu, ia mengeluarkan rokok dan menyalakannya. Lalu, dia mulai bertutur.“30 tahun sudah Menara Nirwana berdiri di sana. Orang-orang seperti Grandmaster Ren Hao, Ketua Fan dan yang lain sudah berada di sana melebihi para pendekar-pendekar zaman sekarang yang hanya ingin menjadi kaya. Tetap saja, menara itu menyimpan banyak misteri.”Sang dokter tidak langsung menjawab pertanyaan Zhu Lian. Selanjutnya, ia m
Pada saat Zhu Lian keluar dari taman yang terdapat di puncak bangunan rumah sakit Air Mancur Kesembuhan, Chou Tien Chen berkata pada Luo Yan.Terang saja, apa yang ketua sektenya itu ucapkan pada dia membuat Luo Yan memandang pada Dokter Chou.“Maksud Anda, Master?”Para dokter dunia persilatan memang tidak mau disebut menggunakan titel macam-macam oleh orang lain. Walau demikian, tentu saja para anak buah satu sektenya sangat menghormati mereka. Sehingga, Luo Yan menyebut pemimpinnya demikian.“Paras Zhu Lian itu merupakan versi lebih muda dari seseorang yang jika aku sebut namanya, kau pasti akan terkejut,” ujar Dokter Chou pada Luo Yan, seraya memperhatikan Zhu Lian yang berlalu dari balik jendela kaca taman yang besar.Berikutnya, tampak sang dokter berkata-kata pada Luo Yan yang memandangi pimpinannya dengan melebarkan mata. Tanda, bahwa ia agak terkejut. Entah apa yang dikatakan Chou Tien Chen pada Luo Yan.Hari itu setelah ia selesai berdagangan, Zhu Lian kembali masuk ke dalam
Mendengar suara orang yang berkata-kata itu, Zhu Lian memalingkan tubuhnya. Di sanalah ia melihat. Ternyata, yang berbicara padanya itu adalah Hu Chen. Putra pemimpin sekte Buaya Penjelajah tersebut datang bersama Song Mei Li. “Zhu Lian? Sedang apa kamu disini?! Ini adalah toko untuk menjual peralatan pendekar petualang. Kamu itu bukan pendekar. Buat apa kamu datang kemari?” Mei Li berkata pada mantan kekasihnya.“Biasa, sayang. Dia itu tertular oleh orang-orang. Bergaya seperti pendekar, membeli atribut sekte hanya untuk bergaya saja. Bukan begitu, Zhu Lian?” sindir Hu Chen.Apa yang dikatakan Hu Chen tidak salah. Banyak warga sipil atau mereka yang datang dari kalangan non pendekar membeli busana untuk bertualang. Tetapi tentu saja, orang-orang tersebut tidak memiliki qi apalagi kekuatan spiritual. Mereka melakukannya sebatas bergaya.Kemudian, mereka juga membeli emblem atau pakaian dengan logo sekte tertentu dan dikenakan sebagai gaya berbusana sehari-hari.Biasanya yang melakuka
“Jangan mengada-ada kau, Zhu Lian! Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa. Tetapi setidaknya aku mengenalmu. Jangan sampai kamu membuat aku malu di hadapan orang banyak karena akan berbelanja 10 miliar lebih!” tegur Mei Li pada mantan kekasihnya.“Zhu Lian, Zhu Lian. Calon istriku saja sampai merasa iba padamu karena kau berhalusinasi bisa berbelanja sebanyak itu di sini. Sudahlah, terimalah bantuanku untuk membayarkan belanjaanmu. Memangnya apa saja yang ingin kau beli, hah?” sambung Hu Chen merendahkan.“Aku bertanya pada kalian: apakah kalian mau bertaruh denganku. Bukan berharap belas kasihan dari kalian berdua.”Begitu kalem, Zhu Lian menanggapi perkataan Hu Chen dan Mei Li. Merasa Zhu Lian jumawa padahal mereka berdua yang sombong, Hu Chen dan Mei Li mulai merasa dongkol dengan tingkah lelaki jangkung yang berdiri di depan mereka.Terlalu congkak, sama sekali tidak terpikirkan oleh Hu Chen dan Mei Li. Kini, Zhu Lian sudah bolak-balik ke dalam Menara Nirwana. Untungnya sejauh ini,
“Hei, Zhu Lian! Aku ingatkan. Aku mau membantumu membayar belanjaanmu tapi hanya 10 miliar saja sesuai perkataanmu. Kalau kau ingin membeli pisau itu, jangan harap aku mau mengeluarkan uang sebanyak itu untukmu!” “Zhu Lian, kamu sudah gila, ya? Kak. Jangan ladeni orang ini. Dia itu tidak waras. Aku tahu dia. Tidak mungkin dia merogoh kocek sebesar itu. Kakak pikir saja. Dia itu hanya seorang pedagang bakmi. Tukang bakmi mana yang punya duit 32 miliar?!”Mendengar Zhu Lian akan membeli pisau Tombak Taring Naga, Hu Chen dan Mei Li langsung bereaksi. Keduanya masih tidak percaya Zhu Lian mampu untuk mengeluarkan uang sebesar itu.“Terima kasih untuk perhatian kalian. Tetapi, aku tidak berharap kau membantuku, Hu Chen. Mei Li, kau juga tidak perlu kahwatir. Aku akan membayar semua belanjaanku sendiri. Kalian tenang saja dan bersiaplah untuk kelaur dari sini dengan berjalan jongkok.”Begitu kalem, Zhu Lian menanggapi kata-kata mantan kekasih dan rivalnya. Para pendekar juga orang-orang si