STATUS SINDIRAN ISTRIKU
Pov RimaAku sedang berselancar di dunia maya, melihat status postingan teman-temanku. Terselip rasa rindu di dada. Seandainya, tak meninggalkan dunia model hanya untuk seorang laki-laki penghianat dan pembohong.
Kuteguk kopi hitam yang masih berasap, sejak mengetahui perselingkuhan suamiku. Mata ini sulit untuk terpejam. Meminum kopi sehari bisa mencapai empat cangkir.
Notifikasi pesan masuk di layar ponselnya. Membuka foto-foto yang dikirim oleh mata-mata yang aku sewa.
Mas Ajit sedang duduk merangkul wanita itu. Ia adalah Sofie, sakit hati ini dan sesak. Tak menyangka laki-laki itu berselingkuh.
Ridwan, pemuda yang aku bayar untuk mengikuti mereka mengirim video percakapan dua sejoli yang belum move on.
"Kenapa kamu nikah sa
Status Sindiran IstrikuPantas saja tak ada notifikasi pemasukkan dari bank. Ternyata, ia telah berbohong. Ke mana uang sebanyak itu.Setiap bulan aku mengambil uang tabunganku untuk membayar kartu kreditnya dan iuran yang lain. Dasar Ajit kamu sudah mencurangiku. Aku akan membalasnya."Boleh gak aku nanya?""Nanya boleh ngutang jangan." Necis tertawa menutup mulutnya. Akupun ikut tertawa. Necis, teman yang dapat diajak tertawa. Ia ramah, baik dan humoris."Kamu kenal Sofie?" bisikku di telinganya."Wanita bule itu? Tentu aku kenal. Dia sombong dan murah*an.""Maksud kamu? Dia itu ...." Necis menganggukkan kepala dan meletakkan jarinya di bibir."Aku tahu, dia suka bersama suamimu. Maaf kalau aku
Status Sindiran IstrikuSelama seminggu mas Ajit pergi tanpa kabar. Akupun juga tak menghubunginya. Lebih baik merencanakan semuanya dengan baik.Kubuka akun medsos Sofie69 karena aku tahu mas Ajit sudah mengubah pengaturannya agar tak terlihat olehku.Mereka sedang berdiri di sebuah taman. Melihat matahari yang akan terbenam. Walaupun, wajah suamiku tak terlihat, aku masih mengenalnya dengan baik. Baju mereka terlihat couple.Yang aku pikirkan, mengapa hubungan mereka tidak bisa diketahui para wartawan. Apa mungkin karena Sofie dan mas Ajit adalah rekan kerja dalam pemotretan.Mereka adalah pasangan model yang selalu digunakan oleh para perusahaan iklan. Bod*hnya aku tak memgetahui hal tersebut.Suara ponselku berdering, terlihat nomor baru di layar pipih milikku." Halo, siapa ini.""Rima, ini Mas. Maaf pulsa Mas habis," ucap
Status Sindiran Istriku"Rima! Rima!" Ia mengedor pintu rumah. Kemudian terdengar suara kunci pintu yang terbuka. Aku memejamkan mata ketika pintu kamar terbuka kasar."Astaga Rima! Dasar pemalas! Suami pulang bukannya disambut malah masih tidur," sungutnya kesal. Ia menguncang tubuhku kasar dan mendorong pinggulku dengan kakinya. Sakit sungguh sakit. Sepatunya terasa ke kulit."Rima! Kamu wanita apa kebo." Selimutku ditarik olehnya."Mas Ajit, sudah pulang." Aku hendak mencium tangannya. Segera ia tepis kasar. Aku juga tak sudi bersentuhan dengannya. Untuk apa menghormati orang yang tidak pernah menganggapku ada.."Kamu masih tidur. Sekarang jam berapa, ah." Kepalaku di dorong olehnya hingga terjatuh di atas bantal."Bangun, siapkan sarapan. Aku mau mandi dan segera berangkat lagi," teriaknya.Sengaja aku membuat pucat wajahku. Hanya ingin tahu, apakah ia iba
Status Sindiran IstrikuWajah mas Ajit semakin memerah." Kamu sudah berani!" Melayangkan tangannya. Namun, aku tahan dengan tatapan yang tak kalah tajam. Ia terkejut dengan perlawananku.Suara ponsel menghentikan pertengkaran kami." Awas kamu. Kita lihat saja," ucapnya dan berlalu pergi. Suara mobil sudah meninggalkan halaman. Mungkin, itu panggilan dari simpanannya.Segera aku memotret wajahku yang terlihat memar akibat pukulannya. Kukirim ke nomor ponsel Maya. Ia belum membukanya. Mungkin, sedang sibuk.Suasana rumah menjadi sepi. Merapikan piring dan nasi yang tergeletak di lantai. Untung saja bukan piring beling. Pasti akan repot mengumpulkan pecahannya.Aku masuk ke kamar setelah merapikan meja makan yang berantakan akibat ulahku. Mengambil koper memasukkan semua pakaianku dan perlengkapan lainnya. Tak menyisakan satu pun di rumah ini.
Status Sindiran IstrikuBab 13Seperti biasa aku datang lebih awal karena termasuk disiplin kerja. Para kru sedang mempersiapkan studio. Mataku menelusuri ruangan. Mencari ruang model, agar aku bisa beristirahat."Mba, ruang model di mana?" tanyaku pada salah satu karyawan gedung itu. Ia mengelengkan kepala. Entah tak tahu apa tak ingin menjawab.Berjalan pelan mencari ruang tersebut. Tak ada satu orang pun yang membuka mulutnya untukku.Setiap orang yang melihatku berwajah sinis dan jijik. Mereka tak segan-segan mengatakan sesuatu secara terang-terangan."Laki-laki bo*oh! Berlian diganti batu kali. Biar rasa hidup miskin," cibir mereka. Terdengar jelas di telinga. Ini pasti gara-gara Rima."Berita lagi viral ngomongin dia, istri cantik, penurut dan se
Status Sindiran IstrikuKakiku pegal sekali. Biasanya pemotretan hanya berlangsung satu jam kurang ini hingga berjam-jam. Nasibku jadi begini banget. Lebih baik duduk dulu merengangkan otot kaki.Ponselku berdering di dalam tas. Aku segera meraihnya. Sebuah nama muncul di layar kaca pipihku."Halo, Sofie ...." Suara tangis Sofie membuatku khawatir."Ajit ... istrimu memang benar-benar kurang aj*r. Foto aku di medsos menjadi sasaran mereka. Ajit, hidupku hancur beserta karirku," ungkapnya. Isakannya semakin kencang."Sekarang, kamu di mana?""Aku di atas gedung ini. Mereka mengenaliku. Aku dikeroyok oleh fans Rima. Rambutku di jambak, wajahku di cakar." Tangisan Sofie semakin kencang."Kamu tunggu di sana. Aku akan
Status Sindiran Istriku"Hentikan apa yang kalian lakukan," bentakku kepada mereka."Dasar pelakor! Kamu juga lelaki tak mau bersyukur!" maki salah satu dari mereka.Mereka memukul, menjambak dan juga menendangku. Teriakkan Sofie dan aku tak dihiraukan oleh mereka. Aku berusaha melindungi kepala dari amukan para wanita gila. Wanita berkelas namun, tak memiliki sikap yang baik.Mereka berjumlah tujuh orang, dandanan seperti istri para pengusaha. Terlihat dari perhiasan permata dan berlian. Pakaian dan tas bermerk yang pernah memanggilku untuk menjadi model produk.Tubuh mereka wangi tercium dari pakaian mereka. Parfum termahal dari produk luar negeri.Tubuh Sofie penuh cakaran, begitu juga diriku. Sebagian dari mereka menghajar kami. Sofie menutup kepalanya dengan tangannya. Ia ditendang dengan brutal."Aw! Ampun!" teriak Sofie merintih menahan sakit.
Status Sindiran Istriku"Maaf, Bu. Saya gak lihat Ibu," ucap petugas keamanan dengan suara bergetar. Ia terlihat takut. Wajahnya menunduk tak berani menatapnya. Keduanya terlihat tak berdaya."Kamu jangan belain ini wanita. Biarkan dia kami siksa!" Tunjuk wanita itu dengan penuh amarah mengebu. Ia menjambak rambut Sofie hingga rontok. Rintihan Sofie terdengar memilukan."Ta-tapi Bu." Petugas itu terlihat bingung. Ia mendongakan kepala lalu tertunduk lagi."Sudah jangan tapi-tapian. Ayo, kita hajar lagi! Kurung dia, jangan sampai lepas!" Mereka menyeret tubuh Sofie hingga wanita itu kesakitan.Ternyata pintu di lantai paling atas. Merekalah pelakunya bukan fans Rima seperti tuduhan Sofie."Ampun! Sakit! Jangan!" teriak Sofie berharap menghentikan aksi mereka."Tunggu! Apa yang kalian lakukan?" teriakku dengan lantang." Ini tak bole