Share

Malam Pertama

Laura memperhatikan Resti dengan sorot mata sadis, lalu berpindah pada bungkus makanan yang tengah dipegang oleh Devan. “Dih! Dasar! semua laki-laki itu sama. Yang baru bentuk cebong pun pandai bermain api. Tadi kerasukan minta jatah, sekarang malah menerima perhatian dari cewek lain,” Laura membatin mengata-ngatai suami brondongnya ini hanya berani sebatas di dalam hati.

“Resti, kamu duluan aja,” ucap Devan akhirnya.

Resti mengangkat kepala sembari memaksakan senyum, tidak berani berkutik. Dia merasa amat sangat bersyukur terhadap laki-laki di hadapannya sekarang ini karena telah menyelamatkan hidup dan matinya yang telah kepergok berkata tidak sopan untuk sang presdir.

“Siapa namamu?”

Suara Laura menghentikan langkah Resti. Sorot matanya redup penuh dengan dentuman keras di dalam dadanya. “Mampus! tamat riwayatku,” batin Resti memutar tubuh menghadap ke arah Laura.

“Resti Septia.”

“Ini peringatan terakhir untukmu. Bekerja dengan baik dan disiplin. Di perusahaan dilarang keras deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status