Share

Akhirnya Siuman

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2025-05-27 11:56:17

"Mas Dimas sudah siuman? Duh, bagaimana kalau dia ingat semua kejadian sebelum kecelakaan itu?" Tasya begitu panik. Dia tak bisa berpikir jernih jika dalam keadaan seperti itu.

"Faisal. Aku harus hubungi dia untuk berjaga-jaga. Tapi dia nggak bisa diandalkan sekarang. Bisanya cuma mengancam dan meremehkanku." Lagi-lagi Tasya menggumam sembari mempercepat langkah menuju area parkir mall.

"Aku harus ke rumah sakit lebih dulu dibandingkan Mas Langit. Dengan begitu, Mas Dimas pasti mengira jika selama dia koma hanya aku saja yang merawatnya. Mungkin dengan itu dia bisa memaafkan perselingkuhanku itu."

Setelah sampai area basement, Tasya segera masuk ke mobilnya dan melajukan mobil itu keluar mall. Perlahan menyusuri jalan yang padat kendaraan menuju rumah sakit mitra keluarga, tempat suaminya dirawat.

Dadanya berdebar tak karuan setelah sampai rumah sakit dan kini memasuki ruang ICU. Seorang dokter dan perawat masih di sana, memeriksa kondisi laki-laki yang tampak lebih kurus setelah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
duh Langit mana nih ?! jgn sampe nii medusa betina cuci otak Dimas . trs mending Dimas dirawat sm Senja d rmh Langit . ato Senja sm Langit pindah sementara ke rmh Dimas utk jaga Dimas . tp takut jg kalo nnt Senja di fitnah sm Tasya pas ngrawat mertuanya . lbh baik emg Dimas dbawa k rmh Langit
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Gelagat Aneh

    "Awan? Kamu di sini?" tanya Langit saat melihat laki-laki yang sempat menyukai istrinya itu sudah berdiri di depannya. Awan mengangguk pelan lalu menoleh pada perempuan yang duduk di depan Langit. Dia Ririn, sahabat Senja yang kini tersenyum ramah. "Gimana kabarnya, Lang?" tanya Awan sembari mengulurkan tangan. Langit pun menyambutnya. Kedua lelaki itu saling jabat tangan lalu menepuk-nepuk lengan pelan. "Semua baik. Alhamdulillah. Kamu sendiri?" tanya Langit balik. Awan manggut-manggut lalu kembali tersenyum. "Ohya, kenalkan ini Ririn, sahabatnya Senja. Itu suaminya, Rama," tunjuk Langit pada lelaki yang baru keluar dari toilet. Awan menoleh lalu kembali sedikit membungkukkan badan saat Rama beradu pandang dengannya. Mereka pun bersalaman. "Duduk, Wan. Sekalian makan bareng." Langit menarik kursi di sampingnya yang tak berpenghuni. Beberapa pesanan Langit pun datang. Namun, Awan masih berdiri di samping meja sembari meminta pelayan untuk membersihkan meja yang sedikit kotor.

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Binar Semesta

    Terik mentari menyinari bumi yang agak gersang. Sudah berminggu-minggu tak ada rintik hujan yang membasahi bumi. Hawa panas menyengat, ditambah kemacetan semakin mengular. Awan baru saja kembali dari kampungnya di perbatasan kota. Kini mulai dengan segala aktivitasnya di ibukota, dengan segala kemacetan yang ada, kesendiriannya dan kesibukannya di kantor. "Kenapa macet banget sih? Apa ada kecelakaan di depan sana?" gumam Awan sembari melirik arloji di tangan kirinya. Beberapa kali jemarinya mengetuk-ngetuk gagang stir. Berkali-kali pula dia menggumam sendiri karena cukup lama menunggu kendaraan di depannya melaju. Bukannya langsung melesat menembus kemacetan, yang ada justru semakin jalan perlahan seperti siput. "Ada kecelakaan di sana!" Teriak seorang penjaja minuman. Awan menghela napas panjang. Pantas saja semakin macet karena dugaannya memang benar. Sebuah truk terbalik, di depannya ada mobil berwarna putih yang ringsek. Dua kendaraan roda dua pun ikut parkir di sebelahnya deng

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Cahaya Senja

    "Habis dari panti asuhan Cahaya Senja ini kita lanjut kemana, Mas?" tanya Senja saat kembali masuk ke mobil kesayangan suaminya itu. Wanita bergamis ungu itu melambaikan tangannya ke tiga pengurus panti dan sepuluh anak yang kurang beruntung itu.Panti asuhan Cahaya Senja memang baru dibangun dan diresmikan. Oleh karena itulah belum cukup banyak anak panti di sana. Baru sepuluh anak saja yang berusia di bawah sepuluh tahun."Pokoknya ikut saja, Sayang." Langit membalas santai."Kenapa ini arah ke kantor kamu, Mas? Katanya mau makan siang? Kenapa malah muter-muter," ujar Senja lagi.Dia begitu penasaran, tapi Langit hanya tersenyum tipis. Langit tetap bungkam dan tak ingin membocorkan kejutannya."Memang ke arah kantor kita, Sayang. Pokoknya nanti kita bisa deketan tiap hari." Senja mengernyit lalu menoleh pada Langit yang kini manggut-mqnggut sembari tersenyum. Senja semakin penasaran apa maksud suaminya itu."Isshh, apaan sih, Mas? Penasaran banget." Senja merajuk. Dia mengerucutkan

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Syukur

    Lintang Pratama. Anak lelaki Langit Biru dan Senja Prameswari itu kini berusia tiga bulan. Sejak Lintang lahir, Senja merasa dunianya mulai berbeda. Rasa bahagia dan syukurnya bertambah dan melimpah. Apalagi Langit benar-benar bisa memerankan sosok suami dan ayah yang nyaris sempurna.Seperti janji Langit saat Senja melahirkan tiga bulan lalu, dia akan berusaha untuk mewujudkan segala keinginan istrinya. Keinginan yang sudah mulai dia wujudkan sejak kehamilan istrinya menginjak tujuh bulan. Buku diary di laci meja rias itu membuat Langit mengetahui semua mimpi-mimpi istrinya selama ini.Senja memang gemar menulis. Dia menceritakan tentang kehidupannya dalam diary berwarna ungu muda itu, termasuk tentang Langit dan anak lelakinya, Lintang Pratama. Di halaman depan diary, Senja selalu menuliskan impiannya lalu menceklis beberapa mimpi yang telah terwujud. Salah satunya membahagiakan kedua orang tuanya dan memberikan kehidupan yang lebih baik."Sayang, nanti siang siap-siap ya?" ujar Lan

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Lintang Pratama

    Seminggu setelah melahirkan, Langit dan Senja melakukan aqiqah untuk anak sulung mereka. Jagoan kecil itu terlihat begitu rapi dengan baju berwarna biru mudanya. Rambutnya termasuk lebat untuk ukuran bayi yang baru lahir. Sejak Senja melahirkan, Langit belum pergi ke kantor. Dia masih sibuk dengan dunia barunya sebagai seorang ayah. Tak hanya si kecil yang dirawat, tapi Langit juga begitu memperhatikan Senja bahkan berusaha untuk menyiapkan kebutuhan istrinya sehari-hari. "Sayang, syukuran dan aqiqah si kecil sudah kan?" tanya Senja memastikan saat tamu mulai berdatangan. "Sudah beres, Sayang. Lagipula kali ini dibantu sama ibu," ujar Langit. Senja kembali mengangguk. Dia melihat Abel yang masih duduk di kursi roda sembari membawa topi kecil hasil rajutannya. "Mbak ...." Suara lirih itu membuat Senja menoleh. Kedua mata Abel berkaca saat melihat senyum tipis di bibir kakaknya. "Mbak, maafkan aku," ujarnya kemudian. Abel mengusap kedua pipinya yang basah, sementara Senja menggelen

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Bertaruh Nyawa

    "Mas, mungkin istrinya mau melahirkan!" Suara tamu lain membuat Langit kembali menatap istrinya yang mulai bercucuran keringat. Tak menunggu lama, Langit pun menelepon Bagas agar segera mengantar mereka ke rumah sakit. Langit membopong istrinya ke mobil setelah Bagas datang. Anwar pun mengikuti menantunya itu lalu duduk di kursi depan bersebelahan dengan Bagas. Sementara Langit duduk di belakang bersama Senja. Dia yang kini masih sibuk membenarkan letak kepala istrinya agar lebih nyaman rebahan di pahanya. "Astaghfirullah. Sakittt ...." lirih Senja yang mulai tampak lemas dan keluar keringat dingin. Langit kembali menyeka kening istrinya dengan tissu lalu mengajaknya berdzikir pelan. Senja memejamkan mata, berusaha menahan rasa sakit yang luar biasa di perutnya. Perut terasa benjol ke sana-sini, mungkin kaki atau tangan si kecil yang ingin segera keluar dari perut ibunya. Langit mengusap perut istrinya sembari melafalkan dzikir dan surah-surah pendek. Tak terasa air matanya menete

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status