Share

Harus Menjadi Kebanggaan Orang Tua

Aku membuka lagi akun instagramnya Pak Aidan, kulihat lagi semua fotonya. Kalau dilihat disini memang sepertinya ia masih jomblo, tak ada satupun foto wanita yang ia posting kecuali foto ibunya. Kelihatannya ia dekat dengan sang ibu. Aku pernah mendengar, jika seorang wanita sedang mencari jodoh, pilihlah seorang laki-laki yang sayang dengan ibunya, karena jika seorang laki-laki sudah tahu cara menghargai dan menyayangi ibunya dengan baik, maka ia akan menghargai dan juga menyayangi wanita yang bersanding dengannya nanti.

Lalu pilihlah laki-laki yang senantiasa menghargai dan mencintai ibunya dengan baik dan bijaksana. Karena laki-laki akan senantiasa menghargai hati seorang wanita yang dicintainya, jika memang hatinya sudah terlatih untuk terus menghargai hati ibunya.

Lalu pilihlah laki-laki yang beramah tamah kepada ibunya karena kelak, laki-laki yang seperti itu akan beramah tamah kepada wanita yang dicintainya. Lalu pilihlah laki-laki yang berlemah lembut kepada ibunya, maka ia tidak akan kasar pula kepada wanita yang dicintainya kelak, baik dalam bersikap maupun dalam perilaku.

Lalu pilihlah laki-laki yang bisa menjaga ibunya dengan penuh penghormatan, karena laki-laki yang senantiasa menghormati ibunya dengan penuh kasih sayang, maka ia senantiasa pandai menghormati wanita yang dicintainya, baik ketika sedang dekat ataupun berjauhan.

Lalu, pilihlah laki-laki yang bisa mencintai ibunya dengan kasih sayang yang tulus dan tanpa mengenal lelah, karena laki-laki yang mencintai ibunya dengan kasih sayang yang tulus sudah pasti ia akan mencintai wanitanya kelak dengan cinta dan kasih sayang yang tulus pula, sebab laki-laki yang seperti itu tahu bahwa suatu saat nanti wanita yang dicintainya akan berstatus menjadi seorang ibu dari anak-anaknya

Lalu pilihlah laki-laki yang selalu bertanggung jawab kepada ibunya, karena laki-laki yang senantiasa menjaga tanggung jawabnya kepada sang ibu maka tentu ia tidak akan melupakan tanggung jawabnya kelak saat sudah bersanding dengan wanita yang dicintainya.

Mengapa tiba-tiba aku jadi terpikir, aku ingin bersanding dengan Pak Aidan? Aku tahu Itu sangat tidak mungkin, karena sepertinya usiaku dengan Pak Aidan juga terpaut jauh, sudahlah, aku tak ingin bermimpi terlalu jauh untuk mendapatkannya.

"Deeva!" Mama memanggilku.

"Iya, Ma!" Aku membuka pintu kamarku.

"Makan siang dulu!"

"Iya, sebentar!"

"Kamu lagi ngapain sih?" Tanya Mama.

"Menurut mama ganteng nggak?" Aku memperlihatkan foto Pak Aidan.

"Ganteng! Memang itu siapa?"

"Ini guru aku, dia masih baru ngajar disekolahku."

"Terus, kamu naksir?"

"He… He… He… Mama kok tau sih?"

"Tau dong! Soalnya kamu senyum-senyum gitu sih!"

"Tapi bukan cuma aku yang naksir, banyak!"

"Memang kenapa kalau banyak yang naksir?"

"Aku cemburu. He… He… He…"

"Kalau kamu cemburu, itu berati kamu punya keinginan untuk memiliki dia!"

"Kayaknya sih gitu, Ma!"

"Sadar Sayang, dia kan guru kamu, masa mau pacaran sama guru?"

"Nggak pacaran, Ma! Maunya langsung nikah. He… He… He… Kayak Mama dan Papa."

"Tapi masih lama! Kamu bilang kan, kamu masih mau kuliah dan meraih cita-cita kamu. Udah deh, ga usah bermimpi bisa bersanding dengan guru kamu itu, nanti kalau ga jadi kenyataan, sakit!"

Benar yang Mama bilang, aku harus bangun dari tidurku, jangan pernah bermimpi untuk jadi pacarnya, apalagi jadi istrinya. Semoga ini hanya rasa suka sesaat, tidak ada keinginan untuk memiliki.

Adzan ashar sudah berkumandang, aku beranjak kekamar mandi untuk membersihkan tubuhku, lalu melaksanakan sholat empat rakaat. 

"Deeva!" Mama memanggilku.

"Iya, Ma!"

"Ada undangan nih dari teman kamu!" Mama memberikanku sepucuk surat undangan.

"Dari siapa?" Tanyaku seraya melihat nama diundangan ini.

"Elfa mau nikah? Ini ga salah?" Tanyaku sambil melihat kembali nama yang tertera diundangan.

"Iya itu Elfa teman kamu mau nikah."

"Tapi Elfa kan masih sekolah kayak aku, kok udah mau nikah aja?"

"Yang mama dengar dari tetangga-tetangga sini, dia udah isi!"

"Dia udah hamil duluan?"

"Iya!"

Astagfirullahaladzim… Elfa adalah teman rumahku, ia anak yang pendiam, tidak mudah dekat dengan laki-laki, tapi ternyata… Ah aku tidak menyangka hal ini terjadi padanya. Aku sudah jarang bergaul dengannya, tapi kalau aku bertemu dengannya, kami masih bertegur sapa. Ia masih seusia denganku, masih duduk dibangku sekolah kelas 12. Setelah cukup lama tak mendengar kabarnya, ternyata ia sudah mau menikah secepat ini.

"Terus si Elfa sekolahnya gimana, Ma?"

"Mama juga ga tau! Kalau sudah begitu, mungkin langsung dikeluarkan dari sekolah."

Sayang sekali, padahal sudah mau ujian kelulusan tapi harus terhenti karena sudah hamil duluan.

"Pelajaran untuk kamu, jangan sampai kamu seperti itu ya! Kamu harus bisa jaga kesucian kamu hanya untuk suami kamu nanti, karena kamu adalah harapan Mama dan Papa satu-satunya, ga ada yang lain. Kamu harus bisa meraih cita-cita kamu, jangan sampai membuat malu orang tua dengan hal-hal seperti itu." Pesan Mama.

"Iya, Ma!"

"Kalau sudah seperti itu kan jadi dikeluarkan dari sekolah, lalu harus cepat-cepat menikah, yang seharusnya ia masih bisa meraih cita-citanya, ia masih bebas bermain, menghabiskan masa mudanya, jadi sudah harus mengurus suami dan anak."

"Iya, aku nggak mau seperti itu. Doakan aku selalu ya Ma, agar aku bisa terjaga dari hal-hal seperti itu dan juga agar aku bisa membahagiakan Mama dan Papa."

"Iya, Mama selalu mendoakan kamu."

Semoga aku dijauhi dari hal-hal semacam itu, karena pergaulan zaman sekarang memang mengerikan, hamil diluar nikah sudah bukan hal yang dianggap tabu, melainkan sudah menjadi hal yang biasa dilakukan. Naudzubillahimindzalik… Semoga Allah selalu menjagaku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status