Share

Mata Kami Sering Bertemu

Aku terbangun, kulihat jam dindingku sudah menunjukkan pukul 5.10, aku segera bangkit dari tempat tidurku menuju kamar mandi, aku berwudhu lalu melaksanakan sholat dua rakaat. Setelah itu aku mandi, lalu sarapan. Mama sudah membelikanku sebungkus nasi uduk. Selesai serapan, aku bersiap-siap untuk berangkat kesekolah. 

Pagi ini jalanan cukup padat, karena banyak anak sekolah, mahasiswa dan juga para pekerja yang melewati jalan ini dengan mengendarai kendaraannya. Aku sampai pegal mengendarai motorku, walaupun bisa menyalip namun tak sebentar aku harus memberhentikan motorku karena macet.

Aku sudah sampai disekolah, lalu memarkirkan motorku. Aku melihat Pak Aidan yang juga baru datang, lalu ia memarkirkan motornya. Ia melihat juga kearahku, aku malu, jangan-jangan ia tahu bahwa yang follow akun instagramnya adalah aku. Aku menunduk saja, tidak berani melihatnya lagi, lalu aku berjalan menuju kelas. Sepertinya pak Aidan ada dibelakangku, aku tidak berani menoleh kebelakang.

"Hai guys…." Sapaku kepada teman-temanku.

"Hai Deev…" Balas Tiara.

"Lagi pada ngomongin siapa sih?" Tanyaku.

"Ini teman kita ada yang baru jadian!" Jawab Salsa.

"Siapa?" Tanyaku.

"Ini Drea baru jadian sama Vicky." Jelas Alwa.

"Hah, serius?"

"Iya!" Ucap Tiara.

"Asyik… Kapan kita makan-makannya?" Ucapku.

"Nanti ya, pajak jadiannya menyusul. Ha… Ha… Ha…."

"Oke ditunggu!" Sahutku.

Akhirnya temanku ada yang melepas kejombloannya, ia berhasil punya pacar. Aku jadi ingin punya pacar juga, namun tak semudah itu mencari laki-laki yang cocok.

Bel masuk sudah berbunyi. Kami duduk dibangku masing-masing. Guru pelajaran hari ini sudah memasuki kelas. Seketika mataku tertuju pada seseorang yang tadi lewat didepan kelasku, karena aku duduk didekat pintu, jadi aku melihatnya. Yang tadi lewat adalah Pak Aidan, ia juga melihatku. Parfumnya sampai tercium oleh hidungku, ia wangi sekali. Aku jadi makin terpesona padanya.

"Tadi kamu lihat Pak Aidan lewat?" Tanyaku pada Tiara.

"Iya, lihat."

"Ganteng ya?"

"Cieee… Kamu beneran suka sama dia?"

"Sepertinya begitu…"

Aku benar-benar suka padanya, baru kali ini aku suka pada guruku sendiri, karena ia masih muda dan sepertinya juga belum menikah.

Aku sedang mendengar penjelasan mata pelajaran antropologi, tiba-tiba mataku ingin terpejam, aku ngantuk sekali. Selesai ibu guru menjelaskan, aku izin kekamar mandi untuk mencuci muka. Aku membasuh wajahku, lalu berjalan kembali menuju kelas. Aku lewat depan ruang praktek komputer, terdengar suara Pak Aidan sedang menjelaskan, lalu ketika kulewat didepan ruangannya, aku menoleh kedalam dan pak Aidan pun menoleh kearahku. Setiap aku melihat ia, ia pun melihatku, sudah beberapa kali mata kami saling bertemu, hal seperti ini jadi membuatku semangat.

Aku kembali masuk kedalam kelas, lalu duduk dibangkuku. Aku sudah mencuci muka dan sudah mencuci mata dengan melihat pak Aidan.

Jam istirahat tiba. Aku dan teman-temanku berjalan menunju kantin. Kami berjalan melewati kantor guru, lagi-lagi aku melihat Pak Aidan yang sedang makan, sepertinya ia membawa bekal dari rumah.

"Ssstttt… Itu pak Aidan lagi makan!" Ucap Tiara.

"Iya, aku juga lihat."

"Kamu suka sama pak Aidan?" Tanya Alwa.

Aku menganggukkan kepala.

"Kelas lain banyak lho yang suka sama dia!" Ucap Alwa.

"Oh ya?"

"Iya. Dengar-dengar dia juga masih jomblo loh." Tutur Alwa.

"Dia belum nikah?" Tanyaku.

"Belum!"

Feelingku tepat sekali, ternyata benar kalau ia belum menikah. Tapi sainganku banyak, banyak juga yang suka padanya.

Sampai dikantin, aku dan teman-temanku memesan makanan dan minuman, lalu kami kembali membicarakan pak Aidan.

"Kalian tahu si Chintya kan, anak kelas 12 IPA 2?" Tanya Salsa.

"Iya tau." Jawabku dan teman-temanku yang lain

"Dia juga suka sama pak Aidan." Jelas Salsa.

"Kamu tau dari mana?" Tanyaku.

"Dari temen aku, Widya anak IPA 2 juga. Widya bilang, teman-temannya banyak yang suka sama Pak Aidan."

Mengapa aku merasa cemburu karena banyak yang menyukai Pak Aidan? Jangan sampai aku punya keinginan untuk memilikinya. Aku juga sadar diri, aku hanya muridnya, bukan wanita seusianya, tak pantas Pak Aidan berdampingan denganku. Mungkin saja Pak Aidan juga sudah punya kekasih, aku pun tidak tahu.

***

Sudah waktunya pulang sekolah, aku dan teman-teman keluar kelas. Sebelum pulang kerumah, aku sholat dzuhur terlebih dahulu di musholla sekolah. Selesai sholat, aku melihat Pak Aidan yang juga baru selesai sholat, ia sedang memakai sepatu. Setelah sholat wajahnya terlihat lebih bersih, tapi aku tidak berani menatapnya terlalu lama, takut ia tahu bahwa aku sedang memperhatikannya.

Aku langsung berjalan menuju parkiran motor. Aku mengendarai motorku menuju rumah. 

"Assalamualaikum…" Ucap salamku saat sampai di rumah.

"Waalaikumsalam…" Jawab mama, lalu aku mencium tangan mama. Setelah itu langsung beranjak kekamar untuk berganti pakaian.

Kunyalakan AC dikamarku, kurebahkan tubuhku diatas kasur. Aku teringat ucapan Alwa yang mengatakan bahwa Pak Aidan masih jomblo, rasanya tak percaya, tapi jika memang itu benar, aku senang sekali.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status