Jatuh Cinta Pada Si Koki Tampan

Jatuh Cinta Pada Si Koki Tampan

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-29
Oleh:  Ms. BloomwoodTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat. 3 Ulasan-ulasan
92Bab
7.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Pertemuan pertama yang tidak menyenangkan antara Greta dan Ryan membuat keduanya saling membenci satu sama lain, namun takdir mempertemukan mereka kembali di suatu tempat yang tidak terduga. Ternyata Ryan adalah seorang Chef Celebrity yang menjadi tamu di Sekolah Kuliner yang Greta datangi. Sejak saat itu segalanya semakin rumit di antara mereka, bukan hanya karena mereka semakin sering di pertemukan satu sama lain, tapi juga karena ternyata keduanya sama-sama datang dari keluarga miliarder yang berbeda benua! Baca kisah seru, manis dan romantis mereka hanya di sini! Salam Hangat Ms. Bloomwood

Lihat lebih banyak

Bab 1

Airport Bump

Greta menarik koper di tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang segelas es kopi yang sesekali diseruputnya, saat itu ia baru saja mendarat di bandara Brisbane usai menghadiri pernikahan kakak laki-lakinya.

Pikiran Greta melayang kemana-mana karena di pernikahan kakaknya kemarin, beberapa orang dengan kasar menanyakan bagaimana rasanya ditipu tepat dua bulan sebelum hari pernikahan! Saat itu, dia merasa ingin menghilang ke bumi dari pada harus menghadapi orang-orang tidak sopan itu. 

Saat Greta masih asyik melamun, tiba-tiba seseorang menabrak pundaknya dengan keras. "Ya Tuhan! Bisakah kau berjalan dengan sedikit lebih fokus?!" bentak pria itu sambil membersihkan baju putihnya yang terkena noda kopi.

Greta memutar matanya, "Apa yang kamu katakan? Itu bukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan setelah kau menabrak seseorang!" bentaknya dengan wajah memerah karena marah.

"Apa kau bilang? Jadi kau baru saja bilang bahwa aku yang menabrakmu? Haruskah kita memeriksa CCTV untuk membuktikannya?" Pria itu mendongak dan menunjukkan wajah Australia yang tampan yang mengejutkan Greta, tetapi untungnya, dia segera mengendalikan diri.

Greta tampak ragu sejenak, dia sendiri tidak yakin tapi dia memilih berpura-pura, tentu saja dia tidak ingin disalahkan, apalagi reaksi pria itu agak berlebihan.

"Iya, memangnya kenapa? Kau yang menabrakku lebih dulu kan? Ya Tuhan, seharusnya kau minta maaf bukannya malah marah! Kau benar-benar menyebalkan! Oke, anggap saja aku baik hari ini jadi kau akan kubiarkan!" teriak Greta saat dia bersiap untuk melarikan diri.

Tapi tangan pria itu dengan cepat menghentikannya.

"Aku masih punya cukup waktu untuk membuktikan bahwa kau yang bersalah," kata pria itu datar dan tegas.

"Apa?" Greta terlihat sangat gugup, sejujurnya dia sendiri tidak yakin bahwa pria itu yang menabraknya. Jangan-jangan ia yang menabrak pria itu karena pikirannya terlalu fokus pada pertanyaan-pertanyaan menyebalkan yang diajukan orang-orang di pernikahan kakaknya kemarin.

"Oke, oke, anggap saja aku yang menabrakmu, maafkan aku, oke?" desis Greta yang tak mau dipermalukan di depan orang.

Genggaman pria itu mengendur lalu terlepas. Ia memandang Greta dari ujung kepala sampai ujung kaki, lalu menarik napas dalam-dalam dan berjalan menjauh dari Greta sambil menarik kopernya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Greta mendengus kesal,

"Astaga! Dia pikir dia Chris Hemsworth atau semacamnya? Dasar brengsek!" gerutu Greta sambil menarik kopernya dan terus berjalan menuju lobi. Matanya mengamati laki-laki angkuh itu dari belakang, saat itu mereka sama-sama sedang menuju ke lobby untuk bergabung dengan antrean taksi.

Greta menguap lebar, dia berdiri di lobi dan mengantri untuk mendapatkan taksi dengan mata mengantuk sehingga dia tidak sadar ketika dia tidak sengaja masuk ke dalam taksi yang ia pikir kosong.

"Kau?! Lagi! Apa yang kau lakukan di sini! Ya Tuhan! Tidak bisakah hariku lebih sial dari ini!" teriak  seseorang yang ternyata adalah pria sombong yang bertengkar dengannya di dalam bandara tadi.

Greta melotot, dia tidak mengatakan apa-apa dan bersiap untuk turun kembali. Namun antrean yang mengular di belakangnya membuatnya malas mengulang antrean hingga baris pertama. "Bisakah kita jalan saja, Sir? Saya akan membayar ongkos taksi dua kali lipat, saya benar-benar tidak ada waktu untuk mengantri, tolong," kata Greta kepada supir taksi dengan wajah memelas.

Pria sombong itu menatapnya dengan mata lebar,

"Hei, kau pikir kau ini siapa? Keluar!" kata pria itu singkat. Sebelum Greta sempat turun dari taksi, suara klakson yang sangat keras membuat sopir taksi bingung dan memilih untuk melanjutkan perjalanan. “Maaf, tapi saya tidak diperbolehkan untuk menghentikan taksi di area ini, jika anda tidak keberatan, saya akan mengantarkan kalian berdua secara bergiliran” kata supir taksi sambil menatap Greta dan pria di sebelahnya melalui kaca spion tengah.

Greta dan laki-laki itu sama-sama diam, artinya mereka setuju.

"Antarkan aku dulu," kata pria itu dengan wajah sangat kesal.

"Tentu saja, anda yang pertama masuk ke taksi saya, anda akan saya utamakan!" kata pengemudi itu dengan santai.

"Tujuan kalian?" tanya sopir taksi kepada mereka berdua.

"125 Eagle Street,"

"72 Eagle Street,"

Greta dan pria sombong itu menjawab bersamaan.

Sopir taksi yang merupakan pria paruh baya tertawa terbahak-bahak sendirian seolah-olah sesuatu yang lucu baru saja terjadi.

"Dengar! Tidak ada yang perlu diperdebatkan! Tujuan kalian sama, tuliskan tanggal hari ini, mungkin kalian akan mengingat hari ini sebagai hari pertama kalian bertemu..."

Baik Greta maupun pria sombong itu memalingkan muka dan memasang ekspresi ingin muntah. Menuju ke Eagle Street, mereka berdua diam. Bahkan pria angkuh itu sengaja memasang Airpods di telinganya agar Greta tidak mengajaknya berbicara.

17 menit kemudian mereka sampai di Eagle Street, taksi menurunkan Greta terlebih dahulu di depan apartemennya.

"Berapa yang harus saya bayar? Saya tidak keberatan jika saya harus membayar semua ongkosnya tapi saya khawatir pria sombong ini akan merasa terhina," gerutu Greta sambil membuka dompetnya.

Pria sombong itu mendengus, “Bisakah kau pergi saja dari sini secepatnya, aku benar-benar sakit kepala melihat kelakuanmu,” katanya sambil memijat keningnya.

Greta mencibir, satu alisnya terangkat. Dia membuka pintu taksi, lalu sebelum turun dia memberikan seratus dolar kepada sopir yang menerimanya dengan gembira.

"Hei, pria sombong! Dengarkan aku baik-baik! Kau tidak menarik perhatianku sama sekali! Jadi jangan bertingkah seolah kau adalah tampan yang mempesona atau semacamnya!" gerutu Greta setelah berhasil menurunkan kopernya ke trotoar.

Pria sombong itu hanya menggelengkan kepalanya dengan wajah menyebalkan dan menutup pintu mobil dengan keras. "Arrghhhhh!" Greta menghentakkan kakinya ke lantai dengan wajah kesal. Ia menatap taksi itu hingga menghilang dari pandangannya lalu bergegas menyeret kopernya kembali ke apartemennya dengan suasana hati yang buruk.

*****

"Kudengar akan ada demo memasak dari Michelin Stars Chef yang sedang naik daun saat ini," kata Amy, teman Greta.

"Siapa namanya?" tanya Greta sambil mengenakan celemek dan mengikat tali belakangnya erat-erat.

Amy memiringkan kepalanya untuk mengingat, "Ryan, Um, Ryan Lewis! Yup Ryan Lewis, itu namanya!"

Greta mengangguk, dia terlihat santai karena hari itu tugas mereka hanya menonton demo dan berlatih memasak. "Kau membawakan sesuatu untukku, dari Amerika?" bisik Amy, sesekali memeriksa catatannya.

Greta membuka tasnya, hendak mengatakan sesuatu namun suara keras teman-temannya membuatnya mendongak penasaran. Di depan meja demo memasak, Chef itu berdiri dengan wajah tampannya yang terlihat menarik dan tegas. Dia mengenakan jaket koki hitam dengan tulisan, The Food Theory di atasnya.

"Greta, minggu lalu kau menang kuis kan? Greta? Greta?" seru Amy yang kesal karena Greta tidak juga menoleh.

"Siapa yang memenangkan kuis minggu lalu?" tanya dosen yang berdiri di depan sekali lagi. "Greta! Greta!" Dengan gemas, Amy mencubit lengan Greta hingga membuat Greta tersadar dari lamunannya. “Yang menang kuis minggu lalu, silahkan maju untuk menjadi asisten Chef Ryan Lewis hari ini,” dosen itu berkeliling mencari si pemenang kuis.

Greta dengan gugup melangkah maju, menyembunyikan wajahnya agar tidak dikenali.

"Oke, Greta, perkenalkan dirimu kepada Chef Ryan Lewis," kata si dosen memaksa Greta untuk mendongak sehingga dia tidak bisa menghindar dari tatapan tajam pria sombong di hadapannya.

"Kau?" desis Chef Ryan Lewis dengan gusar.

*****

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Abbys
Ceritanya bagus dan tidak membosankan
2024-04-08 18:03:19
0
user avatar
Me Nana
ee ceritanya seru.. to be honest cerita summer lgi best . gudjob thor... 10bintang utk ceritanya . saya suka saya suka...
2023-07-30 01:28:16
0
user avatar
Aisha Arkana
semangat Thor update... kaya bagus ceritanya...
2023-05-26 10:31:19
0
92 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status