Share

Penampilan Menawan

Author: Risca Amelia
last update Huling Na-update: 2025-07-15 23:39:34

Wina meneliti liontin emas berbentuk kunci itu sekali lagi. Matanya menyapu setiap detail ukiran halus berbentuk huruf G. Ada sesuatu yang ganjil, yang menusuk rasa ingin tahunya lebih dalam daripada sekadar godaan menjual benda tersebut.

Bagaimana mungkin Esme, gadis tuli yang harus jungkir balik membiayai pengobatan ibunya yang renta, bisa memiliki barang semahal ini? Mungkinkah dia mencuri dari rumah orang kaya? Atau menemukannya tercecer di jalanan?

Entahlah. Namun di mata Wina, segala kemungkinan itu tetap merujuk pada satu hal: Esme tak pantas memilikinya.

Dengan gerakan pelan, Wina menempelkan liontin itu di lekuk lehernya, walau belum berkalung rantai. Dari pantulan cermin, kilau emas murni yang menempel di kulitnya tampak memancarkan aura elegan. Seolah menegaskan dirinya memang dilahirkan untuk hal-hal indah.

Mungkin lebih bijak memastikan nilainya sebelum gegabah menjual. Setidaknya, ia akan tahu seberapa besar kemewahan yang pernah tersembunyi di tangan Esme.

Tanpa membua
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Idola Para Wanita

    Setelah bayangan Nelson lenyap di ambang pintu paviliun, Reinan memalingkan wajah pada Esme dengan sorot bersiteguh. Ia menggenggam telapak tangan kanan sang istri, seolah ingin menegaskan sesuatu. “Janji padaku,” bisiknya lirih, “kamu nggak akan bekerja di perusahaan. Kalau kamu bosan di rumah, lebih baik bekerja saja di restoran. Aku akan ikut. Di perusahaan itu… hanya membuat kepala pusing.”Esme menunduk, merasakan hatinya tersentuh oleh kejujuran Reinan yang selalu meyakinkan. “Aku nggak akan bekerja di sana, Rein. Jangan khawatir.”Seakan lega, Reinan menarik napas panjang, kemudian menoleh pada Kailash yang berdiri tegak di dekat pintu. “Paman, bawakan tasku yang ada lego dan buku gambar. Aku mau membawanya.”Kailash mengangguk patuh. “Baik, Tuan Muda.”Tak lama berselang, mereka berjalan bersama menuju mobil yang sudah menanti. Esme menggenggam tas bekal, sementara Kailash menyodorkan tas besar berisi mainan kepada sopir.Namun, Esme mengerutkan dahi saat menyadari pria itu

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Tawaran Berbahaya

    Walau Esme masih terhipnotis oleh penampilan Reinan yang memukau, ia berhasil menarik diri dari pusaran kekaguman. Gadis itu segera tersadar kala Reinan menoleh, menatapnya dengan binar polos.“Apa kamu suka bajuku hari ini? Dan model rambutku? Aku tampan, kan?”Nada suara Reinan terdengar ringan, tetapi ada kesungguhan yang menyusup di balik senyum cerianya. “I-iya, kamu tampan,” jawab Esme sedikit gugup.Mendengar pujian dari sang istri, Reinan tampak puas. “Ini idenya Paman Kailash. Katanya, aku harus pakai baju yang rapi saat bertemu dengan temanmu.”Setelah berkata demikian, Reinan menunduk dan menatap layar ponselnya, pura-pura sibuk bermain game. Namun, Esme tahu betul, suaminya itu masih saja menyimpan cemburu pada Fabian.Tanpa sadar, senyum merekah di bibir Esme. Entah mengapa, sisi manja sang suami justru membuat Esme merasa hangat.Ia duduk bersisian dengan Reinan, dan melayani semua keperluan suaminya itu dengan sabar.Mereka menikmati pagi dalam kebersamaan yang sederha

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Penampilan Menawan

    Wina meneliti liontin emas berbentuk kunci itu sekali lagi. Matanya menyapu setiap detail ukiran halus berbentuk huruf G. Ada sesuatu yang ganjil, yang menusuk rasa ingin tahunya lebih dalam daripada sekadar godaan menjual benda tersebut.Bagaimana mungkin Esme, gadis tuli yang harus jungkir balik membiayai pengobatan ibunya yang renta, bisa memiliki barang semahal ini? Mungkinkah dia mencuri dari rumah orang kaya? Atau menemukannya tercecer di jalanan? Entahlah. Namun di mata Wina, segala kemungkinan itu tetap merujuk pada satu hal: Esme tak pantas memilikinya.Dengan gerakan pelan, Wina menempelkan liontin itu di lekuk lehernya, walau belum berkalung rantai. Dari pantulan cermin, kilau emas murni yang menempel di kulitnya tampak memancarkan aura elegan. Seolah menegaskan dirinya memang dilahirkan untuk hal-hal indah.Mungkin lebih bijak memastikan nilainya sebelum gegabah menjual. Setidaknya, ia akan tahu seberapa besar kemewahan yang pernah tersembunyi di tangan Esme.Tanpa membua

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Petunjuk yang Dirampas

    Sepasang mata Reinan bagaikan cermin yang memantulkan kebimbangan di hati Esme. Alis pria itu merapat, pertanda ia masih menanti jawaban yang tak kunjung keluar.Dalam hati, Esme membatin dengan getir. Jika Reinan tahu betapa kelam masa lalunya, apakah dia masih akan menatapnya seperti itu? Apakah mata yang indah tersebut akan berubah menjadi kecewa?Sambil menahan gejolak di dada, Esme akhirnya membuka suara, “Kak Fabian adalah dokter yang menangani Mama di rumah sakit.”Reinan mendengus kecil, lalu tangannya terulur menggaruk kepalanya yang jelas tak gatal sama sekali. “Kalau dokter, kenapa panggilnya ‘Kak’, bukan ‘Pak Dokter’?” tanyanya, dengan nada datar yang membuat Esme justru semakin merasa bersalah.“Karena aku dan Kak Fabian sudah saling mengenal sejak lama. Dulu rumah kami bertetangga. Dia adalah teman masa kecilku,” jelas Esme hati-hati, takut Reinan semakin salah paham.Reinan tampak diam sejenak, seakan mencerna penjelasan itu. Namun, tatapan matanya tak juga melembut. S

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Teman Laki-laki Lain

    Di tengah taman yang diselimuti kabut putih, Esme melihat ibunya sedang berdiri. Wajah lembut itu memandangnya penuh kerinduan. Bibirnya yang pucat bergetar memanggil tanpa suara.Tangan sang ibu terulur pelan, membawa setangkai mawar putih yang menjadi penawar duka. Namun, saat Esme hendak mendekat, ibunya melangkah mundur. Seorang pria dengan wajah samar menarik lengan ibunya dari belakang. Menyeret sosok rapuh itu menjauh ke dalam gelap yang pekat. Esme berlari, ingin meraih tangan yang selama ini selalu mendekapnya penuh kasih sayang. Akan tetapi, sepasang lengan lain mencengkeram tubuhnya dari belakang. Erat. Tak terelakkan. Ketakutan langsung membekukan nadi Esme kala pria asing itu merengkuh pinggangnya. Dengan suara bariton yang serak, ia berbisik. “Akhirnya, aku menemukanmu… Kamu sudah pernah menjadi milikku, dan mulai sekarang, aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi.”Tubuh Esme menggigil hebat, seakan seluruh raganya hendak runtuh. Ia meronta dengan panik, berusaha me

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Istri yang Dicampakkan

    Dengan kedua pipi merona, Esme menatap Reinan penuh ragu.“Kamu benar-benar mau dicium…seperti pangeran kodok?” tanya Esme memastikan. Suaranya hampir tenggelam oleh rasa malu. Dalam hati, ia tak bisa menepis keraguan yang tumbuh. Pengalaman sebelumnya membuat Esme waspada—Reinan sering mempermainkan perasaannya dengan tingkah polos yang tak tertebak. Siapa yang bisa menjamin malam ini sang suami tidak akan menggodanya lagi? Mungkin, saat ia sudah bersiap menuruti permintaan itu, Reinan akan tergelak dan membatalkan hanya untuk menggoda.Namun, kali ini Reinan mengembungkan pipinya dengan sungguh-sungguh. Matanya mengerjap, bagai anak kecil yang bersikeras mendapatkan hadiah. “Aku mau dicium,” jawabnya tegas bercampur manja. “Kalau nggak, aku nggak mau ikut kamu. Titik.”Esme menggigit bibir bawah, mencoba meredakan debar jantungnya. Perlahan, ia merunduk lalu mendekatkan ke arah Reinan. Jemari Esme yang gemetar menumpu di dada Reinan untuk menahan canggung. Saat jarak mereka han

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status