Home / Rumah Tangga / Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya / Bab 04. Dia tidak selevel denganku.

Share

Bab 04. Dia tidak selevel denganku.

last update Last Updated: 2025-02-06 16:54:45

Bab 04. Dia tidak selevel denganku. (Km6-2-2025)

***

Ada luka yang membekas dihatiku ini.

Nyeri.

Nyeri sekali.

Namun, kali ini aku tahan untuk kuat didepannya. Aku tidak ingin terlihat RAPUH dihadapan laki-laki yang masih berstatus kan suami, walaupun telah menalak aku ke tahap tiga dan aku masih bersabar untuk itu.

Ku berani menatapnya dengan tenang, ingin melihat reaksinya seperti apa?

Ku hela nafas pelan. "Sudah" kataku singkat dengan tenang. Bahkan senyum pun tidak. Seperti biasa aku lakukan.

Aku tidak ingin bermanis-manis seperti dulu. Merasa bersalah jika dia marah, kini hal itu lagi.

Ia tampak tersenyum getir menatapku dengan rasa bersalah yang mendalam. Tapi semua sudah terlambat.

Perlu diperbaiki.

Apanya? 

Toh, semua sudah terlontar dan tidak bisa ditarik kembali. Rasa penyesalan mendalam ia rasakan, mungkin ia merasa sangat bersalah karena telah mengatakannya tanpa sadar.

"Aku benar-benar minta maaf sama kamu. Maukah kamu memaafkan aku" nadanya serius bahkan sedikit ditekan. Ada getaran yang ia pendam.

Aku hanya ulaskan senyum.

Senyum yang pahit dan getir. "Setelah kamu mengatakan itu, apa kamu baru menyesalinya?. Apa dulu tidak pernah terpikirkan  olehmu apa yang kamu ucapkan itu sangat menyakitkan?. Bahkan menghancurkan duniaku. Meluluh lantakan jiwa ragaku. Kau tahu bagaimana perasaanku kala itu, mas?" Mataku terasa perih. Dan yang membuncah dikelopak mataku. Aku tahu, jika aku lemah dan tak berdaya namun aku coba tegar, coba untuk kuat. Tapi aku hanyalah wanita biasa.

"Ya, ya,,, aku tau. Maka dari itu aku minta maaf. Kita bisa memperbaikinya demi anak-anak kita" rengeknya dengan wajah memelas. Rasanya aku ingin menghancurkan wajahnya hingga tak berbentuk.

Wajah memelas, penuh kesedihan, namun tersimpan KEMUNAFIKAN.

Dengan alasan buat anak-anak dia mengatakan hal itu penyesalan.

Dulu dimana hal itu?

Apa nggak terpikirkan jika perpisahan itu akan terjadi seperti ini pada AKHIRNYA.

"AKU TIDAK INGIN MEMBAHAS HAL YANG NGGAK PETING!" kemudian aku berlalu dari hadapannya. Mulai hari ini aku akan tidur terpisah dengannya dan aku akan tidur dikamar Shinta putriku karena aku merasa lebih nyaman.

****

Saat bangun pagi, sudah ku siapkan sarapan untuknya seperti biasanya, saat sarapan bersama kini tidak ada kehangatan seperti biasanya bersama anak-anak.

"Aku akan pulang malam!" Ujarnya saat menyelesaikan sarapannya. Dia tidak menanyakan minuman yang biasa aku siapkan untuk saat akan beraktivitas.

Aku hanya tersenyum kecut menanggapinya.

Terserah!

Aku juga tidak peduli jikapun dia pulang malam ataupun pulang larut malam sekalipun. Bahkan tidak pulang sekalipun aku sudah tidak peduli lagi.

"Kenapa diam? Kau anggap apa aku ini?" Dia tampak kesal melontarkan kata-kata. Ku tanggapi dengan tenang. Tersenyum kecil padanya.

"Lalu apa yang kau inginkan?" Ucapku balik bertanya. Karena sudah tidak ada lagi yang perlu dibahas kali ini karena hubungan ini secara perlahan akan RETAK  pada akhirnya hanya ada perceraian yang terjadi, karena sudah tidak bisa diperbaiki lagi.

"Aku tidak ingin bertengkar lagi hari ini!" dengusnya. Aku juga tidak ingin menanggapinya lagi.

"Aku pergi!" ia pun berlalu dan pergi. Lagi, aku tersenyum getir saat kepergian hingga rumah ini terasa sepi dan hampa.

"Ayah, ibu, kini aku baru menyadarinya apa yang pernah kalian katakan tentang mas Romi" tak terasa air mataku bergulir secara perlahan. Teringat akan ucapan orang tuaku terutama ibuku.

"Nak, apa tidak terlalu cepat keputusan yang kamu ambil?. Pikirkan dulu, ini demi kebaikanmu. Ibu tidak menghalangi untuk menikah. Tapi, kamu perlu mengenalnya lebih dekat. Ibu merasa khawatir denganmu, entah mengapa ibu belum bisa melepasmu untuk menikah dengan Romi. Sebaiknya kamu pikirkan nak, sebelum pada akhirnya nanti kamu menyesali keputusanmu ini" pesan ibu kala itu. Air mataku makin deras bergulir. "Maafkan aku ibu, ayah" bisikku lirih.

Hupffff...

Kini aku mulai mengemasi barang-barangku, sedikit demi sedikit agar tidak menimbulkan kecurigaan bagi mas Restu. Terlebih rumah ini begitu sepi dan dingin.

Mulai saat ini aku tidak akan mengemis lagi cinta pada mas Romi, dan aku akan pergi menjauh, menghilang untuk selama-lamanya.

Ada telpon masuk. "Hallo, ya,,,"

"Laki-laki tak tau diri! Bukankah ibu dulu pernah memperingatimu. Sekarang kau sadar, bukan!"

"Apa ingin aku bereskan laki-laki tak tau diri itu!" sentak suara diseberang sana yang lagi menelpon, penuh amarah yang bergejolak.

"Tidak. Jangan!" cegahku karena jika hal itu dilakukannya maka selesai sudah nasib mas Romi. Aku tidak mau hal itu terjadi padanya.

"Apa maksudmu? Kamu masih melindunginya setelah menyakitimu. Buat apa?"

"Itu urusanku"

"Iya, tapi buat apa kamu melindunginya seperti ini? Apa ingin kamu semakin terpuruk. Dia sudah berani SELINGKUH dihadapanmu, tapi kamu masih memberinya kesempatan.  Aku tidak tahu jalan pikiranmu kemana? Jika kamu mengatakan satu kalimat saja, maka aku akan MELENYAPKANNYA DARI MUKA BUMI INI,  karena apa yang telah dilakukannya padamu! Apakah kamu masih memberinya kesempatan?"

"Tidak. Karena dia sudah menalakku tiga kali. Dan itu tidak bisa dirubah. Aku hanya ingin dia tersadar atas apa yang telah dia lakukan padaku"

"Apa? Sudah menalagmu sampai tiga kali!"

"Bajingan! Laki-laki tidak tahu diri" geramnya sampai mengepalkan tanganya kuat.

"Lalu apa yang kamu inginkan sekarang?"

"Biarkan saja dia. Toh, aku sudah mulai menjauh"

"Apa kamu tidak mau memberinya pelajaran?"

"Itu rencana ku. Aku akan memberi pelajaran padanya, tapi perlahan, biar dia merasakan sakit yang tak ada luka!"

"Bagaimana dengan wanita selingkuhannya?"

"Dia tidak selevel denganku!"

"Apa perlu diberi pelajaran juga?"

"Itu terserah kamu. Aku tidak peduli lagi. Terlebih aku sudah melepaskan mas Romi. Setiap saat aku bisa saja menggugatnya. Aku juga sudah menghubungi pengacara dan memberi barang bukti tentang perselingkuhan mas Romi"

"Kamu masih saja menghormati laki-laki tak tahu diri itu. Muak aku mendengarnya!"

"Laki-laki yang sudah selingkuh itu tidak akan pernah sembuh. Aku sudah melepasnya. Aku tidak peduli lagi padanya!"

"Bagaimana dengan anak anakmu sekarang?"

"Ditempat aman. Mas Romi tidak tahu keberadaan mereka"

"Lalu tentang rumah dan harta gono-gini?"

"Rumah itu kami beli dengan uang berdua. Namun, aku biarkan saja. Masalah harta gono-gini, aku suruh menyesuaikan pengacara dan sudah diurus"

"Ternyata kamu pintar. Kini aku tenang. Tapi, kamu tidak perlu khawatir. Setelah kamu kembali kekeluarga SAYLENDRA maka kamu akan jadi wanita yang tidak akan dipandang remeh lagi. Calon manta suami Romi itu pasti akan menyesalinya seumur hidup karena telah menceraikanmu, dan mengemis-mengemis padamu seperti anjing"

Mendengar hal itu aku hanya tersenyum tipis.

Diseberang sana orang yang sedang menelponku terdiam, juga bersyukur karena kini aku sebentar lagi akan menjadi seorang janda.

"Romi itu laki-laki buta. Aku tahu siapa Lana itu, hanyalah wanita licik dan picik yang hanya memburu kesenangan dan kejantanan saja serta harta kemewahan. Setelah Romi tak mampu lagi memuaskannya maka dia akan di-TENDANGNYA" ada kegeraman dibalik kata-katanya.

Lagi-lagi aku tersenyum terkulum mendengarnya. Aku hanya menyimak setiap kata-kata yang diucapkannya.

"Jadi benar kamu akan PISAH dengan Romi. Kapan?" Tanyanya. Menunggu jawabannya.

Mendesah pelan. Berat

bagiku mengambil keputusan ini. Namun, aku tidak bisa mempertahankannya lagi sekalipun dalam benak ku terbayang-bayang wajah kedua anakku.

"Hmmm,,,," gumamku lirih penuh keraguan.©

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 14

    Perlu sikap tegas. ***"Pak, pak,,, salah saya apa pak, hingga saya ditangkap?" bentuk protes Reno tidak tahu kesalahan yang dilakukan. Saat digelandang ke kantor polisi. Lupa apa amnesia ya.Tidak peduli seberapa besar protesnya polisi tetap mencekalnya hingga tidak berkutik buat melawannya.Jika melawan mereka akan mati konyol, kena sasaran timah panas aparat negara. Tentu saja kekuatannya tidak sebanding pada polisi itu.Polisi tampak garang. "Ini bukti penangkapan anda. Jelaskan nanti dikantor saja!" Maka diciduklah Reno dengan berbagai pertanyaan dibenaknya. Tak selang berapa lama Reno pun sampai dikantor dan terkejut melihat siapa gerangan menjadi tersangka tapi hanya melihatnya sekilas. Kini baru menyadarinya. "Kamu,,,?"Laki-laki itu tersenyum dingin membuat tengkuknya merinding terasa dingin seperti es membeku.Baru sadar."Saudara ,,, orang ini yang maksudkan?" "Benar pak, dia yang telah melecehkan adik saya. Dia harus dihukum berat!"Reno tidak bisa berkata apa-apa

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 13

    Bab 13. Sikapnya sangat menyebalkan. *** Laki-laki itu tersenyum sinis kearah Reno dengan tatapan dingin. "Tidak penting kau mengenalku. Setidaknya kau selamat kali ini, jika tidak, nyawamu tidak terselamatkan!" Orang itu menambahkan lagi. "Minggir kau!" Sorot matanya penuh sarat membunuh. Bughhhh,,,, Laki-laki itu menendang kuat Reno hingga terjungkal. "Aaarrggghhhh,,," ringis Reno kesakitan bagian yang ditendang. Laki-laki jongkok, meraih krah Reno dan kepalan tangannya mengarah tepat dimukanya beberapa kali. Hingga dari mulut Reno pun mengeluarkan darah. Orang itu seolah belum puas menyisakan, hingga pukulannya bertubi-tubi mengarah ditubuh Reno yang rasa hancur lebur. Lalu laki-laki itu berdiri, sekali tendangkan kakinya kuat-kuat membuat tubuh Reno yang besar itu ikut terseret. "Aaakkkkkk!" Rintihnya, menahan sakit disekujur badannya. Laki-laki itu pun nampak tersenyum, tapi belum puas melihat Reno yang terkapar muntah darah itu. Laki-laki itu lalu mendengus. "

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 12. Pelecehan adik ipar 2.

    ##### Pakaian robek hingga bagian tubuhnya yang atas terekspos membuat Reno matanya langsung berkilat dengan jakun turun naik serta darahnya mendidih. Ada yang bergejolak dalam dirinya begitu kuat hingga tak mampu diredamnya kecuali... Nafasnya putus putus dengan mata membelalak tak percaya melihat kulit mulus sang kakak ipar yang bersedih bak porselen seolah kulit itu terawat dengan baik. "Oh, kulitnya mulus sekali tiada cacat." Berbeda dengan Luna yang makin ketakutan. Harga dirinya benar benar runtuh dititik terendah. Tidak bisa berkutik atas perlakuan buruk adik iparnya. Luna menggigit bibirnya kuat-kuat, tubuhnya gemetar hebat. Ia merasa seperti seekor rusa yang terjebak dalam tatapan lapar seekor pemangsa. Pakaian yang terkoyak membuatnya semakin rentan, membuat rasa takut menyelimutinya hingga ke tulang. Sebisanya ia menutupi bagian yang terbuka dengan suka payah tanpa berani kontak dengan tatapan Reno yang seolah sedang menelanjanginya. "Reno... jangan lakukan ini

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 11. Pelecehan adik ipar.

    ##### Sungguh hal yang mencengangkan jika adik iparnya sampai berbuat sejauh ini. "Apa yang kamu lakukan Reno? ini tidak pantas! lepaskan aku! aku ini kakak iparmu! lepaskan aku, kalau tidak... aku akan teriak!" Hp yang dipegangnya lepas. Namun, hal tak terduga terjadi karena tanpa sengaja Luna menekan tombol hijau dan melouspekernya. Hp itu terjatuh kebawah begitu saja dan tidak terlihat layar bahkan Luna tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima dengan pasrah. Kekuatannya terlalu lemah untuk ukuran seorang wanita sedangkan adik iparnya Reno seorang laki laki yang kekuatan jauh lebih besar dari yang dimilikinya. Reno terlihat santai dan tenang. "Teriak saja kakak ipar. Kakak ipar pasti tahu kan yang terjadi apa? nggak ada yang dengar kak" Reno tertawa renyah melihat kekonyolan ini. ia memeluk erat penuh nafsu disaat panggilan telpon sudah diangkatnya. Tentu saja Luna dilanda kepanikan. Bagaimana ia akan bicara karena saat ini Reno sedang memeluknya. "Kau sudah gila ya! aku

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 10

    Seperti mimpi buruk. #### Ada rasa ketakutan tersendiri dihati Luna tapi jika diam saja maka harga dirinya akan diinjak injak dan akan menjadi bahan cibiran bagi suaminya. "Aku berhak. Karena kamu sebentar lagi bukan suamiku" nadanya tegas. Matanya membulat. Matanya panas sedari menahan kecamuk dalam dadanya. Mata Restu melotot dapati hal. Tak terima harga dirinya diinjak injak oleh seorang wanita yang masih istrinya. "Apa maksudmu?" Suaranya keras dengan tatapan penuh intimidasi. Tak kalah sengitnya, Luna berusaha untuk melawannya. "Sudah jelas. Tidak perlu ku jelaskan lagi. Pergi dari kamar ini. Atau tidak,,,?" "Kalau tidak, mau apa? Hah,,,!" Sahutnya lantang. "Oke. Aku yang pergi dari sini. Jika itu yang kau inginkan" Luna bermaksud bersiap untuk pergi. Tatapan suaminya melunak. "Baik" suaranya lirih, akhirnya pergi dari kamar putranya. Restu tampak frustasi dengan keadaan sekarang terlebih Lana tidak ada dan bisa untuk menghilangkan penat yang dirasakannya.

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 09

    Saat kembali. **** Sebenarnya Restu merasa gelisah teringat wanita yang dilihatnya. Tampak begitu cantik , anggun serta elegan. Bahkan melepas penutup kepalanya yang selama ini dikenakan. Dia begitu cantiknya bagai seorang bidadari yang turun ke bumi. Kulitnya juga putih mulus dengan polesan make up yang menambah daya tarik tersendiri bagi lawan jenis. "Tidak mungkin itu Luna. Dia begitu perfect. Bodynya juga yahut tidak seperti yang pernah ku lihat selama ini. Bahkan dengan Lana sangat jauh berbeda. Tubuhnya lebih berisi dan montok. Bahkan selama ini tidak pernah memakai high heels sama sekali. Terlebih mengenakan pakaian yang tampak mewah terlihat. Darimana dia dapat uang?" Spekulasi terus bermain main dipikirannya tentang istrinya selama ini. Bahkan penampilannya yang terlihat tadi jelas berbeda dengan selama ini. Akhirnya pertemuan itu pun dimulai. Bahkan Restu berhadapan dengan seorang investor yang belum pernah dilihatnya selama ini. Tampak terasa asing. Tapi yang la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status